ARTIKEL| JATIMSATUNEWS.COM - Pada pertengahan Abad 9 (861 M) Empu Sindok dari Mataram Hindu meninggalkan Mataram. Sesuai dengan petunjuk Sang Hyang Widhi, Empu Sindok menuju Jawa bagian Timur. Akhirnya sampailah di Lereng Gunung Kawi.
Di Lereng Gunung Kawi itulah Empu Sindok membangun tempat semedi untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi. Sejak saat itulah Lereng Gunung Kawi menjadi tempat semedi Empu Sindok.
Waktu terus berjalan, Empu Sindok akhirnya mendirikan Kerajaan Medang Kemulan, Sesuai dengan berjalannya waktu keturunan Empu Sindok, Seperti Raja-Raja Kahuripan, Raja- Raja Kediri dan Raja-Raja Jenggala tetap merawat dan melestarikan tradisi di Lereng Gunung Kawi yaitu bersemedi mendekatkan diri Kepada Sang Hyang Widhi.
Pada saat Raja Kameswara I (Inu Kertapati) berkuasa di Kerajaan Kediri tempat semedi di Lereng Gunung Kawi ini dibangun sebagaimana Layaknya sebuah Keraton. Sarana Prasarana yang dibangun mulai dari sebuah Gapura (Pintu Gerbang) Bale Paseban sampai Sanggar Pamujan.
Pada Akhir Pemerintahannya Tahun 1130 M, Prabu Kameswara 1 Akhirnya Madek Pandito. Dalam Usaha mencapai kesempurnaan Sukma untuk mengabdikan diri kepada Sang Hyang Widhi, Prabu Kameswara I yang dikawal oleh punggawa Kerajaan berangkat ke Lereng Gunung Kawi menuju tempat semedi yang telah ada sejak Zaman Empu Sindok.
"Prabu Kameswara I mulai saat itu menetap di Lereng Gunung Kawi dan beserta punggawa, abdi dalem serta para dayang yang melayaninya. Di tempat ini Prabu Kameswara Menghabiskan sisa-sisa umurnya untuk mendekatkan diri ke Sang Hyang Widhi hingga akhirnya beliau Muksa dimana raga menyatu kembali dengan alam dan sukma kembali ke Nirwana menghadap ke Sang Hyang Widhi.
Setelah Prabu Kameswara I Muksa, tempat itu masih terus dirawat dan dilestarikan oleh punggawa dengan senantiasa menyiapkan sesaji untuk menghormati sang Prabu. Nalur Para Punggawa tersebut hingga saat ini menjadi tradisi para Penduduk dilingkungan sekitar. DI Tempat inilah yang sampai sekarang dikenal sebagai tempat WISATA KERATON GUNUNG KAWI