Layanan Prima Haji Tahun 2023

Admin JSN
05 Juli 2023 | 05.04 WIB Last Updated 2023-07-04T22:08:18Z

Layanan Prima Haji Tahun 2023Oleh : Wahidul Anam, Rektor IAIN Kediri/Ketua Kloter SUB 31

ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Ibadah haji merupakan salah kewajiban umat Islam, maka tidak mengherankan setiap umat Islam, khususnya di Indonesia, memimpikan untuk dapat melaksanakan ibadah haji. Berbagai cara mereka lakukan sehingga mereka mampu membayar BPIH (biaya pelaksanaan ibadah haji). Disamping itu, untuk dapat melaksanakan ibadah haji, mereka juga harus antri, bahkan untuk daerah tertentu, antrian bisa mencapai 20 tahun lebih. 

Kementerian Agama, dalam hal ini Direktorat Pelaksana Haji dan Umroh, telah membuat banyak inovasi dan terobosan-terobosan, sehingga jemaah haji Indonesia dapat melaksanakan ibadah dengan khusyu’. Perlu diketahui, kuota jamaah haji Indonesia tahun 2023, awalnya berjumlah 221000 orang, yang terdiri dari 203.320 kuota jemaah haji reguler dan 17.680 kuota jemaah haji khusus, kemudian pemerintah Arab Saudi memberikan kuota tambahan sebanyak 8000 orang, sehingga total jamaah haji Indonesia sebanyak 229.000 orang.  Menurut data dari Kementarian Agama RI, jumlah jamaah haji tahun ini merupakan jumlah yang terbesar sepanjang sejarah pelaksaan haji di Indonesia.  Menurut Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Dr. Tawfiq al-Rabiah, jumlah jamaah haji seluruh dunia, mencapai dua juta orang, ini berarti jumlah jama’ah haji Indonesia mencapai 11,4% dari seluruh jamaah haji dunia. Dari 11,4%, seluruh jamaah haji Indonesia, sekitar 30% atau 68700 orang adalah jamaah lansia, sehingga problematika haji tahun ini lebih kompleks dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Paling tidak ada enam layanan yang telah disiapkan oleh Kementerian Agama RI, dalam rangka memberikan layanan prima kepada jamaah Haji Indonesia. Pertama, adalah layanan transpotasi. Layanan tarnsprotasi ini meliputi layanan kepada jamaah, baik ketika di tanah air maupun di tanah suci. Ada tiga jenis transportasi yang disediakan pemerintah Arab Saudi, yaitu Transportasi Sholawat, antar kota dan masyair. Transportasi bis Sholawat, adalah transportasi yang dapat diakses oleh jamaah haji Indoensia untuk melayani jamaah yang akan pergi ke Masjidil Haram. Transportasi bis Sholawat beroperasi selama 24 jam sehingga jama’ah haji Indonesia, dari berbagai hotel, dapat dengan  mudah menuju Masjidil Haram. Perlu diketahui bahwa tidak semua hotel yang digunakan menginap jamaah haji Indonesia, dekat dengan masjidil haram, yang terjauh, jaraknya kurang lebih 6-7 km, sehingga dengan adanya bis sholawat ini, pergeseran jamaah menuju Masjidil Haram dapat dilaksanakan dengan mudah. Selain bis sholawat ada juga moda transpotasi antar kota, yaitu dipergunakan oleh para jamaah ketika bergeser dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya dan dari Jeddah ke Makkah atau sebaiknya, moda transportasi ini sangat membantu para jamaah haji sehingga para jamaah haji Indonesia tidak perlu khawatir tertinggal atau salah arah, karena semuanya di kelola secara professional. Sedangkan transportasi Masyair adalah transportasi yang khusus melayani Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Semua bis yang digunakan merupakan bis yang telah lulus sertifikasi, mulai dari kelayakan, keamanan dan kenyamanannya. Semua bis dilengkapi dengan fasilitas AC, pemadam kebakaran, kotak P3K dan lainnya sebagaimana bis-bis mewah yang beroperasi di Indonesia.

