Acara yang diselenggarakan pada 13 Februari 2023 di Pendopo Balaidesa Pandansari (Selorejo) Ngantang ini dibuka pada pukul 19.30 dan diakhiri pada 23.00 dini hari. Dihadiri oleh kuranglebih 100 partisipan, berbagai komunitas dan instansi dari perintah turut hadir, diantaranya BPBD Jawa Timur, BPBD Kota & Kabupate Kediri, BPBD Kota Batu, BPBD Kabupaten Malang, Camat Ngantang, Muspika Ngantang serta komunitas lainnya.
Sudarmanto, Sekretaris Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim yang juga merupakan koorinator umum Jangkar Kelud mengatakan tujuan dari Kegiatan ini adalah sesuai tajuk yang diusung, agar semua pihak bersinergi dalam pengurangan maupun penanggulangan bencana.
"Tujuannya secara umum adalah sesuai tajuk dari acara ini, juka sudah peka, waspada, serta siap makan harus ada kesadaran untuk bersinergi untuk Penanggulangan bencana, khususnya dalam menghadapi gunung api Kelud" tutur pria yang akrab di panggil Mbah Darmo.
Dari banyak ilmu dan kenangan yang disampaikan oleh perwakilan masing-masing relawan, ada beberapa hal unik yang disampaikan, antaralain bahwa yang disampaikan oleh Kalaksa BPBD Kota Batu, bahwasanya ternyata yang sudah profesional dalam penanganan bencana masih luput dari kesalahan, waktu itu semua relawan termasuk BPBD sudah siaga dalam penanganan erupsi, simulasi sudah dilaksanakan dengan baik, jalur evakuasi sudah ditentukan namun saat gunung kelud erupsi berbeda jauh, ternyata dampak mengarah ngantang- Malang, bukannya kediri.
"Simulasi dilaksanakan mulus di Ngantang dan Kediri namun saat meletus berbeda jauh, waktu itu saya masih sekretaris" Kalaksa BPBD Kota Batu
Bahkan saat itu, ada 14.000 pengungsi dari ngantang ke kawasan Songgoriti, dari situ timbul rasa khawatir bahwa songgoriti adalah daerah villa berbayar akankah nanti pengungsi akan ditarik cash, maka dari situ Kalaksa BPBD Kota Batu yang saat itu menjadi sekretaris menghubungi koordinator pengelola dari kawasan villa Songgoriti tersebut, ternyata dalam hal ink 46 pos pengungsi tidak ditarik biaya sepeserpun yang kuranglebih selama 10 hari.
Sementara itu, Dadang Perwakilan Kalaksa BPBD Jatim mengatakan, tugas penanggulangan bencana adalah tugas kita bersama, BPBD Jawa Timur berjumlah 140 orang, namun harus mengcover seluruh wilayah Jawa Timur.
"Meskipun tanggungjawab penangulangan bencana adalah pemerintah menurut UU No. 24 Tahun 2007, namun ini adalah tugas kita semua, mengingat BPBD Jatim hanya berjumlah 140 orang namun harus mengcover seluruh wilayah jawa timur" ujar Dadang.
Dokumentasi