ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM: Itulah ungkapan salah satu pelatih kursus mahir dasar (KMD) Kwartir Ranting (Kwaran) Ampelgading 2023, yang sempat menggelitik hati penulis. Di tengah perbincangan kami dengan ketua pusat pelatihan dan pendidikan cabang kabupaten Malang, menyeruak ungkapan penggugah ini. Dengan ungkapan ini dimaksudkan bahwa berkecimpung di pramuka tergantung dari semangat dan pengorbanan serta keikhlasan dari pribadi pembina sendiri.
Adalah Hernikawati, salah satu pelatih wanita paruh baya yang mengungkap kalimat penggugah itu. Kalimat itu adalah hasil dari "perasan hikmah" perjalanannya sendiri selama berjuang di pramuka. Bagaimana tidak, dia yang seorang wanita, rela melakukan pengabdian di pramuka, hal yang tidak ringan dan tidak mudah, demi pramuka. Padahal rumah tempat tinggalnya di desa Pujiharjo.
Pujiharjo adalah salah satu desa pinggiran wilayah Malang selatan, tepatnya di kecamatan Tirtoyudo. Di desa ini ada pantai terkenal yaitu Pantai Sepelot. Untuk bisa sampai di desa ini, harus melewati jalan yang sangat ekstrim. Banyak tanjakan naik dan turunan curam yang harus dilalui. Tikungan tajam dan kondisi jalan yang rusak berat banyak mewarnai sepanjang jalan. Belum lagi mayoritas jalanan berada di "bulakan" atau tanah bekas hutan yang jauh dari perkampungan. Untuk melewati perjalanan panjang itu membutuhkan keberanian tersendiri.
Diawali dengan perjuangan awal di pramuka penuh dengan keterbatasan. Sejak tahun 2003 dia membina pramuka, walaupun belum pernah mengikuti kepelatihan pramuka.
"Dengan pengetahuan seadanya tentang pramuka, saya melatih pramuka sejak tahun 2003, sebisanya," ungkap wanita yang akrab dipanggil Kak Herni ini.
Kemudian, dengan kesadaran sendiri, kak Herni berusaha meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti KMD. Dan ternyata, adalah jebolan KMD Ampelgading tahun 2009.
"Waktu itu ada KMD di Ampelgading tahun 2009, karena ingin belajar pramuka, saya nekat ikut sendirian. Bawa sepeda motor sendiri dan waktu itu saya dalam kondisi menyusui. Terpaksa anak saya,saya tinggal untuk ikut KMD," lanjut Kak Herni.
Setelah itu dia semakin semangat untuk membina pramuka dan mengikuti kegiatan. Pagi, siang dan malam, ketika ada kegiatan pramuka tidak dipedulikannya, pasti dia berangkat. Walaupun hujan dan jauh sekalipun, dia berangkat sendiri dengan sepeda motor sendiri.
"Pernah suatu ketika ada kegiatan di kecamatan Lawang, waktu itu kondisi hujan, tapi dia juga berangkat sendiri dengan sepeda motor," ungkap Mamik Sumarmi, kepala Pusdiklatcab Malang yang sangat faham dengan karakter Kak Herni.
Kak Herni melihat ada potensi besar kemajuan pramuka Ampelgading. Dia melihat dari semangat peserta KMD mengikuti kegiatan pelatihan ini.
"Ada beberapa calon pembina yang sangat antusias. Karena semangatnya, sepertinya sampai tidak ingin berpisah dengan pelatihan ini. Tadi pagi sudah banyak yang menangis karena merasa kurang. Saya tidak ingin berpisah...kata salah satu peserta. Saya jawab, iya ini belum selesai, belum penutupan... Padahal kegiatan belum selesai. Tapi banyak yang menangis," ungkapnya.
"Setelah ini mereka kan harus menjalani RTL (rencana tindak lanjut). Dari situ saya berharap ilmu yang telah diperoleh di KMD diaplikasikan sebaik mungkin. Jika semua mau mengaplikasikan, saya yakin pramuka di Ampelgading akan menggeliat lagi," ungkap kak Herni.
"Semua demi anak bangsa. Ikhlas berbakti demi anak bangsa. Kalau bekerja tidak disini (pen : pramuka)," ungkap Kak Mamik menguatkan.
"Semoga banyak yang terpanggil," harap Kak Herni menutup pembicaraan.
Refan Purba