MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Salah satu mahasiswi asal fakultas MIPA Universitas Negeri Malang mengaku mengalami upaya Pemerkosaan yang terjadi pada 29 Mei 2023 sekitar pukul 03.30 dini hari.
Kejadian tersebut bermula ketika korban berinisial NA hendak berangkat bertugas untuk pengisi acara pada Wisuda UM ke-119. Korban diwajibkan datang ke Graha Cakrawala (Gracak) untuk dirias pada pukul 03.00 WIB. Karena korban merasa tidak enak hati untuk meminta temannya mengantarkan ke Gracak, akhirnya korban berangkat jalan kaki dari kosnya yang berada di Jl. Bendungan Riam Kanan Sumbersari pada pukul 03.15 WIB.
Memecah hening NA memutar musik memakai headset di telinganya. Saat sudah berjalan sekitar 1 km tepatnya di ruko ambarawa korban mendapatkan tawaran dari seorang pria yang mengaku mahasiswa. Pria itu juga berkata bahwa dia juga anak kuliah.
Tanpa berfikir panjang NA mengiyakan tawaran itu dengan dalih karena NA berfikir pelaku adalah orang baik dilihat dari penampilan wajahnya.
"Semua pasti tahu jam segitu gerbang ambarawa masih tutup dan si pelaku mengaku tahu jalan lain" ujar NA.
Tibalah di jalan Veteran perempatan lampu merah belok kanan, dari sini masih wajar tak ada gelagat mencurigakan. Gelagat aneh terjadi berikut, harusnya putar balik di tikungan kedua (kalau dari arah barat) namun tidak, pelaku malah terus ke arah timur. Saat di tempat itu sempat korban meminta untuk langsung turun, namun pelaku menolak dan masuk ke area makam pahlawan jalan Cianjur.
Seharusnya pelaku jika akan ke Garacak harus belok kiri dan putar balik, namun tidak demikian. Pelaku malah melawan arus.
"Nah itu mau ke kuburan pahlawan, akhirnya tembus jalan veteran lagi, pelaku malah ngelawan arah dan berhenti di lahan kosong samping Matos" ungkap korban ketika diwawancarai secara ekslusif oleh Wartawan Jatimsatunews
Saat itu, korban mengaku posisinya sangat gelap, rerumputan. Akhirnya oleh pelaku dibelokkanlah motor ke situ (lahan kosong samping matos) oleh pelaku, ke tengah semak-semak dan langsung di jatuhkan.
Sebagai seorang cewek, korban udah ngerasa ada yang tidak beres, korban sempat berfikir ini pasti akan diperkosa, korban ingin balik badan untuk melarikan diri dengan cara berlari namun tidak sempat, akhirnya korban lari dengan cara mundur.
Dari situ, malah menjadi-jadi, pelaku menerkam korban dengan cara langsung ditindih,
"Udah langsung nyosor-nyosor gitu kemuka" ujar NA
Selain itu pelaku juga sudah melepas jilbab milik korban, korban merasa dipukul di bagian mata sebelah kanan sekali, bagian kepala tiga kali. Bada dipukul agar korban lemah. Korban merasa kurang yakin apakah dicekik atau tidak namun dileher serasa sakit.
"Nggak tahu, saya dicekik apa tidak tapi ini leher saya masih sakit, rasanya nggak tahu, saya nggak inget dia ngapain aja, intinya berusaha buat saya itu nggak bisa bergerak" ujarnya saat ditemui
Bahkan pelaku sempat membuka baju korban, namun korban berhasil menolak sambil terus berteriak meminta tolong.
"Saya tidak mau sambil terus minta tolong, kenceng banget, ndak tahu kayaknya teriakan saya itu paling kenceng selama hidup saya" lanjutnya
Bahkan pelaku sempat akan membuka celana korban. Namun tidak berhasil karena korban memakai baju rangkap 3, celana 2 dan hijab kepala juga 3 rangkap.
Setelah dirasa gagal, pelaku kemudian kabur, korban tidak sempat dokumentasi, karena barang dari korban telah berserakan.
