PROBOLINGGO I JATIMSATUNEWS.COM: Gus Ahm adad Ubaidillah, sosok kader Ansor NU, yang di usia milenial sudah menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Yayasan Tarbiyatul Islam Wali Sanga. Lahir di pelosok desa Banyuanyar Tengah, Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, anak dari pasangan alm. KH. Fahmi Hafidz alias KH. Abdul Wafi dan nyai Hj. Mubayyanah tersebut, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
KH. Fahmi Hafidz, ayahnya, merupakan tokoh agama yang malang melintang di dunia birokrasi, diantaranya pernah sebagai camat Kecamatan Krejengan dan Kecamatan Paiton dekade 1990 an lalu. Sementara Hj. Mubayyanah, ibunya, merupakan cucu dari KH. Fadhol, sosok ulama' kharismatik di Kota Probolinggo dekade 1970-1980 an.
Gus Ubed, panggilan akrabnya bapak berusia 32 tahun ini, sejak kecil hidup di lingkungan keluarga pesantren. Pola pendidikan yang diterapkan orang tuanya, diakui oleh Gus Ubed sebagai penentu karakter kesederhanaan dan kesantunan.
“Orang tua saya mengajarkan saya agar kita selalu santun, hormat kepada guru dan ulama’, karena kita ini pencari ilmu, jadi tidak boleh merasa tinggi. Meskipun orang tua kita dihormati orang dan disebut kiai, kita pun tidak boleh merasa selalu ingin dihormati. Melainkan wajib bagi kita untuk selalu sederhana dan bersahaja” jelasnya, merendah.
Bagi Gus Ubed, ilmu lebih utama daripada prestise untuk ingin dihormati. Itu sebabnya, ia mengisi keseharian dengan mengajar ngaji kitab klasik ala pesantren di YTI wali Sanga. Disamping itu, pria jebolan pesantren Al Falah Ploso Kediri, Nurul Jadid Paiton, Dan Mamba'us Sholihin Gresik ini, juga aktif mengikuti organisasi kemasyarakatan. Hingga berita ini ditulis, beliau tercatat sebagai pengurus harian PC Anshor Kota Kraksaan dan sekaligus Sekjend MDS Rijalul Anshor Kota Kraksaan yang merupakan banom dari Jam'iyyah Nahdhatul Ulama'.
Di bawah tangan dinginnya, YTI wali Sanga, pelan tapi pasti, menjadi lembaga yang mulai di perhatikan bahkan diperhitungkan keberadaan nya di regional kabupaten Probolinggo. Hal ini seiring dengan banyaknya kemajuan yangg di capai dari segi fisik lembaga maupun peningkatan kualitas dan mutu pendidikan yangg mulai berdiri pd tahun 1970 an tersebut.
Sejak dipimpin Gus Ubed, yayasan yang terdiri dari PAUD, RA, MI, MTS, MA, SMK kesehatan dan pondok pesantren ini, tampil lebih visioner dan milineal seiring dengan tuntutan zaman tanpa menghilangkan tradisi ulama' salafussholih.
“Tentu masih banyak kekurangan disana-sini yang masih perlu dibenahi, tapi saya sangat semangat untuk terus ikhtiar menyempurnakan. Saya melihat ini sebagai amanah dari orang tua dan juga kewajiban saya sebagai muslim, sebagai kader NU, agar terus melestarikan pola pendidikan sesuai yang diajarkan para ulama’ pendahulu,” tegasnya.
Uniknya, kader NU nyell ini, juga sangat menghormati sesama kader NU yang berproses di dunia politik.
“Meski saya prosesnya di jalur pendidikan dan jam’iyyah, namun saya merasa memiliki panggilan harus mendukung sesama kader NU yang maju dalam kontestasi politik. Dan pilihan saya bulat, jatuh pada ning Dr. Lia istifhama. Oleh sebab itu, saya sangat yakin tanpa unsur keterpaksaan sedikit pun, mendukung ning Lia yang akan mencalonkan diri sebagai DPD RI dari Dapil Jatim. Bahkan saya merasa terpanggil sebagai relawannya.”
Ning Lia yang merupakan keponakan Gubernur Khofifah dan sekaligus Sekretaris MUI Jatim, pernah berkunjung dalam kesempatan Haflatul Imtihan (9/7/2023). Di saat itu, ning Lia mengapresiasi YTI Walisanga dan sempat memberikan pantun:
“Untuk semuanya, kalau mau sehat, perbanyak konsumsi buah buahan.
Kalau sudah terlanjur jatuh sakit, maka minumlah obat.
Selamat untuk para santri YPI Walisongo yang sudah melangsungkan Haflatul Imtihan.
Semoga kelak kalian menjadi orang hebat bermartabat”
Perkuat Jejaring Alumni, Strategi YTI Walisanga Probolinggo Jaring Santri”
Banyak strategi yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk tetap bertahan di tengah kompetisi pendidikan, terlebih bagi lembaga swasta. Hal inilah yang kemudian ditangkap cerdas oleh Yayasan Tarbiyatul Islam Wali Sanga, Kelurahan Banyuanyar Tengah, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo.
Gus Ubaidillah, aktivis muda NU yang juga Ketua YTI Wali Sanga, mengambil strategi penguatan jejaring alumni.
“Alhamdulillah, para alumni sangat masif membantu promosi agar selalu ada calon santri baru yang menimba ilmu di tempat kami. Promosi ini dilakukan secara sukarela dalam berbagai sosial media, seperti Facebook dan Instagram. Hal ini saya kira strategi menarik karena sekaligus testimoni jujur bahwa memang tempat kami berusaha menjadi lembaga pendidikan yang aspiratif,” jelasnya (13/7).
YTI Wali Sanga sendiri, terdiri dari Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan SMK. Adapun pada (9/7/2023), YTI Wali Sanga telah melangsungkan Haflatul Imtihan yang sekaligus prosesi wisuda pada ratusan siswa atau santrinya. Saat itu, acara dihadiri oleh aktivis perempuan ning Lia Istifhama, Drs. Agus Samiaji, M.Si. (Kabid Kemasyarakatan Bakorwil V Jember) yang datang mewakili Gubernur Khofifah, dan tokoh ulama KH. Ahmad Tijani.
Secara terpisah, ning Lia yang merupakan Sekretaris MUI Jatim, menyampaikan apresiasinya atas strategi Gus Ubed dalam menguatkan eksistensi lembaga pendidikan.
“Penguatan jejaring alumni, sama halnya bahwa lembaga YTI ini telah menangkap efisien dan efektifnya tracer study atau pelacakan alumni. Ini bukan semata bentuk promosi calon siswa atau santri baru, namun juga menunjukkan kekuatan jejaring sosial di dalam lembaga tersebut.”