JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM: Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cabang Aceh Muhammad Rifqi Maulana mengecam keras penganiayaan sadis sampai meninggal dunia seorang warga Bireuen bernama Imam Masykur (25) asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh. yang diduga dilakukan oleh oknum TNI pada Sabtu (28/8/2023).
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia Cabang Aceh Muhammad Rifqi Maulana mengecam keras penganiayaan sadis sampai meninggal dunia seorang warga Bireuen bernama Imam Masykur (25) asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Aceh. yang diduga dilakukan oleh oknum TNI pada Sabtu (27/8/2023).
Muhammad Rifqi Maulana Mahasiswa Hukum Indonesia menyayangkan, tindakan oknum TNI yang melakukan kekerasan kepada warga di Bireun Aceh agar diproses sesuai hukum yang berlaku. Rifqi juga meminta kedua oknum TNI tersebut dipecat dengan tidak hormat (PTDH).
Muhammad Rifqi Maulana Mahasiswa Hukum Indonesia menyayangkan, tindakan oknum TNI yang melakukan kekerasan kepada warga di Bireun Aceh agar diproses sesuai hukum yang berlaku. Rifqi juga meminta kedua oknum TNI tersebut dipecat dengan tidak hormat (PTDH).
Disampaikan surat terbuka Aktivis Permahi Saudara Rifqi yang ditujukan langsung, “Dengan hormat, saya sampaikan kepada panglimaTNI bahwa Oknum TNI yang telah melakukan tindakan yang sangat tidak menyenangkan dan mencoreng nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia di mata Dunia internasional, untuk segera diproses hukum yang berlaku dan di Pecat Dengan Tidak Hormat(PTDH),” tegas Rifqi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Redaksi, di Jakarta, Minggu, (27/8/2023) sore.
Hal itu, “Dikatakan Rifqi Maulana, sebagai upaya untuk memastikan anggota TNI tidak mengulang kejadian serupa di kemudian hari,”ujarnya.
Muhammad Rifqi Maulana asal Aceh ini menyebut,” Perbuatan oknum tentara tersebut sangat melukai hati masyarakat Aceh dan penegakan Hukum di Indonesia juga mencoreng institusi TNI, kami meminta kepada semua Masyarakat Indonesia untuk ikut menyuarakan dan mengawal kasus ini”, tegas Rifqi.
Dikatakan Aktivis Permahi ini,”Merujuk Pasal 340 KUHP Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun,”tegasnya.
“Karena (Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer) KUHPM tidak mengatur tentang tindak pidana pembunuhan, sesuai dengan Pasal 2 KUHPM yakni:
Terhadap tindak pidana yang tidak tercantum dalam kitab undang- undang ini, yang dilakukan oleh orang-orang yang tunduk pada kekuasan badan-badan peradilan militer, diterapkan hukum pidana umum, kecuali ada penyimpangan-penyimpangan yang ditetapkan dengan undang-undang,”ungkapnya.
“kata Rifqi, Ketika didalam KUHPM tidak mengatur tindak pidana pembunuhan, maka mengacu pada KUHP,”pungkasnya
Dalam video yang beredar berisi kondisi korban yang sedang disiksa oleh oknum TNI. Sembari menangis korban tak henti-hentinya meminta keluarganya mengirimkan uang Rp. 50 Juta, jika tidak mengirimkan uang tersebut Korban akan terus disiksa dan dibunuh.
Dalam video yang beredar berisi kondisi korban yang sedang disiksa oleh oknum TNI. Sembari menangis korban tak henti-hentinya meminta keluarganya mengirimkan uang Rp. 50 Juta, jika tidak mengirimkan uang tersebut Korban akan terus disiksa dan dibunuh.
Dikabarkan Warga Bireuen tersebut diculik di toko kosmetik oleh oknum TNI berinisial Praka RM. Dalam surat keterangan penyerahan mayat yang diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta, Kamis (24/8/2023) yang ditandatangani oleh Serka Berinisial A, dan Praka RM berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres. Dia melakukan aksi penculikan dan penganiayaan bersama dua temannya.
Menurut informasi, Imam Masykur merupakan warga Aceh yang berhimpun di organisasi Taman Iskandar Muda (TIM) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.