Wakil Ketua PBNU NU, KH. Zulfan Mustofa dalam sambutannya mengatakan bahwa Kader NU harus menjaga dua khidmah yaitu Khidmah Keagamaan/ Diniyah yakni masjid, madrasah diniyah, majlis taklim dan seterusnya harus senantiasa diwarnai oleh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah ala An Nahdliyah,
"Ini dalam upaya membentengi warga Nahdliyin dari Aqidah-Aqidah yang tidak selaras dengan Ideologi NU, yang akan membahayakan tidak hanya pada warga Nahdliyin tapi juga bangsa Indonesia. Yang kedua adalah khidmah sosial kemasyarakatan; yakni bagaimana kader NU tetap bisa berkiprah secara konsisten dalam menghadapi permasalahan umat yang makin kompleks ini baik di bidang ekonomi, kesehatan, lingkungan dan lainnya sehingga keberadaan NU ditengah-tengah bangsa yang majemuk ini tetap memberikan manfaat tidak hanya di Indonesi bahkan harus eksis di seluruh dunia. Ini seiring dengan visi yang dimiliki NU yakni merawat jagad membangun peradaban," ucapnya.
Tak ketinggalan, pada kesempatan tersebut juga disinggung betapa indah akhlak warga NU, terkenal, dikenal hingga ke luar Indonesia.
"Di Arab Saudi, orang Indonesia pernah berjumpa dengan saya, ketika lewat membungkuk bungkuk seraya mengatakan amit amit permisi, spontan orang arab yang bersama saya mengatakan, lihat inilah akhlak orang Indonesia, sopan sekali. Tak berapa lama rombongan lewat itu nampak mengenakan rompi dengan tulisan KBIH NU jepara, Alhamdulillah NU, akhlaknya diakui dunia, " tutur kyai.
Selanjutnya dalam sambutan singkat ketua PCNU Kab. Malang KH. Hamim menyampaiakn bahwa kader NU harus siap berjuang tanpa pamrih agar setiap langkah perjuangan yang dilakukan tidak sia-sia. Beliau juga menambahkan bahwa lokasi Mujahadah ada di wilayah pesarean karena di sini ada dua tokoh besar yaitu KH Zakaria dan Raden Omam Mujiono beliau adalah tokoh sekaligus inspirator NU dan beliau adalah santri dari pangeran Diponegoro yang ikut mempertahankan negeri ini dari penjajah Belanda serta telah ikut serta dalam merebut kemerdekaan RI.
Dalam acara tersebut tidak ketinggalan pula Ibu Dra. Hj. Khofidah dalam wawancara singkat beliau menyampaikan bahwa 1 abad NU ini jadi tonggak perjuangan baru menjelang abad 2 dan sekaligus menjadi ajang evaluasi untuk menata jam'iyah dan menggerakkan jama’ah menjadi lebih baik dan berkualitas.
"Jam’iyah Nahdlatul Ulama beserta Banom maupun lembaga ke depan harus lebih bisa memberikan pemikiran-pemikiran yang inovatif, memberikan pengabdian yang tulus, dan berjuang untuk kebesaran Jam’iyah Nahdlatul Ulama demi tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia," tegas Hj. Khofidah