_Gubernur Khofifah Ajak Penyintas dari Sudan Sarapan Ketupat Opor_ _dan Fasilitasi Pengantaran hingga ke Daerah Asal_ |
Setibanya di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Sekdaprov Jatim Adhy Karyono menyambut para penyintas dari Sudan dengan sarapan pagi bersama. Menu ketupat opor yang menjadi andalan momen lebaran pun tersaji sebagai hidangan khas Hari Raya lebaran lengkap dengan lepet.
"Saya sengaja menyiapkan Ketupat, Lepet dan Opor karena ini masih suasananya lebaran. Semoga semua suka 'Ketupat Opor'. Ada Ketupat dan Lepet tidak di Sudan?," tanya Khofifah.
"Tidak ada ibu," sahut Sucipto (60) warga Sidotopo Wetan Surabaya yang baru menetap di Sudan selama 1 tahun.
Dengan telaten dan sabar, Gubernur Khofifah menjamu dan melayani para warga Jatim yang memang lama tidak merasakan ketupat dan lepet lebaran selama berada di Sudan. "Mari silahkan, ambil lagi saya yakin di Sudan tidak ada Ketupat, opor berkuah santan ataupun lepet seperti di Indonesia. Semoga semua sehat dan segera berkumpul dengan keluarga," harapnya.
Warga Jatim dari Sudan yang tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya ini sebelumnya telah berada di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur dan transit sejenak di Kantor Badan Penghubung Prov. Jatim di Jakarta.
Nantinya, para penyintas, akan melanjutkan perjalanan menuju Kab/Kota di Jatim meliputi Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo dan Surabaya.
Gubernur Khofifah menegaskan, bahwa Pemprov Jatim akan memfasilitasi penjemputan warga Jatim yang dievakuasi dari Sudan untuk diantar ke daerah asalnya. Karenanya, ia memastikan, Pemprov Jatim akan memberikan pelayanan terbaik dengan menciptakan rasa aman dan nyaman kepada seluruh warga Jatim dari Sudan. Koordinasi terus dilakukan dengan KBRI di Riyadh, Jeddah sampai seluruh proses ini selesai.
"Kita menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim yang bertugas membantu kelancaran evakuasi ini khususnya TNI dan Kemenlu RI. Pastikan mereka dalam keadaan tenang, pulang dalam keadaan sehat. Pemprov akan memberikan pelayanan terbaik terutama bagi warga Jatim yang sudah di evakuasi dari Sudan," harapnya.
Lebih lanjut, Khofifah meminta kepada Sekdaprov untuk memonitor dan mengkoordinasikan seluruh pergerakan pesawat dalam penerbangan khususnya dari Jeddah menuju Jakarta. Selanjutnya akan di cek kesehatan dan kelengkapan dokumen pasportnya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.
"Jika seluruh proses selesai maka kemudian kami dari Pemprov Jatim akan memberikan pelayanan terbaik bagi para saudara-saudara kita dari Sudan. Kita doakan seluruh proses evakuasi berjalan aman, lancar dan selamat," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga berkesempatan bersapa dengan salah satu warga Jatim dari Sudan yang kondisi fisiknya kurang fit sehingga membutuhkan perawatan di RSU Haji Surabaya.
Saat berbincang dengan Ibu Supartin asal Madiun berusia 54 tahun, Gubernur Khofifah memastikan bahwa seluruh kesehatan warga Jatim dari Sudan menjadi jaminan dari Pemprov Jatim sampai dengan berkumpul dengan keluarga. Selain itu, seluruh biaya kesehatan menjadi tanggung jawab dari Pemprov Jatim sehingga para Warga Jatim dari Sudan tidak perlu mengeluarkan biaya selama proses perawatan berlangsung di RS milik Pemprov Jatim.
"Kami memiliki RSU Haji Surabaya yang bersebelahan dengan Asrama Haji. Kalau yang berasal dari Madiun, kami juga memiliki RS Pemprov yakni RSUD Soedono Madiun. Semua dalam penanganan Pemprov Jatim. Jadi mereka tidak akan dikenakan biaya tindakan pelayanan kesehatan selama proses perawatan berlangsung," jelas Khofifah.
Sementara itu, Sekdaprov Jatim Adhy Karyono mengungkapkan, bahwa Pemprov Jatim akan memberikan perlakuan dan pelayanan yang sama kepada para Warga Jatim dari Sudan yang akan datang baik yang baru tiba di Jakarta ataupun yang akan menuju Jawa Timur. Tak hanya sampai disitu, kendaraan juga disiapkan apabila ketika sampai di Surabaya belum ada keluarga yang menjemput.
"Intinya kita memberikan pelayanan terbaik bagi saudara kita dari Sudan. Kita akan mengantar sampai rumah masing masing dalam keadaan nyaman dan sehat," tegasnya.
Disisi lain, Athieva Ramza Zuhaira asal Jember yang merupakan Mahasiswi di Sudan mengkisahkan ketegangan saat berada di Sudan. Ketika tim relawan akan mendistribusikan bantuan ternyata tidak ada satupun yang bisa dirasakan akibat perang yang terjadi. Bahkan, selama konflik terjadi 1 nampan makanan diperuntukkan bagi 76 orang yang berada di Asrama.
"Allhamdulillah KBRI mengambil langkah untuk para perempuan khususnya Ibu dan Anak untuk dilakukan Evakuasi secara bertahap. Terimakasih juga kepada Pemprov Jatim khususnya Ibu Gubernur atas semua fasilitas yang sudah diberikan kepada kami," tutupnya.
Direncanakan kloter kedua, akan tiba hari ini sebanyak 363 orang, dimana 31 orang diantaranya berasal dari Jawa Timur yang akan terlebih dahulu dilakukan pendataan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. (anis/yous).