MALANG | JATIMSATUNEWS.COM : Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah kabupaten Malang dan sekitarnya pada 7 juli 2023. Sehingga terjadi peningkatan debit air pada 8 juli 2023 siang di beberapa titik selatan utamanya pada daerah pesisir pantai, mulai dari kecamatan Gedangan dan kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe). Di kecamatan Sumawe ada desa Sitiarjo utamanya dusun Rowotrate yang harus diwaspadai, begitu pula pada kecamatan Gedangan, desa Gajahrejo dan Sidodadi yang perlu diwaspadai. Apalagi sebelumnya juga telah terjadi peningkatan aktivitas gelombang air laut yang sudah sampai ke darat.
Hal ini semakin parah ketika dipicu oleh banjir rob, yaitu pertemuan antara air laut dan air dari darat yang sama-sama besar. Tim Reaksi Cepat Cakrawala Universitas Negeri Malang (TRCC UM) segera merespon atas fenomena ini. Sebanyak 10 Mahasiswa UM juga tengah melaksanakan program KKN di desa Sidodadi yang perlu mendapatkan perhatian.
Setelah berkoordinasi dengan Pusat Lingkungan, Mitigasi dan Kebencanaan (PLMK) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Univesitas Negeri Malang (LPPM UM), TRCC UM melaksanakan Kaji Cepat mengetahui situasi yang terjadi. Sehingga pada 7 juli 2023 sebanyak 4 orang TRCC UM dikirim untuk melakukan Rapid Asesmen terkait fenomena ini.
Hasil dari rapid asesmen tersebut ditemukan bahwa mahasiswa UM yang sedang melaksanakan KKN didaerah terdampak semuanya dalam kondisi selamat, hanya saja yang semula berada pada camp terpisah antara laki-laki dan perempuan harus terpaksa dijadikan satu untuk sementara waktu karena camp putri terdampak banjir dan harus mengungsi. Akibat dari hal tersebut program KKN tidak terhambat seperti program susur sungai, pembuatan es krim dari sinom, sosialisasi Motode pembelajaran untuk guru SD hingga pembuatan taman toga dan keripik gedebok.
Akhirnya beberapa program yang mungkin dilaksanakan secara penuh adalah penanaman mangrove, membantu warga untuk membersihkan lumpur akibat banjir. Sampai berita ini diterbitkan kondisi sudah kondusif, listrik kembali menyala serta air sudah surut. Kendati demikian beberapa mahasiswa, khususnya perempuan harus kembali ke Kota Malang untuk mencuci pakaian dikarenakan tidak ada lama penyinaran matahari untuk mengeringkan, beberapa mahasiswi lainnya membantu warga di dapur umum sebagai suplai makanan siap saji untuk masyarakat yang terdampak banjir di 2 RT tersebut, dihari pertama pasca bencana TRCC UM juga telah mensuplai bahan makanan seperti, bumbu dapur, mie instan dan sayur mayur.
Sejauh ini masih menunggu situasi dan kondisi untuk melanjutkan program KKN yang itu semua akan mempengaruhi penilaian akademik, bisa saja berubah atau tetap dilanjutkan, mengingat waktu KKN tinggal 3 minggu lagi. Untuk itu harus ada kajian dan kesepakatan antara pihak mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan (DPL).
Selain itu, untuk rencana jangka panjang masyarakat berharap akan adanya tindaklanjut dari universitas terkait bencana yang kerap terjadi di kecamatan Gedangan ini terkait pengurangan risiko bencana, mengingat UM merupakan salahsatu penta helix unsur pengurangan risiko bencana yaitu sebagai akademisi, mulai dari mitigasi hingga tahap rehabilitas dan konstruksi yang perlu dikaji.
Kebutuhan mendasar jangka pendek adalah alat gergaji kayu mesin untuk mengatasi tanggap darurat yang kerap dibutuhkan saat banjir, untuk jangka panjang perlu diurus mengenai payung hukum penebahan magrove liar yang dilakukan oleh beberapa orang yang membuat banjir semakin parah.
"Mohon diajukan ke UM alat gergaji kayu mensin dan dipikirkan aturan dan regulasi penebangan magrove liar" ujar Izar salah satu warga Sidodadi.
TRCC UM yang dilapangan :
1. Chasbi Adhimi Sulton As Siddiqie
2. Nur Hamid Abdissalam
3. Rudy Calvin
4. Muhammad Dany Aliffudin