ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


TRCC UM Hadiri Jambore FPRB Jatim II 2023 Selama 3 Hari

Eko Rudianto
19 Agustus 2023 | 15.46 WIB Last Updated 2023-08-19T08:46:10Z

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Jambore Kemanusiaan Forum Pengurangan Risiko Bencana digelar pada 18-20 Agustus 2023 bertepatan dengan World Humanity Day. Tim Reaksi Cepat Cakrawala Universitas Negeri Malang (TRCC UM) hadir dalam kegiatan tersebut. Dibuka langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Prov Jatim, Benny Sampirwanto yang mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan beberapa point penting dan harapan.

"Saya menyampaikn pesan dari ibu Gubernur diantaranya Bersama-sama melakukan pengurangan risiko bencana melalui peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat serta fasilitas penanggulangan bencana, Membangun kesadaran kolektif akan kepedulian terhadap penanggulangan bencana, Perlu terus menerus menyatukan presepsi dalam perencanaan dan pelaksanaan program, Melaksanakan jalur koordinasi hingga desa, Membangun koordinasi lintas sektor yang disebut penta helix, Berharap dapat mempertemukan pegiat kebencanaan bertukar pikiran dan menambah relasi" ujar Benny 

Memperhatikan dokumen kajian risiko bencana provinsi Jawa Timur tahun 2022- 2026, Jawa Timur memiliki 14 jenis ancaman serta kondisi kerentanan dan kapasitas yang telah diidentifikasi tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Tingginya potensi risiko bencana di Jawa Timur tentunya memerlukan keterlibatan seluruh pihak, bukan hanya pemerintah saja, namun seluruh elemen masyarakat untuk melakukan berbagai upaya-upayapengurangan risiko bencana.

Menurut undang-undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB) menyebutkan bahwa PB merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang menyebabkan timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/ atau mengurangi ancaman bencana. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi ancaman bencana sering juga dikenal sebagai upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB). 

PRB didefinisikan sebagai konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisis dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana termasuk dengan diminimalisir nya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia dan properti, pengelolaan lahan dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kejadian yang merugikan. Isu tentang PRB tidak hanya ada di indonesia saja, namun telah menjadi perhatian khusus dalam kancah internasional, salah satunya adalah Hyogo Federation Actions (HFA), Sendai Frameworks, Paris Agreements tentang perubahan iklim, dan yang terbaru adalah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali tahun 2022.

Berdasarkan PP No 21 Tahun 2008 tentang PB, RPJMN tahun 2019-2024, Perda No 3 Tahun 2010 tentang PB, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jawa Timur melakukan pergerakan upaya-upaya dalam mengurangi risiko bencana yang merupakan salah satu organisasi dari berbagai unsur masyarakat mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media. Keberadaan FPRB juga memiliki program kerja dengan salah satu prioritas targetnya adalah penguatan kapasitas kelembagaan dan unsur- unsur anggota FPRB Jawa Timur dalam lingkup kegiatan penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana.

Tahun 2021 FPRB jatim menggelar acara Jambore Forum PRB di Trawas, Kabupaten mojokerto, dari kegiatan tersebut telah melahirkan isu pembentukan klaster PB. klaster tersebut akan diaktivasi pada masa tanggap darurat bencana,seperti klaster pengungsian dan perlindungan, klaster logistik, klaster kesehatan, klaster pendidikan dan klaster pemulihan dini. Hal tersebut kemudian ditelusuri kembali sehingga ditemukan bahwa dibutuhkannya regulasi yang agar bisa menurunkan mandat Perda PB No. 3 tahun 2010 untuk menjadi rujukan kebijakan yang dapat mengatur tentang kemitraan penyelenggaraan PB Provinsi Jawa Timur agar pola relasi, fokus area setiap unsur pentahelix dapat ditata sehingga meminimalisir potensi overlapping, serta memaksimalkan peluang mobilisasi sumber daya secara kolektif.

