Artikel | JATIMSATUNEWS.COM: Entah, saya harus memulai dari mana cerita di Cappadocia. Mau bercerita balon-balon udara sudah biasa dan sudah sangat banyak diulas, 160 balon udara setiap pagi terbang menyapa mentari yang baru bangun dari lena tidurnya. Dari atas balon udara menikmati warna-warni langit pagi yang begitu indah dan sapaan angin yang sepoi.
Tak ada yang aneh dengan balon-balon itu, ya seperti mobil atau bis yang melaju, hanya bedanya, mengudara dengan api yang menyala, dan dari ketinggian dapat menyaksikan antraksi ratusan balon dan cerobong bebatuan. Ada juga sih, sensasi-sensasi-nya, tapi menurut saya biasa saja. Yang penuh sensasi itu, apabila sehat dan bersyukur atas nikmat kesempatan yang Allah berikan pada kita. As-shihhah wal faragh
Kayaknya, yang lebih asyik diceritakan adalah bangunan Cappadocia yang penuh magis. Kalau dilihat dari ketinggian, seperti paku-paku panjang menjulang tinggi, juga seperti cerobong yang memanggil-manggil makhluk langit. Waduh.
Setelah menikmati Efesus, Ayvalik Cunda Island, Pamukkale, Hierapolis dengan bangunan kunonya, kini saya melirik dan coba memasuki ruang-ruang dalam bangunan yang ada di Cappadocia. Cappadocia sebuah kawasan yang terletak di tengah Anatolia, Turki, telah menjadi tujuan wisata yang populer karena keunikan dan keindahan alamnya. Terkenal dengan formasi batu yang menakjubkan, lembah-lembah yang dalam, dan formasi geologi yang unik. Cappadocia juga menyimpan sebuah daya tarik yang lebih kuat lagi, yaitu keajaiban magis yang ada di dalamnya.
Dalam tulisan ringan ini, kita akan menjelajahi pesona magis Cappadocia dan alasan mengapa kawasan ini dianggap sebagai salah satu tempat yang paling magis di dunia. Sebenarnya tidak ada yang magis sih, hanya karena kepercayaan dari generasi ke generasi bahwa di tempat ini ada sesuatu yang misteri. Belum lagi dengan cerita-cerita magis di film, buku-buku, dan lainnya, yang semakin membuat getar Cappodocia.
Cappadocia memiliki sejarah yang kaya, yang mencakup periode Yunani kuno, Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Bizantium, dan tentunya melewati kesultanan Ottoman (Kekhilafahan Ustmaniyah) dan sekarang, Republik Turki. Ceria magis di Cappadocia tidak hanya terkait dengan sejarah manusia, tetapi juga dengan mitologi yang diceritakan secara turun-temurun.
Menurut mitologi Yunani, dewa-dewi berkeliaran di Cappadocia dan tempat ini dianggap sebagai rumah bagi makhluk mitologi seperti peri dan naga. Kepercayaan ini memberi sentuhan magis pada kawasan ini, yang terasa hingga saat ini, bagi yang mempercayainya. Tapi, bagi saya, seperti tempat-tempat lainnya dianggap keramat, penuh misteri, adalah kembali kepada sebuah kepercayaan.
Dan, salah satu daya tarik terbesar Cappadocia adalah formasi batu yang luar biasa. Di seluruh kawasan ini terdapat chimney rocks (cerobong asap, sukhurul matkhanah) atau fairy chimneys (cerobong peri, almadin kharafiyah) yang merupakan formasi batu kapur tinggi dengan bentuk unik. Bentuk-bentuk ini terbentuk melalui proses geologi selama ribuan tahun, dengan pengaruh angin, air, dan erosi. Fairy chimneys ini memberikan tampilan yang magis dan mempesona, terutama saat terkena sinar matahari pagi dan senja (al-maudhu', al-ma'rifah). Kalau kita saksikan dari atas balon, kelihatan seperti paku-paku dengan berbagai bentuknya, atau seperti cerobong.
Kata Savas, pemandu yang membawa kami, bahwa "Cappadocia juga terkenal karena kota-kota di bawah tanahnya yang spektakuler". Saya dan beberapa teman lainnya diajak masuk ke salah satu ruangan. Seperti gua dengan formasi yang unik, layaknya rumah, ada dapur, ruang tamu, tempat memanggil, dan lainnya. Dan di Cappadocia terdapat ratusan ruangan dan terowongan yang tersembunyi di dalam tanah yang digunakan oleh orang-orang pada masa lalu sebagai tempat perlindungan dari serangan musuh. Kota-kota ini memiliki sistem ventilasi yang cerdas, sumur-sumur, dan bahkan gereja-gereja yang terukir di dalam batu. Melalui jaringan yang rumit ini, penduduk dapat menghindari ancaman dan menyembunyikan diri dengan keajaiban bawah tanah yang menakjubkan.
Kalau ingin ke tempat ini, jangan ketinggalan menikmati balon udara panas. Beberapa puluh tahun terakhir, sekitar tahun 1990, menjadi salah satu tempat yang paling terkenal dan menarik para wisatawan dari seluruh dunia, karena balon-balon udaranya yang unik. Saya bertemu dengan pengantin-pengantin dari beberapa negara berpose dengan latar belakang balon-balon udara yang terbang melangitkan mimpi. Tidak lama sih terbangnya, sekitar satu jam, jam 06 lebih balon udara itu sudah mulai hilang satu persatu. Menikmatinya hanya di waktu pagi, itu pun ketika cuaca cerah. Balon-balon udara itu melayang di atas formasi batu dan lembah-lembah di Cappadocia. Keajaiban magis di Cappadocia mengundang wisatawan untuk menjelajahi cerita lama, mitos, dan keindahan alam yang indah. Tapi, keindahan sesungguhnya adalah apabila setiap pandangan adalah bersyukur atas nikmat yang Allah berikat pada makhluknya, karena wainta'uddu nikmatallai fala tuhshuha. Di mana pun berada, dalam kondisi apa pun, semuanya indah, asalkan selalu menikmati pemberianNya.
Oh ia, dalam shahifah Al-Jazeera yang berjudul "Kapadokia...Madinah Turkiyah Mahutah fil Jibal" bahwa asal usul kata Cappadocia masih banyak diperselisihkan. Beberapa peneliti ada yang mengatakan, bahwa kata Cappadokia berasal dari nama dewa "Khepat", karena daerah di mana dewa ini disembah disebut "Khepat", sementara peneliti yang lain berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari nama putra raja The Asyur Kapadoks. Sedangkan pada periode Persia dinamakan "Katpatuka" dan tampaknya pengucapan ini diadopsi oleh orang Hellenes juga. Diketahui juga bahwa kata "Cappadocia" berarti tanah kuda yang indah, karena kota ini terkenal dengan pembiakan kudanya. (Al-Jazerah).
Jejak tertua pemukiman manusia di Cappadocia berasal dari periode Neolitik. Dokumen tertua yang menjelaskan sejarah secara tertulis Anatolia adalah "Papan (alwah) Cappadocia", yang berasal dari koloni perdagangan Asiria yang terjadi sekitar 3000 SM. Wow, ada yang mengatakan sejah jutaan tahun. Allahu 'alam.
Salam Ngaji dari Cappadocia.