I Suro adalah bulan pertama dalam kalender Jawa yang menandai pergantian tahun. Pada tanggal 1 Suro, muncul berbagai mitos dan larangan yang diyakini oleh masyarakat Jawa.
Tepat pada tanggal 19 Juli 2023, malam I Suro dirayakan oleh masyarakat Jawa. Selain itu, tanggal ini juga bersamaan dengan 1 Muharam 1445 Hijriah, yang merupakan tahun baru dalam penanggalan kalender Islam.
Malam I Suro termasuk dalam 10 hari pertama bulan Suro yang dianggap sangat sakral oleh masyarakat Jawa. Di malam ini, banyak terdapat mitos dan larangan yang melekat pada tradisi yang dijalankan.
Berikut adalah beberapa larangan atau pantangan yang berlaku pada bulan Suro:
Larangan Menggelar Pernikahan Salah satu larangan yang berlaku pada malam I Suro adalah melangsungkan pernikahan. Hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa bulan Suro memiliki keistimewaan sakral, sehingga tidak tepat jika pernikahan diselenggarakan pada malam tersebut. Aktivitas pernikahan dipercaya harus diselaraskan dengan ritual dan tradisi lainnya.
Masyarakat Jawa meyakini bahwa mematuhi larangan ini akan membawa keberkahan dan keselamatan bagi pasangan yang akan menikah. Oleh karena itu, pada malam I Suro, fokus utama masyarakat Jawa adalah dalam rangkaian ritual dan perayaan lainnya yang bersifat sakral.
Malam I Suro menjadi momen penting bagi masyarakat Jawa untuk menghormati tradisi leluhur dan menjaga nilai-nilai budaya yang kaya. Di tengah kemajuan zaman, tradisi ini tetap dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa sebagai warisan yang harus dilestarikan.
Bagi masyarakat Jawa, malam I Suro bukan hanya sekadar perayaan tahun baru, tetapi juga merupakan momen untuk menguatkan ikatan budaya dan spiritualitas mereka. Semoga tradisi ini terus dijaga dan diperkaya oleh generasi mendatang, sehingga warisan budaya Jawa tetap hidup dan berkembang.
*DI BULAN SURO ADA SEMBILAN FILOSOFI JAWA YANG SERING DIAJARKAN*
*1. URIP IKU URUP*
" Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik ".
*2. MEMAYU HAYUNING BAWANA*
" Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak ".
*3. SURO DIRO JOYO JAYADININGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI*
" Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar "
*4. NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI-AJI, SUGIH TANPO BONDHO*
" Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan "
*5. DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KELANGAN*
" Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu "
*6. OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN*
" Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja "
*7. OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN*
" Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi "
*8. OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, OJO CIDRA MUNDAK CILAKA*
" Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka "
*9. OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO*
" Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti ".
Di atas langit masih ada langit Salam berbahagia dan seduluran sak lawase semuanya Rahayu