Haul Ke-67 KH Syahlan, Abuya Nur Hasanuddin Tegaskan Rejeki Umur

Admin JSN
02 Juli 2023 | 20.30 WIB Last Updated 2023-07-02T20:06:14Z
haul akbar KH Syahlan ke-67,

MALANG|JATIMSATUNEWS.COM: Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Brongkal Pagelaran Kabupaten Malang memperingati haul akbar KH Syahlan ke-67, Sabtu (1/7/2023). 

Acara ditayangkan secara langsung dari akun PPMH Brongkal. Dibuka dengan Qasidah dan shalawatan, acara ini diikuti oleh para kiai dan keluarga besar almarhum KH Syahlan, dan jamaah secangkir kopi (jemaah Habib Ahmad). Abuya KH Nur Hasanuddin, pengasuh pondok pesantren Darussaadah, Gubugklakah turut hadir dalam acara haul akbar KH Syahlan tersebut, memberikan tausiyah. 

KH Nur Hasanuddin menyampaikan sejarah KH Syahlan. KH Syahlan merupakan ulama dan pejuang yang mengawali pendiriaan mushola Miftahul Huda, yang kemudian kini berkembang menjadi pondok pesantren.

 KH Syahlan juga berkiprah dalam memperjuangkan agama Islam. Tak sendirian, KH Syahlan berjuang bersama KH Toif dan KH Ali Maki.
 
“Semoga yang hadir mendapat berkah dari ketiga ulama besar tersebut,” kata KH Nur Hasanuddin.

KH Nur Hasanuddin menyatakan bahwa majelis yang membahas sejarah orang-orang yang sholeh, maka di majelis tersebut akan diturunkan rahmat Allah. Apalagi majelis diawali dengan shalawat nabi. KH Nur Hasanuddin mendoakan para hadirin untuk senantiasa sehat, juga dilancarkan rejekinya, diperkuat iman kesholehannya. KH Nur Hasanuddin menegaskan pentingnya berkumpul dan menghadiri majelis.

“Barang siapa orang yang berkumpul dengan orang mulia, akan dimuliakan Allah,” kata KH Nur Hasanuddin. 

Menilik usia hidup KH ‘Ali Maki yang mencapai umur 100 tahun lebih, KH Nur Hasanuddin menyatakan bahwa umur adalah salah satu jenis rejeki. Apalagi di era yang rata-rata angka harapan hidup di angka 70 tahunan seperti sekarang ini. Rejeki umur akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk mengikuti majelis. 

“Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dicintai dan mencintai Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Di majelis ini kita berharap mendapat syafaat beliau dan berkah haul,” papar KH Nur Hasanuddin.  
Menghadiri majelis menjadi cara menyempatkan diri meraih pahala Allah, di tengah nikmat rejeki umur yang terbatas. Hadir di majelis ilmu walau sebentar lebih afdal dari shalat seribu rakaar. Bahkan apabila mengikuti dengan lelah dan capai, Allah tak mengurangi pahala peserta majelis. KH Nur Hasanuddin menyarankan peserta majelis tetap hadir, bagaimanapun kondisi badan. 

“Siapa yang kuat sholat seribu rakaat,” tanya KH Nur Hasanuddin.

Dengan menghadiri majelis, jamaah Habib Ahmad dapat meraih pahala lebih dari ibadah seribu rakaat. KH Nur Hasanuddin menyarankan agar jamaah rajin ke majelis, agar meraih pahala dari Allah selama masih diberi nikmat umur. 

“Datang ke majelis lebih utama pahalanya, dibanding menyambangi seratus orang sakit,” kata KH Nur Hasanuddin. 

Selama masih diberi kesehatan, selayaknya manusia menabung pahala. Menghadiri majelis ilmu, kata KH Nur Hasanuddin lebih afdal dari mengantar seribu orang meninggal dunia.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Haul Ke-67 KH Syahlan, Abuya Nur Hasanuddin Tegaskan Rejeki Umur

Trending Now