Bencana adalah urusan bersama, merupakan suatu pernyataan yang tidak dapat diganggu gugat karena terkait tentang kemanusiaan. Berbagai peristiwa yang merenggut banyak nyawa manusia, dan harta benda menjadi sebuah kesedihan tersendiri bagi tiap individu yang mengalami kemalangan. selain itu berbagai upaya PB juga telah dilakukan, namun saat ini masih belum sempurna, masih banyak permasalahan-permasalahan yang menjadi evaluasi agar pelaksanaan PB bisa menjadi lebih baik. Sebagai simbol bahwa apa yang telah terjadi tidak boleh dilupakan, kegiatan jambore FPRB Jawa Timur dilaksanakan bertepatan dengan hari kemanusiaan internasional (humanitarian day).

Isu strategis yang dirumuskan dalam dokumen Rencana Penanggulangan Bencana, serta pemahaman tentang PB, pola koordinasi dan agenda tiap aktor yang belum cukup saling terhubung menjadi kendala sinergitas aktif kolektif dan berbagai sumber daya untuk meningkatkan efektifitas urusan bencana menjadi perhatian semua pihak.

Climate Change atau perubahan iklim yang kini terjadi menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi semua sektor. iklim yang tidak menentu memberikan dampak yang cukup signifikan. Potensi bencana akibat adanya perubahan iklim mengalami peningkatan, jika musim hujan datang terjadi banjir, dan saat terjadi musim kemarau kekeringan terjadi.

Bencana yang terjadi tidak hanya diakibatkan dari perubahan iklim saja, tapi juga ada yang disebabkan dari aktivitas bumi, dan juga bencana non alam lainnya. Potensi bencana yang terjadi di wilayah Jawa Timur ada 14 jenis ancaman, berkaca pada bencana semeru tahun 2021 silam yang penanganannya mendapatkan banyak evaluasi salah satunya adalah penumpukan relawan, maka dalam hal ini perlu dipikirkan sebuah metode yang efektif dan efisien dalam mengelola potensi relawan saat masa tanggap darurat. Selain itu upaya peningkatan peran Pentahelix dalam PRB juga harus selalu disuarakan, selain untuk mencapai tujuan PRB yang komprehensif. saat ini peran pentahelix sudah cukup bagus, akan tetapi dalam beberapa kasus masih sering terjadi overlapping tugas dalam pemerintahan, ego sektoral dari berbagai komunitas atau organisasi, lemahnya koordinasi antara pihak akademisi, masyarakat, dan pemerintah, kemudian perlu ditingkatkannya peran dunia usaha dalam PB, serta media yang perlu memahami PB sehingga informasi yang sampai pada masyarakat dapat lebih berbobot dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membangun kesadaran masyarakat terkait PB. 

Kesadaran masyarakat terkait PB yang dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah mencapai unsur terkecil dari negara, yakni desa. BNPB juga telah menciptakan sebuah kebijakan tentang Desa Tangguh Bencana (Destana) yangmana desa tersebut akan mendapatkan gelar Destana setelah menyelesaikan berbagai persyaratan tentang rangkaian PB dengan indikator-indikator yang telah disusun dengan sedemikian rupa. Akan tetapi dalam praktiknya, setelah destana terbentuk dalam beberapa kasus tidak ada proses keberlanjutan dari desa terkait dengan alasan tidak adanya anggaran kebencanaan dalam rencana anggaran desa, sehingga diperlukan sebuah intervensi dan advokasi agar kebencanaan dapat masuk dalam RPJMDes.

Lima isu strategis yang akan menjadi bahasan dalam FGD Jambore kemanusiaan II :

1. Climate Change

2. Manajemen & Pengelolaan Relawan Saat Tanggap Darurat 3. Meningkatkan peran Pentahelix

4. Integrasi Destana dengan RPJMDes

5. SPM Sub Urusan Bencana.

Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah 

1. Meningkatkan kapasitas anggota Forum PRB dalam Penanggulangan Bencana

2. Mengidentifikasi akar masalah dan isu strategis yang berkembang dalam masyarakatterkait Penanggulangan Bencana di Jawa Timur

3. Menemukan strategi advokasi kebijakan program Destana masuk dalam RPJMDes

4. Menggali sistem manajemen relawan saat tanggap darurat

5. Merajut peran pentahelix dalam Penanggulangan Bencana

Dengan Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:

1. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam Penanggulangan Bencana

2. Meningkatkan peran serta masyarakat/komunitas dalam pengurangan risiko bencana, sebagai salah satu implementasi UU Nomor 24 Tahun 2007,

bahwa bencana adalah urusan bersama.

