ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Makam Siapa yang Berada di Lereng Gunung Kawi, Simak Ceritanya

02 Mei 2023 | 17.08 WIB Last Updated 2023-05-02T14:45:31Z


MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Pesarean di Gunung Kawi yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang-Blitar tepatnya di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang terdapat dua makam yakni makam Eyang Djoego dan Eyang RM Soedjono yang identik dijadikan tempat berdoa oleh masyarakat, terutama kalangan etnis Tionghoa.


Namun benarkah, jika kejatuhan daun pohon Dewandaru di Pesarean Gunung Kawi akan menjadi kaya?. Begini perjalanan wisata religi yang dilakukan Kabiro Sidoarjo JatimSatuNews, Imam Syafi'i yang ditemui oleh Putri Ulandari selaku administrator pesarean Gunung Kawi pada 30 April 2023 Siang.


Dia menuturkan, bahwa kedua makam tersebut merupakan makam pengikut dari pangeran Diponegoro, Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh orang Belanda Eyang Djoego mengembara ke desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, selanjutnya beliau mendirikan Padepokan Djoego atau rumah tinggal.



”Sebelumnya beliau bernama Raden mas Soerjokusumo atau Raden Mas Kromodiredjo selanjutnya beliau diberi gelar Kyai Zakaria II beliau merubah namanya agar tidak diketahui bahwa beliau adalah keturunan bangsawan dan tidak dikenali oleh orang Belanda sehingga beliau mengubah namanya," ungkapnya


Di padepokan tersebut, sambung putri, Eyang Djoego mengajarkan masyarakat untuk bercocok tanam dan mengajarkan tentang agama karena beliau mendapatkan gelar Kyai, Otomatis ilmu agamanya beliau lebih tinggi dibandingkan masyarakat pada waktu itu.


”Selain itu beliau juga mengajarkan bagaimana aspek kehidupan seperti cocok tanam, berternak dan lain-lain," jelasnya


Masih dikatakannya, beliau berpesan ketika beliau wafat minta dimakamkan di sebuah bukit di lereng Gunung Kawi. Kemudian diutuslah Eyang RM Soedjono pengikutnya untuk melakukan babat alas atau membuka lahan dan melahirkan desa-desa di sekitar yang sekarang ini ada.


”Raden Mas Iman Soedjono juga menjadi pelopor adanya desa Wonosari sendiri karena sebelum beliau datang desa ini belum ada. Jadi bisa dibilang Eyang RM Soedjono adalah pelopor dari desa Wonosari itu sendiri juga mendirikan Padepokan atau rumah tinggal dan menanam tumbuhan seperti yang kita ketahui sampai sekarang ada pohon dewandaru yang ada di sebelah kiri pendopo makam.


” Sebelum makam ada pohon dewandaru yang dipagari itu kemudian setelah itu ada pohon nangka, pohon sawo kecik dan lain-lain," urai Putri


Yang paling ikonik dari situ adalah pohon dewandaru sendiri yang mana memiliki mitos bila kejatuhan daun, rantingnya atau buah jadi kaya yang pada sebenarnya maknanya tidak seperti itu. Akan tetapi terkait pohon dewandaru itu adalah jika kamu memiliki keinginan teruslah berusaha, terus  mencoba dan tekun beribadah.


” Jadi kalau kita minta enggak bisa langsung dikabulkan, tapi banyak orang yang salah mengartikan katanya kalau kita kejatuhan kita bisa kaya, tapi itu kembali kepada kepercayaan masing-masing yang penting tidak menimbulkan hal-hal negatif,” ucapnya


Untuk event rutin tahunan di Pesarean Gunung Kawi itu ada dua yakni peringatan wafatnya Eyang Djoego pada tahun 1871 dan Eyang RM Soedjono pada tahun 1876, yang tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2023 dan 20 Juli 2023.


” Beliau dimakamkan dalam sejajar. Kenapa dimakamkan sejajar yaitu untuk mengingat bahwa mereka berdua pernah seperjuangan, sama sama berjuang di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro,” katanya


"Sekarang ini untuk pengelolaan Pesarean Gunung Kawi dikelola oleh ahli waris dari keturunan Eyang RM Soedjono atau Yayasan Ngesti Gondo," tutup Putri Ulandari. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Makam Siapa yang Berada di Lereng Gunung Kawi, Simak Ceritanya

Trending Now