Muslimat NU Kab. Malang Gelar Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama dengan Pemotongan 100 Tumpeng
Di acara tersebut Ibu Dra. Hj. Khofidah dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa 1 abad NU ini jadi tonggak perjuangan baru menjelang abad 2.
Memasuki abad 2 ini Muslinmat NU harus banyak melakukan inovasi-inovasi baru melakukan penguatan diri dan harus banyak belajar untuk bisa ikut andil dalam menjawab permasalahan umat yang makin kompleks ini baik yang terkait dengan bidang pendidikan, sosial, kesehatan , ekonomi maupun permasalahan di bidang yang lainnya.
Mengingat Muslimat adalah Badan Otonom (BANOM) NU yang dilahirkan pertama kali sebalum Banom yang lain, sehingga peran Muslimat dalam rangka perjuangannya mendampingi Nahdlatul Ulama untuk Bangsa ini sangatlah urgen. Muslimat bersama Nahdlatul Ulama ikut berjuang untuk Bangsa ini dengan tanpa pamrih, tanpa minta bayaran semuanya demi tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan ini akan tetap dilakukan oleh Muslimat Nahdlatul Ulama Ila Yaumil Qiyamah, karena muslimat adalah organisasi yang besar mari kita buktikan bahwa muslimat mampu mewarnai Bangsa ini. tutur beliau dengan lantang.
Dalam sambutannya beliau juga menghimbau pada seluruh jama’ah Muslimat NU agar jangan sampai meninggalkan tradisi lama yakni bersilaturahiim, membaca wirid, berdzikir, bersholawat, membaca tahlil maupun Istighotsah. Yang menjadi salah satu ciri khas amaliah Ahlussunnah Wal Jamaah ala An Nahdliyah, karena dengan begitu hidup kita akan menjadi seimbang dan tenang.
Pada kesempatan yang sama Ibu Nyai Hj. Musyafi’ah dalam cuplikan ceramahnya, beliau menuturkan terkait dengan sejarah mengapa KH. Hasyim Asy’ari menjadi orang besar, yang hebat dan mejadi panutan umat?
Ternyata ini tidak lepas dari do’a sang Ibu. Ketika KH. Hasyim Asy’ari masih dalam kandungan di Bulan Romadlon Sang Ibunda didatangi oleh sosok laki-laki yang tak dikenal, dan ternyata itu adalah sosok Malaikat yang membawa permata dari Surga yang dihadiahkan untuk Ibunda KH. Hasyim Asy’ari.
Tapi ternyata ditolak, Ibunda hanya memohon agar kelak putra yang ada dalam kandungannya menjadi ulama besar dan hebat serta panutan umat, yang selalu menunjukkan kepada jalan kebenaran bagi kaumnya, hingga akhirnya terlahir sosok KH. Hasyim Asy’ari yang benar-benar menjadi ulama luar biasa tidak hanya di kenal di Indonesia tapi juga beberapa negara di dunia.