PUISI | JATIMSATUNEWS.COM: Ingin kupeluk erat senyummu sekali lagi Memandangmu lekat-lekat hingga kembali pagi
Izinkan aku meraba rambut hitammu, di ujung binar matamu yang mengedipkan rindu, Membuatku hanyut menitik cinta mengisi hati
Seperti pertemuan kita di suatu pagi tiga minggu yang lalu
Menyisakan kisah yang berderu memeluk malam-malamku, merindukanmu
Seperti bertabur purnama, menjadi bahagia hari-hariku, setelah mengenal tentangmu
Pada gunung es yang mencair, retak hancur, menyibakkan kelemahanku
Kadang, aku ingin bicara kepada sang waktu,
Aku menemukanmu saat lukaku menganga lebar Ingin sekali aku teriak:
berhenti, jangan kau terbang terbawa angin,
tunggu lukaku sembuh, jangan kau tersenyum ke bintang yang lain
Pagi ini, aku ingin bersimpuh pada peraduan-Nya
Memohon di sela-sela tanah berlumpur dan basah, bercampur daun-daun kering berserakan tak tentu alur
Mengharap embun pagi membasuh tanah berlumpur yang tertumpuk-tumpuk itu Sehingga sinar mentari yang tiba nanti menjadi pembuka jalanku, mengukir kisahku denganmu, Mengingatkan perbincangan kita pagi itu
Di gedung ini:
perlahan sinar surya menyapu dedaunan basah,
menyunggingkan senyum terindahmu
Di sampingmu, ketika itu aku ingin mendekap ragamu,
Berkata semu dengan nyaring, "Aku menyangimu"
Apa itu akan jadi tawa bahagiamu?
Kupilih terdiam dan hanya memotret wajahmu yang tersenyum, tanpa canda tawa yang bersiul di antara kita,
Padahal ada pelangi saat terayun biola cantik itu
Aku menahannya untukmu: lalu, kau lagi-lagi tersenyum,
tergetar asaku,
apa tergetar rasamu?
Ada getaran sepi kini, ketika merpati tiada lagi Lepas, di udara yang pernah jadi dunia kita sambil berlari kecil kupanggil namamu, menunjukkan potretmu yang kuambil
Di sini: dari kejauhan Sembari kugesekan erat helai-helai senar yang jadi senandungku
Ketika pertemuan pertama itu
Kini, kusimpan pada hidup yang mengisahkanku, juga tentangmu di sini, aku berkata: di lembah lelah, aku mengeja doa: sesegera dipanggil di ujung lirih napasku dalam pahit sendiri tiada terjawab harap mimpiku, dulu sekali
Mengata rasa pada rona wajahmu
Meski, kini telah berjalan dalam dimensi yang lain
Terima kasih, sedikitnya perkenalan kita menyimpuhkan diriku pada Sang Esa Membasuh lumpur di gelimang ragaku
Biar, biarlah sendiri kenanganku kini tersimpan di hangatnya mentari
Seperti pagi itu...
Malang, 6 Agustus 2023
Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
MAN 2 Kota Malang