BANYUWANGI | JATIMSATUNEWS.COM: Terletak di Ganggangan, Siliragung, Banyuwangi, Ponpes Pimpinan Ahmad Muthohharur Rohman (Gus Tohar), terus menunjukkan eksistensi menjaga alam. Diantaranya yang dilakukan pada Minggu, 26/8, melalui seremonial launching sekolah alam dan sekaligus penanaman pohon.
Dalam kesempatan itu, hadir KH.Muslim Sulaiman (Pengasuh Pondok Pesantren Manba'ul Huda), Ning Lia Istifhama (Ketua Perempuan Tani HKTI Jawa Timur), Muchlisin Sabarna (Divisi Regional Perhutani Jatim), dan Wahyu Dwi Hadmojo (Administratur Perum Perhutani KPH Banyuwangi Selatan), dan
Citra (BPJS ketenagakerjaan Banyuwangi).
Bertajuk ‘Berdamai Dengan Alam’, acara tersebut berlangsung di pelosok Banyuwangi, tepatnya Dusun Sumbermanggis Desa Barurejo, yaitu menuju Desa Petak Wolu yang berada di sekitar Gunung Kraton.
“Terasa hangat di bawah terik matahari, penuh manfaat ponpes Mambaul Huda Banyuwangi,” ungkap Ning Lia, keponakan Gubernur Khofifah dalam sambutannya yang sekaligus meresmikan sekolah lapang.
Aktivis yang acapkali membuat pantun dalam sambutan di berbagai forum tersebut, menambahkan apresiasinya pada PP Mambaul Huda dengan Perhutani.
“Berdamai dengan alam Mambaul Huda Dengan Perhutani, Gerak nyata santri peduli bumi pertiwi. Gerak nyata ini diantaranya adalah launching sekolah alam, dimana ‘Sekolah lapang, lapang dada, lapang ilmu, lapang kelestarian,” ungkapnya.
Sedangkan Gus Tohar, menjelaskan harapannya bahwa peresmian Sekolah Lapang itu bertujuan menunjukkan pada masyarakat luas, bahwa ada bagian kehidupan yang hampir terlupakan.
“Area menuju Gunung Kraton ini, merupakan potret area hutan yang rusak, dan sedang kami pulihkan secara swadaya bersama masyarakat. Kami bergotong royong membangun akses jalan menuju desa petak wolu, dengan harapan kemudahan akses bagi para pejuang agraris, dan sekaligus kemudahan melakukan berbagai aktivitas yang bertujuan merawat dan memberdayakan kembali areal hutan yang sudah rusak ini.”
Hal tersebut kemudian diamini oleh Wahyu, adm Perhutani Banyuwangi.
“Sangat mulia maksud tujuan Gus Tohar, namun jangan sampai kita disini menanam pisang, karena pisang bukan tanaman hutan yang efektif mencegah erosi. Semoga ke depan bisa lebih banyak jenis tanaman yang ditanam sehingga menguatkan fungsi hutan kembali.”
Sedangkan dari Perhutani Jatim yang diwakili Mukhlis Sabarna, menilai bahwa berdirinya sekolah tersebut sebagai bentuk suri tauladan.
"Pembuatan sekolah lapang ini tentu memberikan contoh kepada masyakat dalam membangun hutan, yang mengkolaborasikan antara fungsi Ekonomi, Sosial dan lingkungan menjadi satu kesatuan program (agroforestry) bisa berjalan sesuai program awal perhutanan sosial."
[29/8 11.11] Anis Pemred JSN: