ARTIKEL.JATIMSATUNEWS.COM - Perkembangan agama Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari keberadaan masjid. Banyak masjid kuno yang berdiri pada masa kerajaan masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Seperti di Kota Madiun, banyak bangunan masjid yang telah berfungsi ratusan tahun lamanya, bangunan masjid tersebut, di antaranya:
1. Masjid Kuno Taman Madiun
Syiar Islam di Keresidenan Madiun berawal dari Masjid Besar Kuno. Terletak di Kelurahan Taman, masjid ini berukuran sangat besar dengan bagian utamanya terbuat dari kayu jati.
Dalam sejarah, Masjid Kuno dibangun oleh Kiai Ageng Misbach tahun 1974. Masjid yang semula bernama Masjid Donopuro dibangun di atas tanah perdikan (daerah bebas pajak) Kerajaan Mataram.
Wilayah itu diberikan kepada Kanjeng Pangeran Rangga Prawirodirjo I, Bupati wedana timur (Manca Negari Timur), Kerajaan Mataram di sebelah timur Gunung Lawu. Lalu diserahkan kepada Kanjeng Raden Ngabehi Kiai Ageng Misbach yang saat itu sebagai penasihat Pengeran Rangga Prawirodirjo I.
Seiring perjalanannya, masjid Kuno namanya diganti menjadi Masjid Besar Kuno Madiun. Hal ini setelah masuk ke daftar peninggalan cagar budaya, tahun 1981.
Pengunjung selain melaksanakan ibadah di masjid juga bisa ziarah kubur ke makam para mantan Bupati Madiun. Sekarang Masjid Besar Kuno semakin cantik dengan halaman parkir luas dan bagian selatan dibangun UMKM.
2. Masjid Kuno Kuncen atau Masjid Nur Hidayatulloh
Masjid Kuno Kuncen menjadi salah satu tempat wisata religi yang banyak dikunjungi masyarakat. Selain untuk beribadah, jamaah pun bisa berburu foto di luar area ibadah. Fasilitas umum pun cukup baik, di mana pengunjung bisa nyaman selama berwisata.
Masjid Kuno Kuncen atau sering disebut Masjid Nur Hidayatullah terletak di Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Tempat ibadah ini walaupun sudah berusia ratusan tahun, tetapi masih berdiri kokoh. Tampak penyangga kayu jati menopang bangunan dengan kuatnya. Tidak ada ornamen modern menghiasi bangunan masjid.
Menurut sumber yang ditulis oleh Januar Imani Ramadhan, 2018, Soloensis, Masjid Nur Hidayatullah berdiri pada akhir abad XVI atau tahun 1567, masa Pemerintahan Pangeran Timur. Pangeran Timur atau Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno adalah seorang adipati yang diutus Sunan Bonang untuk menyebarkan ajaran Islam di Madiun.
3. Masjid Agung Baitul Hakim
Masjid Agung Baitul Hakim berada di sebelah barat alun-alun. Jika kita melihat dari depan, masjid ini seperti baru. Hal ini karena masjid mengalami beberapa kali perombakan untuk bagian depan. Namun untuk area inti tetap masih bangunan asli sejak pertama kali dibangun.
Masjid Agung Baitul Hakim dibangun sekitar tahun 1830 masehi pada masa kolonial Belanda yang dipimpin oleh Ronggo Jumeno. Pada tahun 2002 masjid direnovasi dan tahun 2011 ada penambahan luas serambi, membangun kubah dan menara.
Masjid Agung Baitul Hakim memiliki 5 kubah besar dengan warna biru. Satu kubah berada di tengah, bagian depan ada 3 kubah dan sebelah selatan ada 1 kubah. Selain itu ada satu menara tinggi sekitar 25 meter dan setiap sudut ada menara yang lebih kecil.
4. Masjid Ka’bah
Masjid Kabah ini menjadi pusat perkembangan Islam di pusat Kota Madiun. Tempat ibadah satu ini lebih cocok dikatakan musala karena ukuran yang lebih kecil. Namun, kemanfatannya sama seperti masjid, yakni tempat beribadah baik ibadah langsung kepada Allah atau pun tidak.
Berada di area parkir Matahari mall, sebelah utara supermarket. Masjid Kabah belum lama dibangun, tepatnya sejak Wali Kota Madiun, Maidi terpilih.
Masjid miniatur Kabah pun menjadi destinasi wisata religi yang ada di Kota Madiun. Banyak masyarakat dengan sengaja datang ke Masjid Kabah untuk melaksanakan salat wajib juga salat terawih. Selain itu halaman masjid bisa digunakan kegiatan keagamaan lain, seperti latihan tawaf bagi para calon jamaah umroh dan tempat pembelajaran siswa.
Penulis : Sri Rohmatiah Djalil