BPBD Kabupaten Pasuruan Gelar Pelatihan Antisipasi Bencana Dalam Meningkatkan Kapasitas Warga Negara di Panditan

Admin JSN
27 Mei 2023 | 13.49 WIB Last Updated 2023-05-27T22:52:47Z
Peningkatan Kapasitas Warga Negara dan Aparatur Melalui Pelatihan dan Simulasi Potensi Bencana di Lumbang Jawa Timur

PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Pelaksanaan pelatihan terhadap potensi bencana diadakan oleh BPBDKabupaten Pasuruan di Kantor Desa Panditan Kecamatan Lumbang pada tanggal 25-26 Mei 2023. 

Pelaksanaan pelatihan tersebut mengusung tema "Peningkatan Kapasitas Warga Negara & Aparatur Melalui Pelatihan& Simulasi Antisipasi Bencana".
Beberapa unsur yang mengikuti pelatihan antara lain Pemdes Panditan Kec. Lumbang, BPBD Kabupaten Pasuruan, PMI Kabupaten Pasuruan, SATPOL PP Kabupaten Pasuruan, PERHUTANI (TNBTS) Kecamatan  Tosari, LINMAS Desa Lumbang. TAGANA Kabupaten  Pasuruan, PB Kabupaten  Pasuruan, BAGANA, FPRB Lumbang dan ILKP Pasuruan.

Sebelum proses pelaksanaan pelatihan terhadap potensi bencana dimulai, diawali dengan pembukaan kegiatan sekaligus laporan  KALAKSA BPBD Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan dibuka langsung secara resmi oleh Wakil Bupati Pasuruan KH. Abdul Mujib Imron dan kemudian dilanjutkan dengan agenda penyerahan bantuan secara simbolis oleh Wakil Bupati Pasuruan kepada Kepala Desa Panditan Kecamatan Lumbang.

Dalam agenda pelaksanaan pelatihan terhadap potensi bencana di Kecamatan Lumbang pada hari tersebut masing-masing dibawahi oleh tiga pihak yang bersangkutan yakni dari Manajemen Bencana, KARHUTLA dan PPGD. 

1. Manajemen Bencana

Dari pihak manajemen bencana sendiri ada tiga poin yang harus dilaksanakan dalam menghadapi potensi bencana yaitu: 

1. Pra Bencana (Mitigasi)
2. Saat Bencana (Tanggap Darurat)
3. Pemulihan Rekonstruksi (Pasca Bencana)

2. KARHUTLA

Di sisi lain dari pihak KARHUTLA (KLH TOSARI) membahas terkait kemungkinan bencana kebakaran hutan dan lahan dimana penyebabnya bisa karena dua faktor yakni alam dan manusia.

3. PPGD

Sementara itu dari pihak PPGD memberikan simulasi Pertolongan Pertama Gawat Darurat apabila terjadi potensi bencana seperti misalnya kebakaran hutan. 

Dalam PPGD harus ada orang-orang yang bertindak atau menerapkan beberapa hal-hal seperti berikut ini: 

- "TRSC-M (Teknik Reaksi Seleksi Cepat di masyarakat"
- Triage : Penolong yang sudah Profesional (Ahlinya).
- TRSC : Penolong oleh masyarakat awam (amatir).

Untuk tahapan dari PPGD itu sendiri yakni 

- Mengamankan lokasi kejadian.
- Mengamankan diri dengan APD. 
- Menentukan tempat untuk berkumpulnya (Merah, Hijau dan Putih)
- Membuat seruan awal dan panggil korban yg dapat berjalan (Hijau: untuk korbanyang masih bisa berjalan)
- Evakuasi korban. 

Tugaskan sisa tim lainnya untuk memberikan tanda merah pada korban dengan kondisi parah (terparah) yang membutuhkan pertolongan segera (emergency).

Saat mengevakuasi korban kemungkinan ada yang mengalami risiko seperti perdarahan atau patah tulang. 

1. Perdarahan

Perdarahan sendiri adalah keluarnya cairan darah dari pembuluh darah dan kemudian dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni: 

- Perdarahan dalam adalah perdarahan yang tidak menembus jaringan kulit
- Perdarahan Luar adalah rusaknya jaringan (Perdarahan Nadi, Vena & Rambut/Kapiler)

Beberapa teknik yang bisa dilakukan apabila seseorang mengalami perdarahan yaitu sebagai berikut ini: 

- TET : (Tutup, Elevasi & Titik Tekan).Tutup bagian yang terluka.
- Elevasi Tekan titik yang terluka (Nadi / Vena), Balut dengan Mitela (= kain lebar panjang , bisa Kerudung dsb).
- (Tutup Tekan Elevasi agar lebih tinggi dari Jantung).

2. Patah Tulang  

Patah tulang dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni: 

- Terbuka : patah tulang yang keluar menembus jaringan kulit.
- Tertutup : patah tulang yang tidak menembus jaringan, hanya memberi tanda-tanda bengkak lebam. untuk memastikan harus dengan tindakan rontgen (radiologi).
- Fiksasi : mempertahankan bagian yg patah agar tidak bergerak hingga pembidaian usai dilakukan. 

3. Prinsip pemasangan bidai harus melewati dua sendi. Terkait PPGD terhadap patah tulang harus dilakukan beberapa hal yakni tutup, bidai dan evakuasi. 

Untuk teknik evakuasi korban patah tulang, harus ada empat orang penolong berada di sisi kanan kiri korban di posisi arah langkah depan yang sama (tidak berlawanan arah). Lalu, ada satu orang yang menyiapkan tandu (standard / improvisasi) dan memberi aba-aba(komando) agar bergerak seirama. Pengangkatan korban harus meminimalkan banyak geraknya korban.

"Alhamdulillah, pelatihan dan materinya sangat bermanfaat," ujar Taufiq salah satu peserta asal Bangil. 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BPBD Kabupaten Pasuruan Gelar Pelatihan Antisipasi Bencana Dalam Meningkatkan Kapasitas Warga Negara di Panditan

Trending Now