"Jadi dia nggak bisa buka, nggak bisa perkosa saya, dia kabur. Saya mau dokumentasi karena barang saya udah kemana-mana ya, barang tak tinggal, saya lari ngejar sambil cari HP saya, nggak nutut buat foto jelas, jadi blur fotonya, jadi nggak kelihatan orangnya juga" tandas NA
Selanjutnya, ada 2 orang pria lewat, lalu korban meminta tolong. Namun tak terkejar
"Pak kejar itu pak, dia mau perkosa saya, aku bilang gitu, itu dua motor udah ngejar tapi nggak nutut karena dia kenceng. Terus beberapa menit kemudian ada mas-mas sama bapak-bapak gitu datengin saya, saya minta tolong, pak bantu saya, barang saya masih dilapangan tadi, saya hampir diperkosa" lanjut NA
Akhirnya dibantulah korban untuk menemukan beberapa barangnya yang berada di lapangan/ lahan kosong. Terdapat jilbab tas dan HP.
Singkat cerita, setelah dibantu merapikan barang korban akhirnya langsung melanjutkan ke kampus untuk di-makeup dan sekitar setelah dzuhur penugasan telah selesai. Beberapa menit kemudian korban datang ke poliklinik UM untuk dicek.
"Udah, Singkat cerita ya dibantu itu, terus saya langsung balik ke cakrawala di makeup, terus penugasan sudah. Jam selesai mungkin dzuhur, habis penugasan sudah itu, jeda beberapa menit ke poliklinik, itu dicek, sama salah satu dokter perempuan, setelah dicek, ke pak kepala Keamanan UM di A19, beliau bilang kalau mau ditindaklanjutin ya monggo, diteleponkan juga sama beliau, tapi beliau bilang, saya cuman bisa ngabarin sampek sini, gak bisa temenin sampek berikutnya, intinya diserahkan ke kita" ujar NA
Setelah itu, korban melaporkan kejadian ini kepada Kepolisian Resort Kota Malang (Polresta), tak lama kumudian dilakukan olah TKP, korban NA bersama 3 polisi juga olah TKP ke Ambarawa karena ada cctv dan posisi korban pertama dibonceng adalah di ambarawa. Selain itu cctv di perempatan lampu merah Jalan Veteran juga dipantau. Setelah olah TKP selesai korban dibawa kembali ke polresta untuk menyusun rekomendasi untuk visum di RSSA hingga jam setengah 12 malam, lalu korban juga menerima tanda bukti lapor serta menunggu 2-3 hari terkait hasilnya.
"Habis itu kita balik lagi ke Polresta, diminta menyusun rekomendasi buat visum, visum di RSSA sampai jam setengah 12 malem, setelah jadi balik ke polresta terus dikasih surat pegangan dan ditunggu 2-3 hari untuk hasil dan perkembangan kasusnya" ujar NA
Selain itu pihak Polresta meminta untuk segera menemukan saksi dari perkara ini
"Dari Polresta disuruh cari kontaknya, yang katanya Satpam Matos" ungkap NA
Dari kronologi diatas Universitas Negeri Malang mengetahui kejadian ini, melalui Kepala Keamanan UM
"Kemarin sudah tak sampaikan ke Direktur Kemahasiswaan juga, buat sama-sama membantu" ujar Kepala Keamanan UM saat disela-sela Waratawan Jatimsatunews bertemu menghampiri korban saat di wawancara.
Selain itu, Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan, Kewirausahaan, Karir dan Alumni Universitas Negeri Malang dikabarkan akan menemui korban.
"Beliau minta agar kita nemui beliau, tapi ini belum ketemu dengan bapaknya, ini tadi janjinya beliau bilang jam satu (30/5/3023) temui saya" ungkap NA
Setelah beberapa waktu, Wartawan memperoleh kelanjutan pasca korban bertemu dengan Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan, Kewirausahaan, Karir dan Alumni Universitas Negeri Malang, korban akan dibantu oleh UM dalam mengganti biaya visum di RSSA Malang.
"Kan kemarin visumnya bayar pribadi, terus dari pihak beliau bilang semisal nanti dari UM mau bantu dengan itu, kasih kwitansi dari Polresta, biar diganti UM intinya" ujar NA