Kasuistik Pemuda Dampit Dalam Prespektif Ramadhan

Eko Rudianto
02 April 2023 | 20.36 WIB Last Updated 2023-04-02T13:36:46Z


Dalam skema penalaran berfikir, pemuda memiliki peran dominan terhadap penalaran-penalaran dialektikanya berlaku. Utamanya dalam berperan diera modern dan era highspeed komunikasi serta transparasi komunikasi. Hedon mengenai peran pemuda telah terbukti dari zaman sebelum indonesia merdeka ada golongan tua dan golongan muda. Meskipun demikian, dua golongan super natural tersebut bukan alasan mutlak untuk mendistraksi dialektika yang berjalan. Pemuda memiliki semangat dan kemauan bulat sedangkan para sesepuh golongan tua berhak memberikan dorongan dan motivasi penguat, bak kata-kata Ki Hajar Dewantara, Tut Wuri Handayani. Untuk itu, meletakkan dimana kita atas apa yang harus kita lakukan disituasi yang bagaimana, diras perlu kita fikirkan melalui forum-forum perkumpulan profetik dengan asas, cendekiawan, prinsip kebangsaan serta berpegang pada ideologi agama yang moderat. 

Oleh karena itu, pemuda se kecamatan dampit dalam forum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU IPPNU) menselaraskan dialektika zaman yang berkembang, melalui kontur struktural dan multikultural IPNU IPPNU harus biasa memberikan pemikiran selaras serta problem solving yang konkret. Momentum Ramadhan kiranya tepat untuk sama-sama duduk untuk menganalisis hasil daya serap kondisi lingkungan, yang harus diabsraksikan dalam bentuk visi misi organisasi, hal tersebut guna menentukan arah gerak organisasi sesuai predikat ketentuan yang berlaku, bisa diterima baik untuk internal NU maupun kemaslahatan umat dengan latarbelakang apapun. 

Forum buka bersama, hakikatnya adalah refkeksi hasil setelah jerihpayah dalam satu hari penuh berusaha sekuat tenaga untuk menunda nafsu. Ini sengaja dirayakan bersama sebagai reminder bersama. Organisasi pun demikian, bila salahseorang disemua lingkup organisasi sadar dan berusaha menahan nafsunya serta egonya, niscaya tujuan organisasi yang telah dirancang dalam bentuk visi-misi yang telah terabstraksi dari analisa kompeks serta diterjemahkan dalam arah gerak atau program kerja, akan membuahkan hasil serta menyadarkan berbagai kolega. 

Kita semua sadar dan percaya hal itu, dampit dengan segala konsekuesinya mampu melahirkan organisasi pemuda yang sehat seperti vitamin, penawar rancun dalam setiap bisa serta pertunjukan seni kehidupan. Semua membutuhkan proses yang panjang. Bukan hanya semata untuk menghidupkan organisai, namun juga membentuk watak manusia personal yang paham akan ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah melalui belajar, berjuang dan bertaqwa. Layaknya ikan dalam sungai mereka berengang mengikuti arus namun tidak akan terseret dalam arus, ngeli ananging ora keli. Setidaknya ini bisa menjadi pegangan bagi kita untuk hidup di zaman modern ini, pemuda millenial jika tidak ingin tertinggal oleh zaman harus ikut dalam pergulatan peradaban zaman namun tidak terseret arus membahayakan oleh zaman. Batasan-batasan itu ditempa dalam prinsip dan ideologi organisasi. 

Tatkala organisasi masih mau berfikir mengenai hal ini, maka angin segar kesuksesan akan berhembus kencang. Tidak hanya untuk masadepan organisasinya namun juga personal manusiawinya. Semoga momentum buka bersama mampu merefleksikan pemikiran seperti ini, membuat sadar dan kematangan dalam berfikir. Semoga kita keluar dari bulan suci ini mendapatkan predikat Minal Aidzin Wal Faidzin. Aamiin.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kasuistik Pemuda Dampit Dalam Prespektif Ramadhan

Trending Now