NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM: Mengenai kekeringan yang terjadi, anggota Polsek Paron Polres Ngawi Polda Jatim melakukan pengecekan atas informasi yang diterima.
Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono, S.H., S.I.K., M.Si., melalui Plt Kasi Humas Iptu Dian mengatakan bahwa pengecekan dilakukan oleh Bhatarling Polsek Paron di area persawahan yang terletak di Desa Paron, Kecamatab Paron, sebagai pendamping para petani, pada Senin (28/08/2023).
"Pengecekan dilakukan oleh Bhatarling Polsek Paron terkait informasi adanya kekeringan di area persawahan yang terletak di Desa Paron, Kecamatan Paron," tutur Dian.
Setelah Bhatarling berkomunikasi dengan Dinas Pertanian dan juga para petani, musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan dapat disebabkan karena suatu wilayah tidak mengalami hujan atau kemarau berkepanjangan. Sehingga kandungan air di dalam tanah berkurang signifikan.
"Informasi yang kami dapat dari Dinas Pertanian dan petani, bahwa kekeringan atau tanaman tidak tumbuh subur disebabkan ada beberapa faktor," lanjut Dian
Kekeringan yang dialami tanaman disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, sejak awal tanaman sudah tidak baik/kerdil sehingga oleh pemilik dibiarkan tidak dialiri air, musim kemarau sangat panas sehingga tanaman banyak membutuhkan air sehingga biaya garap tinggi, tanaman rentan terhadap hama penyakit terutama tanaman melon, tumbuh kerdil dan buah kecil, masih banyak tanaman yang tumbuh baik dan subur karena penggarapan dan pengairan yang baik, dan untuk air sumur sawah masih keluar dengan baik, bila ditarik dengan mesin Sibel.
Dian menjelaskan bahwa, "Bhatarling dikedepankan, bersama Dinas Pertanian untuk mendampingi para petani di sawah agar perawatan yang dilakukan menjadi lebih baik lagi."
Kabar baik dari pengecekan tersebut adalah tidak semua area persawahan di Desa Paron, Kec. Paron mengalami kekeringan.
"Tidak semua area persawahan di Desa Paron mengalami kekeringan. Masih banyak air tanah yang keluar dan tanaman padi tumbuh subur," jelas Dian
Dampak kekeringan dan solusi perlu diperhatikan, tidak hanya oleh pemerintah namun juga petani itu sendiri.
Mulai dari melakukan rehabilitasi jaringan irigasi, menghemat air saat kemarau dan juga memelihara terhadap konservasi lahan persawahan.
Salah satu petani di Desa Paron bernama Purnomo (56) mengatakan bahwa salah satu sebab keringnya tanaman adalah adanya penyakit embun upas.
"Salah satu penyebab keringnya tanaman adalah penyakit embun upas, yakni saat pagi dingin disertai angin sehingga berpengaruh ke tanaman," kata Purnomo. (d*)