Kedua, adalah layanan konsumsi. Layanan konsumsi ini juga terima oleh jamaah haji, baik ketika di embarkasi maupun di Arab Saudi. Menu-menu yang disajikan untuk jamaah haji Indonesia disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia. Saat jamaah haji Indenesia berada di hotel, baik di Madinah maupun di Makkah, mereka mendapatkan tiga kali jatah makan dan minum. Untuk makan pagi, biasanya ada menu Nasi Gurih dan lauk yang bervariasi, begitu juga untuk makan siang dan sore, para jamaah mendapatkan makan dengan lauk pauk ikan, daging ayam, daging sapid an telor disertai dengan buah-buahan. Khusus di Mina, biasanya ada tambahan susu kotak. Jadi, jamaah haji Indonesia tidak perlu khawatir soal makanan dan minuman, karena semua layanannya sangat baik dan telah disesuaikan dengan selera orang Indonesia. Ketika masuk Masjid Madinah dan Masjidil Haram, layanan air zamzam sangat melimpah. Jamaah dapat memilih, air zamzam yang dingin atau tidak, tergantung selera. 

Ketiga, adalah layanan akomodasi, berupa penginapan baik ketika di Madinah, Makkah maupun saat di Arafah, Muzdalifah maupun Mina (Armuzna). Di Madinah, hotel-hotel yang ditempati jamaah Haji Indonesia berada disekitar Masjid Nabawi, sehingga ketika para jamaah hendak pergi ke Masjid Nabawi tidak membutuhkan moda transportasi darat, cukup dengan berjalan kaki, para jamaah dapat mengikuti Arbaiin (sholat 40 waktu) dengan baik. Fasilitas hotel di Madinah sangat nyaman, mulai dari AC, mandi air hangat setiap hari, penggunaan lift yang bebas serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan jamaah. Begitu juga, fasilitas hotel di Makkah juga tidak kalah baiknya dengan di Madinah, bahkan beberapa hotel di Makkah lebih luas dan lebih nyaman. Layanan kebersihan hotel juga terjaga dengan baik, sehingga para jamaah dapat istirahat dengan nyaman ketika selesei melaksanakan rangkaian ibadah haji. Ketika di Arafah, memang tidak ada hotel, yang ada adalah tenda-tenda yang digunakan para jamaah untuk wukuf, demikian juga ketika Mabit di Muzdalifah, para jamaah hanya mabit sebentar saja, maka wajar kalau fasilitas di Arafah dan Muzdalifah berbeda jauh dengan di hotel. Disinilah, para jamaah diuji kesabaran, kesamarataan dan kepasrahannya kepada Allah SWT. Perlu diketahui, bahwa semua tenda-tenda di Arafah dan Mina dilengkapi dengan AC, pemadam kebakaran dan listrik yang memadahi. 

Keempat, adalah layanan lansia. Sebagaimana telah disebutkan diatas, jumlah jamaah haji lansia, berjumlah 30%, atau sekitar 67.800 orang. Jamaah haji yang telah berumur lebih 100 tahun berjumlah lebih dari 30 orang, dengan umur tertua adalah 119 tahun. Dengan tagline, haji tahun 2023 berkeadilan dan ramah lansia, maka para petugas telah diberi bekal mental, saat persiapan pemberangkatan haji, agar para petugas menanggalkan rasa sombong, angkuh dan lainnya. Dengan demikian, seluruh PPIH mempunyai visi yang sama, bahwa layanan kepada lansia harus diutamakan. Maka, dalam seluruh rangkain pelaksanaan ibadah haji, jamaah lansia mendapat perhatian khusus, mulai dari layanan kursi roda, layanan kesehatan dan layanan pelaksanaan ibadah, bahkan ada petugas kesehatan yang berkenan membuatkan bubur, agar jamaah haji lansia yang tidak selera dengan makanan yang disajikan, mau makan sehingga kesehatannya dapat terjaga. Tidak jarang, PPIH menggendong jamaah lansia ketika jamaah lansia kesulitan berjalan dalam rangka pelaksanaan ibadah. Beberapa lansia yang udhur syar’iy, misalnya ketika saat prosesi wukuf mereka berhalangan, maka difasilitasi dengan safari wukuf, sehingga jama’ah tetap yakin bahwa haji yang mereka laksanakan tetap sah dan memenuhi rukun dan wajib haji. Prinsip saling membantu dan tolong menolong pada jamaah lansia sangat nampak, baik yang dilakukan petugas ataupun para jamaah. Ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh umat Islam Indonesia, bahwa jamaah lansia mendapatkan jaminan dan perlindungan dalam proses ibadah haji, sehingga jamaah lansia tidak perlu ragu-ragu untuk melaksanakan ibadah haji ditahun yang akan datang.

