SURABAYA I JATIMSATUNEWS.COM: Lembaga pers Mahasiswa (LPM) Acta Surya menggelar pameran jurnalistik bertema ”Pluralisme Agama’’ di Warung Kopi Mbah Cokro, Jl. Prapen No.6 Panjangjiwo Surabaya, 10-12 Pebruari 2023. Sebanyak 16 karya dipajang, berupa artikel jurnalistik, foto serta narasi arsitektur karya reporter Acta Surya.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua 1 Stikosa-AWS, DR Jokhanan Kristiyono, ST.,M.Med.Kom -mengatakan bahwa karya-karya mahasiswa yang selama ini sangat bagus harus dikomunikasikan ke ruang publik, baik melalui event pameran maupun diskusi publik. Sebagai sebagai kampus media yang banyak menghasilkan jurnalis handal, mahasiswa Stikosa-AWS perlu lebih aktif mengkomunikasikan karya ke ruang publik.
Menurut Firda Aulia, pimpinan LPM Acta Surya, tema pluralisme sengaja diangkat sebagai wujud masyarakat kota Surabaya yang menjunjung tinggi nilai toleransi yang terangkum dalam ragam karya tulisan dan foto. Salah satu karya tulisan yang dipamerkan antara lain, kisah gereja cagar budaya di Jalan Kepanjen Krembangan, kisah gereja Bethany Nginden, serta kisah pencetus berdirinya Nahdhatul Ulama (NU). Semuanya dikemas dengan bingkai dan foto yang menarik. Selain pameran, acara ini juga diisi dengan serangkaian acara pendukung, antara lain: live musik, baca puisi dan bincang bincang dengan Yuska Harimurti, ketua GUSDURian Peduli.
Acta Surya merupakan media internal kampus yang didirikan dan dikelola oleh mahasiswa sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa Stikosa-AWS. Usia media internal kampus ini tidak beda jauh dengan usia Stikosa-AWS yang berdiri tahun 1964 saat masih bernama Akademi Wartawan Surabaya (AWS). Tercatat nama Amak Syarifuddin sebagai pendiri sekaligus pimpinan redaksi pertama. Beliau mantan wartawan senior ``Sinar Harapan`` dan sempat menjadi dosen dan Ketua Stikosa-AWS. Media kampus ini pernah terbit dalam format cetak , on the board media, dan e-magazine. Kini Acta Surya terbit sebagai media online dan banyak mengadakan event pelatihan jurnalistik, dan tetap dikelola oleh mahasiswa sebagai ajang praktek jurnalistik. (Red/Tim)