Hanya Jawa Timur, Kemenag Yang Memiliki Program Sajadah Wali

Admin JSN
28 Agustus 2023 | 15.56 WIB Last Updated 2023-08-28T09:02:40Z


Hanya Jawa Timur, Kemenag Yang Memiliki Program Sajadah Wali

SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Salut, Kemenag Jatim Sebut Jamaah Waiting List Sebagai Jamaah Haji.

Bukan hanya JAMARAH (Sapa Jamaah Haji dan Umrah) serta Manasik Haji Sepanjang Tahun, Kemenag Jatim pimpinan Dr. KH Husnul Maram, MHI., melangsungkan program Sajadah Wali (Sapa Jemaah Haji Waiting List). Berlangsung di Hotel Papilio Surabaya pada 28 Agustus 2023, acara tersebut dihadiri 100 peserta yang merupakan jamaah haji waiting list (daftar tunggu). Hadir dalam kesempatan itu adalah Kepala Bidang PHU, Bpk. Dr. H. Abd. Haris Hasan, M.Pd.I., MHI., yang membuka acara dan sekaligus menjadi narasumber.

Ketua Sektor VI di Makkah pada musim haji Tahun 2023 tersebut, menyampaikan tentang kebijakan pemerintah terkait prinsip First come, first service.

“Dalam kuota berkeadilan dan bukan kuota penggabungan, Kemenag mengutamakan pemberangkatan haji sesuai yang daftar antrian. Prinsip first come first service adalah sesuai waiting list. Sedangkan sebelumnya, kebijakan sesuai jumlah penduduk muslim pada basis wilayah. Dan kebijakan kuota berkeadilan ini tentu menerima apsirasi masyarakat untuk kemudian menjadi bahan evaluasi di Kemenag Pusat.”


Terkait konsumsi jamaah haji, Doktor UIN SATU Tulungagung tersebut menambahkan pentingnya pemahaman fasilitas konsumsi yang sudah disekapati antara jamaah dengan Kemenag sebagai penyelenggara.


“Para jamaah mohon memahami segala bentuk fasilitas yang sudah disepakati, termasuk diantaranya soal konsumsi. Kapan saja konsumsi diberikan dan dimana saja, sehingga para jamaah bisa menyesuaikan selama menjalani tahapan haji. Kebijakan konsumsi ini tentu tak lepas dari penyesuaian Kemenag dengan kebijakan dari Arab Saudi.”


Melansir dari situs Kemenag Jatim, bahwa konsumsi di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina), memiliki  rincian sebagai berikut:

1.4 kali makanan di Arafah. Sekali makan malam saat 22 September dan 3 kali saat 23 September.

2.Sebelum berangkat ke Muzdalifah pada 23 September malam, jemaah akan dibekali paket snack. Paket snack untuk Muzdalifah terdiri dari satu bungkus roti manis kurma jenis sukari, delapan jus buah, satu buah Popmie, 3 botol air mineral berukuran 330 ml, dan apel.

3.11 kali makan saat di Mina. Dibagikan pada tanggal 24-27 September 2015. Makan pagi, siang dan sore. Khusus tanggal 27 September tidak ada makan malam.

4.Ekstra air mineral setiap kali makan. Pada tanggal 22 September ditambah 2 botol menjadi 4 botol sedangkan hari lainnya ditambah 1 botol menjadi 3 botol.

5.Selama di Arafah dan Mina setiap jemaah dibekali paket yang berisi 10 sachet teh, 1 buah gelas melamine, 15 sachet creamer, kecap botol berukuran 140ml, 36 sachet gula pasir, 15 sachet sambal saus.

6.Air panas untuk minum tersedia sepanjang waktu

Abdul Haris juga menyampaikan prioritas pelayanan jamaah lansia.

“Kami dari Kemenag, dalam hal ini petugas haji, telah melayani sepenuh hati para jamaah, terutama lansia (lanjut usia). Sebagai contoh dalam hal makanan, kami sediakan bubur dan tambahan telor bagi jamaah lansia. Dalam hal perlindungan pun, kami membekali jamaah dengan gelang berbarcode yang jika discan melalui aplikasi haji pintar, akan muncul informasi terkait jamaah, yaitu nama siapa, asal mana, kloter berapa, sektor pondokan wilayah mana, dan sebagainya.”

Terkait biaya, Abdul Haris menyampaikan bahwa Kemenag tentu berharap efisiensi biaya, namun memang ada banyak rincian biaya yang harus diperhatikan, diantaranya biaya pesawat yang jumlahnya 4 kali perjalanan.

“Contoh dalam hal biaya pesawat, maka penyedia maskapai menghitung biaya 4 kali, yaitu berangkatnya dua kali, pulangnya dua kali. Karena setiap perjalanan, sifatnya PP atau pulang pergi. Semisal saat pemberangkatan haji, jamaah dijemput oleh pesawat tanpa jamaah, dan saat kepulangan jamaah haji, pesawat pun kembali ke Arab Saudi tanpa penumpang.”

Sedangkan terkait istita’ah, sebagai narasumber adalah dr. Hj. Sulistyowati, M.PPM., Analis Kesehatan Dinas Kesehatan Jawa Timur.

“Dalam kesiapan ibadah haji, penting sekali untuk memperbanyak kuantitas dan kualitas okahraga menjaga stamina sebelum menjalani ibadah haji. Obat pribadi juga harus disiapkan, selain membangun perilaku hidup bersih sebelum di tanah suci. Asesmen kesehatan harus dilakukan sendiri, misalnya cek tensi ataupun skrining kesehatan ke Posyandu atau ke dokter pribadi.”

Perempuan kelahiran Bogor tersebut menambahkan pentingnya penyiapan kesehatan selama di Arofah, Muzdalifah, dan Mina.

“Selama di Armina, cuaca seringkali terjadi perubahan ekstrim. Hal ini harus diwaspadai, terutama bagi jamaah lansia. Yang terpenting memang harus banyak exercise atau olahraga selama di tanah air, bisa jalan kaki atau bersepeda. Harus yakin bahwa umur adalah angka, yang terpenting bagaimana menjaga selalu bugar.” 

Selain memastikan kesiapan fisik, jamaah haji pun harus memastikan barang bawaan sesuai usianya, seperti popok dewasa dan stok pakaian ganti. 

Acara tersebut dihadiri jajaran Ketua tim pada bidang PHU  H. Ahmad Alauddin, Hj. Ellyanah, dan Hj. Fentin Istifaiyah. Sedangkan sebagai moderator adalah Sekretaris MUI Jatim, Dr. Lia Istifhama. Acara Sajadah Wali tersebut, merupakan program inovasi dari Kemenag Jatim, dimana dalam Kemenag Propinsi lain, tidak ada program tersebut. Ans


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hanya Jawa Timur, Kemenag Yang Memiliki Program Sajadah Wali

Trending Now