Mesin Pertanian 'Membunuh" Para Buruh Tani |
Artikel I JATIMSATUNEWS.COM: Kemajuan teknologi pertanian dengan adanya alat dan mesin yang semakin canggih menjadikan proses budidaya dan pengolahan hasil pertanian lebih efektif dan efisien, baik dari segi waktu maupun biaya.
Namun di sisi lain, kehadiran alat dan mesin pertanian tersebut menjadikan masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani semakin terpinggirkan dan ‘tidak terpakai’ lagi.
Pada saat musim tanam padi, ketika petani lebih memilih menggunakan mesin penanam padi, maka para buruh tani yang biasa bekerja sebagai ‘buruh tandur’ tentu sudah pasti akan kehilangan lapangan pekerjaan.
Begitu juga ketika musim panen padi. Petani pada umumnya lebih memilih menggunakan mesin panen padi modern yang lebih murah dan cepat jika dibanding memanen padi secara tradisional yang dikerjakan oleh para buruh tani.
Akibatnya, para buruh tani yang biasa berprofesi sebagai buruh ‘ngeret pari’ menjadi kehilangan pekerjaan atau semakin berkurang ladang penghasilannya karena kalah dengan mesin modern.
Subadir, seorang buruh tani warga Desa Sukomoro, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri ketika ditemui Jatimnewssatu.com mengatakan, biasanya musim panen padi juga menjadi musim panen bagi dirinya dan teman-temannya.
Namun, sejak adanya mesin panen padi modern, lapangan pekerjaan sebagai buruh pemanen padi menjadi semakin berkurang.
“Dulu ketika musim panen, setiap hari pasti ada kerjaan manen padi. Sekarang, kadang ada kadang gak ada. Beruntung masih ada petani yang tidak mau menggunakan mesin, sehingga masih ada pekerjaan,” katanya.
Menurut Subadir, untuk memanen padi di sawah ukuran banon 100 (sekitar 1.400 meter persegi), ia mendapat upah sebesar Rp 400 ribu yang biasanya dikerjakan bersama lima atau enam temannya.
Pekerjaannya dimulai dengan memotong padi di sawah menggunakan arit (sabit) kemudian diusung ke rumah pemilik sawah dan dijadikan gabah menggunakan mesin perontok padi.
Jika menggunakan mesin pemanen padi modern, biaya yang dikeluarkan pemilik sawah lebih murah karena untuk sawah dengan ukuran yang sama, ongkosnya hanya Rp 300 ribu.( Figo )