SIDOARJO | JATIMSATUNEWS.COM: Gelaran acaranya telah berlalu, apresiasi sukses pun telah tersemat, akan tetapi gunjingannya masih berlangsung hingga hari ini, Selasa 12 /3/2023.
Adalah Pengajian Umum dalam rangka Haul Sesepuh Desa Karangbong Mbah Sayyid Machmud yang digelar masyarakat Desa Karangbong di area makam tersebut. Desa Karangbong, Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Dilaksanakan pada hari Jum'at 10/3/2023 menyisakan persoalan berbuntut gunjingan. Yakni karena ada warga atau peserta pengajian yang tidak mendapatkan jatah konsumsi makanan juga minuman.
Perbincangan WhatsApp Group antar masyarakat Desa Karangbong bertopik keluhan terkait peserta yang tidak mendapatkannya konsumsi makanan dan minum terus bergulir.
Pasalnya, seluruh warga masyarakat Desa Karangbong telah ditarik iuran. Per rumah tangga per KK minimal sebesar Rp.20.000,- dan penghuni Kost ditarik minimal sebesar Rp.10.000,-.
"Bukan hanya 20 ribu, banyak yang ngasih 100 sampai 300 ribu. Ikhlas demi mensukseskan acara tersebut," cetus salah satu warga laki-laki.
"Tiap rumah di tarik 20 ribu, anak kos 10 ribu trus dananya ke mana ngge," papar
salah satu warga pada chatnya di WA Group.
"Jangankan Nasi, minum ae gak kumanan (tidak kebagian), piye iki (gimana ini)," timpal warga lain pada perbincangan Group WA.
"Tolong BPD ben gak bidek ae libatkan untuk menelusuri, ben punya tanggung jawab, ben gak jagakne bayaran ae," nada geram salah satu warga mencuat.
Hal demikian menjadikan perbincangan warga masyarakat sekitar Desa Karangbong sehingga viral di Medsos.
Parahnya, saat ditanya terkait penarikan iuran, Panitia penyelenggara dan para Perangkat Desa diduga seakan cuci tangan dan saling lempar jawaban.
Konfirmasi pada Kepala Desa Karangbong M Bambang Asmuni diminta menanyakan pada panitia.
"Tanyakan ke Panitia, itu Semua Sudah di Handle Panitia," cetus Kades.
Sementara itu Hilal selaku Panitia Haul mengatakan,"Kemungkinan karena banyaknya mustami'in yang hadir sehingga konsumsi yang disiapkan panitia sampai kehabisan."
Saat disinggung terkait tarikan uang ke warga Hilal mengelak.
" Panitia Haul tidak pernah minta iuran warga, terkait tarikan coba tanyakan ke Pemdes,"tegas hilal.
Sementara itu Wd warga berusaha memengertikan semua pihak.
"Saya yakin panitia sudah berusaha semaksimal mungkin. Anggaran diperkirakan sudah dari cukup tetapi kalau masih ada kekurangan wajar. Kalau ada kelebihan mungkin diluar dari kewajaran. Dan apakah ditarik sumbangan nasi atau uang toh itu juga bukan kehendak panitia. Melainkan hasil musyawaroh Rt dan RW. Mungkin ini bisa dibuat pelajaran urk tahun berikutnya harus lebih baik."
Menanggapi penarikan iuran tersebut salah satu warga perempuan berinisial Nat menyatakan untuk penyelenggaraan acara semisal ruwat sebaiknya nasi saja.
"Kalau uang enteng bawanya, Kalau nasi kan enak. Ruwat desa enaknya dimintain nasi aja semua. Kalau nyumbang uang di serahkan RT terus bisa dibelikan buah atau minuman,"jelas Nt.
Perbincangan panas terus berlangsung, bahkan ada yang sampai keluar grup dengan alasan hape lemot.