3. Mendorong kebijakan/pengintegrasian program Desa Tangguh Bencana

(Destana) kedalam RPJM Desa

4. Terciptanya manajemen dan pengelolaan relawan saat tanggap darurat

yang lebihefektif dan efisien

5. Meningkatnya peran Pentahelix dalam Penanggulangan Bencana

Sasaran kegiatan ini terdiri dari perwakilan pemerintah dan non pemerintah dari unsur pentahelix yang akan turut serta dalam meramaikan kegiatan jambore FPRB Jatim batch2 dalam rangka peningkatan kapasitas dalam Penanggulangan Bencana. Peserta yang diundang adalah sebanyak 500 orang, terdiri dari 10 orang perwakilan dari FPRB Kab/Kota se Jawa Timur yang melibatkan FPRB desa yang aktif, dan Perwakilan dari Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, Media dan Ormas/LSM/Lembaga Relawan, serta pengurus & anggota FPRB Jawa Timur.

Rangkaian kegiatan dilakukan 3 hari 2 malam, peserta akan berkemah dengan membawa peralatan yang dibutuhkan secara pribadi. berikut alur kegiatan jambore kemanusiaan FPRB Jatim tahun 2023:

Hari pertama Melakukan registrasi, mendirikan tenda, menyesuaikan dan berbenah diri, serta mengikuti briefing dari panitia. Hari kedua, Pembukaan yang akan diikuti oleh semua peserta dengan serangkaian acara yang akan dibuka secara resmi oleh Ibu Dra. Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), dan dihadiri oleh BNPB, BPBD Jatim, DPRD Jatim, serta undanganlainnya, yang dilanjutkan dengan bakti sosial. Setelah pembukaan acara dilanjutkan dengan seminar kebencanaan dengan narasumber : Drs. Pangarso Suryotomo (BNPB), Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, MT (PSMB UVN Yogyakarta), Dr. Istu Hari Subagio, SE, MM (Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur).

Setelah ishoma peserta akan dibagi menjadi 4 kelompok untuk mengikuti Forum Group Discussion (FGD) secara serentak di kelas dan materi serta narasumber yang berbeda, masing-masing kelas akan di dampingi oleh satu orang moderator dan Notaker.

Pada Hari ketiga, Berisi lomba-lomba antar FPRB tiap kabupaten/kota, acara puncak (sharing session) dan diakhiri dengan ceremony penutupan.

Narasi Petunjuk Keselamatan

1. Selamat datang di Coban Putri Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

2. Mohon perhatian untuk menerima petunjuk keselamatan selama kita mengikuti kegiatan ini.

3. Saat ini kita berada Coban Putri, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang terletak pada ketinggian ± 1089 meter dari permukaan laut,

4. Lokasi Apel ini ada di Pelataran Air Terjun Coban Putri yang terletak kurang lebih 400 m dari pintu masuk Coban Putri.

5. Ancaman bahaya utama di daerah ini adalah longsor, kebakaran hutan dan banjir bandang.

6. Apabila terjadi bahaya, tetaplah tenang dan segera bergerak mengikuti rambu evakuasi dan menuju titik kumpul yang terletak di depan tenda sekretariat.

7. Para peserta dimohon untuk tidak membuang puntung rokok dalam kondisi menyala sebagai langkah pencegahan kebakaran.

8. Para peserta juga diminta untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak tanaman yang ada, memilah sampah organic dan anorganik serta membuangnya ditempat yang telah disediakan.

9. Peserta dihimbau untuk menjaga kelestarian Sungai dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

10. Bila peserta memerlukan bantuan Kesehatan dapat mengunjungi tenda Kesehatan yang terletak di area camping ground.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • TRCC UM Hadiri Jambore FPRB Jatim II 2023 Selama 3 Hari

Trending Now