Kelima, adalah layanan Bimbingan Ibadah. Disetiap kloter, ada satu orang pembimbing ibadah yang telah mendapatkan sertifikat sebagai pembimbing ibadah haji professional. Bagi jama’ah haji Indonesia yang tidak mengikuti KBIHU, tidak perlu khawatir, mereka dipastikan akan mendapatkan layanan bimbingan ibadah dari PPIH. Para petugas pembimbing ini adalah mereka yang telah lulus sertifikasi dan sangat menguasai fiqih haji. Sebenarnya, manasik haji ini telah dimulai di tanah air, paling tidak setiap jamaah akan mendapatkan layanan bimbingan di tanah air sebanyak 6 sampai 7 kali di masing-masing IPHI. Namun, ketika di Madinah, Makkah dan Armuzna, tidak jarang berbagai persoalan fiqh muncul, maka tugas pembimbing ibadah inilah menjawab berbagai persoalan haji sehingga para jamaah haji merasa yakin bahwa rangkaian ibadah haji yang telah dilaksanakan telah mememuhi wajib dan rukun haji. 

Keenam, adalah layanan kesehatan. Layanan kesehatan di Madinah, Makkah dan Armuzna dilaksanakan selama 24 jam, setiap kloter terdiri dari satu orang dokter dan dua orang tim kesehatan. Jika tim kesehatan kloter tidak mampu mengatasi penyakit jamaah, maka jamaah dapat dirujuk ke KKHI (Kantor Kesehatan Haji Indonesia), KKHI merupakan kantor kesehatan yang didalamnya ada rumah sakit dengan beberapa dokter spesialis. Untuk Daerah Kerja Makkah dan Madinah ada beberapa dokter spesialis yang bertugas, yaitu spesialis paru, jantung, gigi, bedah, psikiatri, THT, orthopedi, kesehatan penerbangan, penyakit dalam, apoteker dan emergency medicine, rumah sakit ini juga dilengkapi peralatan canggih yang dibawa dari Indonesia. Ini menunjukkan bahwa layanan kesehatan jamaah haji Indonesia sangat baik dan prima. 

Bagi jamaah haji yang karena suatu hal, mereka lupa atau bingung, tidak perlu khawatir. Kementerian Agama RI telah menyiapkan petugas diberbagai tempat, baik itu diterminal bis Syib Amir maupun tempat-tempat strategis lainnya. PPIH wajib menggunakan seragam, maka bagi jamaah yang membutuhkan informasi, dapat bertanya kepada petugas dilapangan dan akan diarahkan oleh PPIH. Linjam (Perlindungan Jemaah) merupakan unit khusus yang dibentuk Kementerian Agama RI yang selalu siaga untuk melindungi jamaah sehingga dipastikan para jamaah dapat melaksanakan ibadah dengan penuh hikmah.

Layanan prima ini menunjukkan komitmen Gus Yaqut Cholil Qoumas, selaku Menteri Agama RI untuk memberikan jaminan bahwa jamaah haji Indonesia akan mendapatkan layanan yang terbaik, sehingga jamaah haji Indonesia dapat beribadah dengan tenang, nyaman dan khusu’. Wallahu a’lam bi shawab

Makkah, 4 Juli 2023. 


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Layanan Prima Haji Tahun 2023

Trending Now