Alasan Petani, Lebih Memilih Menanami Sawah dengan Rumput Gajah

Admin JSN
17 April 2023 | 16.21 WIB Last Updated 2023-04-17T10:14:48Z

KEDIRI I JATIMSATUNEWS.COM: Lahan pertanian berupa sawah, pada umumnya pasti ditanami padi. Selain padi, lahan sawah biasanya ditanami tanaman palawija, seperti jagung atau berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. 

Namun, akhir-akhir ini sebagian petani lebih memilih menanami sawah dengan rumput gajah. Kenapa?

Pak Hadi, seorang petani di Dusun Ploso, Desa Jantok, Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri, ketika ditemui Jatimsatunews.com mengatakan bahwa menanami sawah dengan rumput gajah ternyata lebih meguntungkan jika dibanding dengan ditanami padi atau tanaman palawija. 

Rumput gajah yang ditanam di sawah tersebut biasa dijual untuk pakan ternak dengan sistem borongan per petak sawah atau dijual eceran secara bongkokan (ikatan) dengan harga per bongkok sebesar Rp 10 ribu. 

“Menanami sawah dengan rumput gajah, dalam proses pengolahannya tidak banyak mengeluarkan biaya dan dalam setahun bisa panen 6 sampai 7 kali. Sementara jika ditanami padi atau tanaman palawija, dalam setahun hanya bisa panen 3 kali,” kata Pak Hadi ketika ditemui Jatimsatunews.com, Senin (17/4/2023).

Pak Hadi mencontohkan sawah miliknya yang ditanami rumput gajah. Sawah seluas 150 ru (sekitar 2.100 meter persegi) jika ditanami rumput gajah bisa menghasilkan uang Rp 3,6 juta per panen, dengan biaya pengolahan untuk pemupukan per panen sebesar Rp 250 ribu. 

Apabila dalam setahun panen 6 kali, sawah seluas 150 ru tersebut bisa menghasikan uang Rp 3,6 juta x 6 = 21,6 juta dan jika dipotong biaya pemupukan sebesar Rp 250 ribu per panen (Rp 250 ribu x 6 = Rp 1,5 juta) , dapat menghasilkan pendapatan bersih sebesar 21,6 – 1,5 = Rp 20,1 juta. 

Jika ditanami padi atau tanaman palawija, sawah seluas 150 ru tersebut bisa menghasikan uang paling banyak sebesar Rp 7 juta per panen dengan biaya pengolahan per panennya sekitar Rp 2 juta, sehingga keuntungan bersih per panen sekitar Rp 5 juta. Apabila dalam setahun panen 3 kali, sawah seluas 150 ru tersebut hanya menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 15 juta. 

Dengan demikian, menanami sawah dengan rumput gajah ternyata memang lebih menguntungkan jika dibanding dengan ditanami padi atau tanaman palawija. 

Perhitungan kasarnya seperti yang dicontohkan Pak Hadi dengan sawah seluas 150 ru yang dalam setahun perbedaan keuntungannya mencapai Rp Rp 5,1 juta (20,1 juta – Rp 15 juta). 

“Apalagi sawah yang tanahnya kurang subur atau yang pengairannya sulit, tentu lebih menguntungkan jika ditanami rumput gajah. Bahkan menamam rumput gajah masih lebih menguntungkan di lahan sawah produktif yang bisa panen padi secara maksimal,” jelas Pak Hadi. 

Pak Hadi yang sehari-harinya berprofesi sebagai guru tersebut mengaku dalam sebulan bisa memperoleh pendapatan antara 2 hingga 3 juta  rupiah dari hasil menjual rumput gajah. 

Beberapa petak sawah milik Pak Hadi yang total luasnya 700 ru (sekitar 1 hektar) semuanya ditanami rumput gajah. Selain masyarakat Desa Jantok dan sekitarnya yang biasa membeli rumput gajah untuk pakan ternak mereka, Pak Hadi juga sudah mempunyai langganan pembeli dari tetangga desa yang setiap minggunya selalu membeli rumput gajah dalam jumlah cukup banyak. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Alasan Petani, Lebih Memilih Menanami Sawah dengan Rumput Gajah

Trending Now