Foto: Siswa SMP SAIM Surabaya minum tablet penambah darah pada hari pencanangan Siber Casting, Selasa (23/5) pagi. |
SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Kota Surabaya berambisi menurunkan kasus stunting. Meski menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia Kemenkes 2022, kota Pahlawan ini sudah tercatat sebagai kota dengan prevalensi stunting terendah se-Indonesia, yaitu 4,8%, tapi tetap gencar melakukan aktivitas percepatan. Walikota Eri Cahyadi pun bertekad untuk mencapai target zero stunting pada akhir 2023.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak. Ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Penyebab utamanya, kurang asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Pada Selasa (23/5) Pemerintah Kota Surabaya mengadakan Pencanangan Gerakan Aksi Bergizi Cegah Stunting (Siber Casting) yang diselenggarakan secara hibrid (kombinasi daring dengan luring). Sebuah program pencegahan anemia pada remaja putri serta untuk mendukung percepatan penurunan kasus stunting. Setelah pencanangan, diharapkan gerakan Siber Casting dilakukan rutin seluruh SMP/MTs sederajat Surabaya sekali dalam sepekan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya Rini Indriyani hadir meninjau pencanangan tersebut di SMP Negeri 37 Surabaya. Acara tersebut diikuti para siswa dari 63 SMP negeri, 230 SMP swasta, 4 MTs negeri, 48 MTs swasta, serta pegawai 63 puskesmas se-Surabaya, melalui jejaring Zoom.
Serangkaian acara berlangsung meriah, mulai dari senam UKS, senam cuci tangan enam langkah, sarapan sehat bersama, hingga edukasi interaktif kesehatan remaja. Satu lagi, ada aksi minum tablet tambah darah khusus untuk remaja putri. Pembagian tablet direncanakan akan dibagikan rutin secara berkala.
Wali Kota Eri menyampaikan, Pemkot Surabaya tidak hanya fokus kepada penanganan balita stunting, tapi juga melakukan pencegahan stunting pada usia remaja. Khususnya bagi remaja putri yang telah mengalami pubertas atau menstruasi. Karena itu, Pemkot melakukan pendampingan kepada para perempuan yang belum menikah hingga setelah menikah.
”Stunting itu tidak bisa diselesaikan ketika ada bayi stunting. Tapi itu bisa dikurangi dan dicegah sejak sebelum menikah. Maka anak perempuan yang sudah pubertas atau menstruasi bisa diberikan zat besi, Jangan sampai kekurangan zat besi, karena salah satu kategori stunting adalah kekurangan zat besi,” katanya.
SMP Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya menjadi salah satu sekolah yang turut berpartisapasi dalam acara Siber Casting tersebut. Sejak pagi terlihat siswa sudah bersiap di halaman sekolah. Kemudian bersenam mengikuti panduan secara daring via beberapa monitor. Mereka juga melengkapinya dengan senam tambahan yang dipandu oleh siswa peserta eskul olahraga. Seusai senam, siswa berbondong masuk ruang makan untuk melakukan sarapan bersama. Beramai-ramai menikmati makanan sehat yang telah disiapkan. “Anak-anak terlihat senang ketika makan bersama itu,” kata Ustazah Iva Soesanty Roesniawaty, S.Sos, salah satu guru yang mendampingi acara tersebut.
Dikatakan, di SAIM hadir dua petugas kesehatan dari Puskesmas Keputih. Mereka memberikan tablet penambah darah gratis serta berdialog tentang gizi dan pencegahan anemia dengan siswa. Pemberian tablet suplemen ini penting mengingat anak usia remaja sangat aktif bergerak sehingga membutuhkan banyak energi. Dalam kesempatan tersebut, ada siswi yang menanyakan, apa manfaat tablet penambah darah bagi perempuan, kemudian dijawab bahwa pada saat menstruasi tubuh perempuan akan kehilangan darah cukup banyak, sehingga perlu ada asupan pengganti.
“Menurut saya, ini program yang bagus. Tadi petugas dari Puskesmas juga berjanji siap hadir ke sekolah kami untuk sosialisasi dan edukasi di waktu-waktu yang akan datang,” kata Guru Ilmu Sosial itu. (ono)