Lebaran dan Konsep Halal Bihalal

Admin JSN
03 Mei 2023 | 14.33 WIB Last Updated 2023-05-03T07:33:25Z

Laili Mas Ulliyah Hasan, M. Pd.

Penulis adalah dosen STIBADA MASA Surabaya

Artikel | Jatimsatunews.com: Lebaran juga dikenal sebagai Idhul Fitri adalah hari libur besar Islam yang menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan. Yang mana dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia, dan ini adalah waktu untuk sholat, pertemuan keluarga, serta saling memaafkan.

Saat Lebaran, umat Islam biasanya bangun pagi-pagi untuk menghadiri salat khusus di masjid dengan mengenakan pakaian terbaiknya. Usai salat, mereka saling menyapa dengan kalimat "Minal Aidzin" atau dalam Bahasa latinnya “lahir batin ya” yang mana kalimat pernyataan maaf kepada sesama umat muslim.

Sisa hari dihabiskan untuk mengunjungi keluarga dan teman, memberikan angpau dan makan makanan khas yang disajikan selama Lebaran, seperti ketupat (kue beras), rendang (daging pedas), dan opor ayam (ayam dalam santan).

Lebaran adalah waktu untuk memaafkan dan rekonsiliasi, dan juga waktu untuk bersedekah dan membantu mereka yang membutuhkan. Ini adalah hari libur penting dalam kalender Islam yang mana bertepatan dengan tanggal 1 syawwal pada tahun hijriah.

Halal bihalal adalah merupakan tradisi dalam budaya Indonesia yang dilakukan setelah Idul Fitri, yaitu perayaan hari raya Islam yang menandai berakhirnya bulan Ramadan tepat pelaksanaanya pada bulan Syawwal. Konsep halal bihalal sendiri berasal dari dua kata, yaitu "halal" yang berarti sesuatu yang dibolehkan atau hal yang baik menurut aturan Islam, dan "bihalal" yang berarti memaafkan atau meminta maaf.

Tradisi halal bihalal biasanya dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga, kerabat, atau teman-teman untuk saling bersilahturahmi dan meminta maaf satu sama lain. Dalam tradisi ini, orang-orang saling memaafkan dan berjanji untuk memulai hubungan baru yang lebih baik istilah Bahasa sekarang “zero-zero”.

Di Indonesia, tradisi halal bihalal diadakan sesama keluarga besar dan juga bihalal sering diadakan di berbagai tempat seperti kantor, sekolah, masjid, atau di rumah. Biasanya acara halal bihalal diisi dengan berbagai kegiatan seperti makan bersama, bercengkerama, atau acara hiburan demi mempererat tali silaturahmi persaudaraan.

Konsep halal bihalal menjadi sangat penting karena dapat mempererat hubungan antar individu dan sesame keluarga serta membangun keharmonisan dalam masyarakat. Tradisi ini juga menunjukkan pentingnya menghargai nilai-nilai keagamaan dan sosial dalam budaya Indonesia.

Konsep halal bihalal seperti yang dikenal dan dipraktikkan saat ini di Indonesia belum ada pada masa Nabi Muhammad SAW dalam bentuknya yang sekarang. Namun, Nabi Muhammad (saw) menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan anggota masyarakat, dan mencari pengampunan satu sama lain.

Ada beberapa contoh dalam literatur Hadits di mana Nabi Muhammad (saw) mendorong orang untuk berdamai dan berdamai satu sama lain. Misalnya, dalam salah satu hadits, Nabi berkata: "Maukah aku memberitahumu sesuatu yang lebih baik daripada shalat, puasa, dan sedekah?" Para sahabat menjawab, "Ya, silakan lakukan, wahai Rasulullah." Dia berkata, "Mendamaikan antara manusia, karena perselisihan di antara manusia adalah pencukur (perusak)." (Sunan al-Tirmidzi).

Selain itu, ada contoh di masa awal Islam di mana para sahabat Nabi Muhammad (saw) akan saling mengunjungi rumah untuk bertukar salam, hadiah, dan untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kekeluargaan. Hal ini dapat dilihat sebagai pendahulu pertemuan Halal bihalal modern di Indonesia.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Lebaran dan Konsep Halal Bihalal

Trending Now