Membuat Puisi Religi

Anis Hidayatie
05 Januari 2023 | 19.04 WIB Last Updated 2023-01-05T12:04:21Z
Membuat Puisi Religi
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Berbicara tentang puisi, Anda pasti akan teringat dengan kata-kata indah sarat makna yang mendalam. Pilihan diksi yang begitu estetis serta penyampaiannya yang memikat bisa membuat penikmatnya terbawa perasaan. Untuk mengenal lebih jauh seperti apa karya sastra ini, sebelum membahas tentang puisi religi, simak penjelasan mengenai pengertian puisi beserta jenis dan ciri-cirinya berikut ini.

A.  Pengertian Puisi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian puisi atau sajak adalah jenis sastra dengan bahasa yang terikat oleh irama, rima, serta susunan bait dan larik. 

Puisi mampu mengungkapkan emosi maupun pengalaman penulis yang berkesan kemudian dituangkan dengan gaya bahasa yang berima sehingga semakin menarik untuk dibaca.

Akan halnya puisi religi, pengalaman penulis akan membuatnya tersentuh sehingga muncul diksi riligius,  mengingat pencipta dengan ungkapan atau ucapan spiritual. Misal Berkah, Lillah, Alhamdulillah dan sejenisnya merupa warna  yang ada dalam badan puisi.  Agar sentuhan kedekatan antara hamba dan makhluk dapat dirasakan ketika sedang menulis puisi. 

Agar pengalaman religius itu bisa dipuisikan baiknya kita mengetahui ciri-ciri puisi terlebih dahulu. 

B. Secara umum, ciri-ciri puisi terdiri dari:

1. Diksi yang digunakan lebih indah dan memiliki unsur kiasan
2. Diksi tergantung dari rima persajakan agar menghasilkan irama indah
3. Puisi memiliki bait-bait yang terdiri dari beberapa baris
4. Tidak terlalu memperhatikan tokoh dan alur
5. Seringkali menggunakan majas.

C.  Jenis-jenis puisi:

1. Puisi Lama
Merupakan jenis puisi berupa syair, pantun, mantra, talibun, atau gurindam. Jenis puisi lama ini memiliki ciri khas tersendiri.

Ciri-ciri dari puisi lama yaitu:

a. Gaya bahasa cenderung statis atau klise
Biasanya berasal dari sastra lisan untuk disampaikan oleh satu individu ke individu lainnya
b.  Penyair cenderung anonim atau tidak diketahui.
c. Berpegangan pada ketentuan irama, rima, baris, intonasi, serta bunyi dari puisi tersebut.

2. Puisi Baru atau Modern
Pengertian puisi baru atau modern adalah bentuk puisi yang tidak terikat oleh jumlah baris, rima, irama, atau peraturan lain. 

Jenis puisi modern yaitu:
a.  Puisi naratif, yaitu puisi yang dihadirkan untuk memaparkan suatu cerita. Jenis puisi ini bersifat romansa, epic, dan balada.

b. Puisi lirik, yaitu digunakan untuk memaparkan gagasan penyair seperti ode, serenade, dan elegi.

c.  Puisi deskriptif, yaitu puisi yang berisi ungkapan, pendapat, atau kesan penyair. Contohnya satire atau puisi lain yang bersifat kritik sosial.

Selain itu, puisi modern juga memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti:
a.  Gaya bahasa bersifat dinamis dan tidak ada acuan tertentu sehingga dapat berubah-ubah sesuai keinginan penyair.
b. Biasanya puisi modern terdiri dari dua hingga empat baris per bait namun tidak begitu terpaku pada rima di tiap barisnya.
c. Isi puisi modern seringkali mengungkapkan keresahan yang melanda diri penyair.
d. Satu baris bisa saja hanya mengandung gatra atau kata yang memiliki satu fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan.


C.Unsur Intrinsik Puisi dan Ekstrinsik 

Ada dua unsur-unsur puisi yang perlu dimengerti, yakni unsur intrinsik yang terdiri dari fisik dan batin, serta unsur ekstrinsik. Unsur-unsur puisi intrinsik adalah unsur puisi yang membangun puisi dari dalam. Sedangkan unsur-unsur puisi ekstrinsik adalah unsur yang membangun puisi dari luar.

Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik puisi terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.

* Unsur Batin
Unsur batin puisi terdiri atas empat unsur, yakni tema, rasa, nada, dan amanat.

1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema menjadi penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi. Contohnya, puisi dengan tema kasih sayang seorang ibu kepada anaknya akan memiliki diksi yang berbeda dengan puisi bertemakan perjuangan para pahlawan melawan penjajah.

2. Rasa
Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan ke dalam puisi. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta pengetahuan penyair.

3. Nada
Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan erat dengan suasana. Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai nada. Misalnya, puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca menjadi iba. Tentu saja hal ini dapat menghadirkan suasana yang penuh kesedihan.


4. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui puisi yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat secara tersurat ataupun tersirat.


* Unsur Fisik
Unsur fisik puisi terdiri atas lima unsur, yakni diksi, rima, tipografi, imaji, kata konkret, dan gaya bahasa.

1. Diksi
Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna sebagai unsur yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan ekspresi yang dimiliki.

2. Rima
Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai pada akhir setiap larik atau baris puisi saja, tetapi bisa juga berada di antara setiap kata dalam baris.

3. Tipografi
Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen. Bahkan ada juga puisi yang ditulis dengan bentuk yang menyerupai apel, bentuk zig-zag, ataupun model lainnya.


4. Imaji
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Imaji adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud dan tujuan penyair. Pengimajian dilakukan agar puisi mampu menggugah imajinasi pembaca melalui penginderaan.

5. Kata Konkret
Kata konkret maksudnya adalah keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh dan dibayangkan.


6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam mengungkapkan sesuatu. Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai dalam bentuk rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan terkesan merendahkan diri.

Umumnya, setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa dalam puisi dapat dilihat melalui majas-majas yang digunakan. Adapun jenis majas yang sering digunakan dalam puisi antara lain, majas personifikasi, majas metafora, majas eufemisme, bahkan tidak jarang penyair menggunakan majas ironi.

Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi). Unsur ekstrinsik puisi terdiri atas tiga unsur, yakni unsur biografi, unsur sosial, dan unsur nilai.

1. Unsur Biografi
Unsur biografi adalah unsur yang berkaitan dengan latar belakang penyair. Latar belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi. Misalnya, penyair yang berasal dari keluarga kurang mampu, ketika membuat puisi yang isinya mengisahkan tentang kesulitan hidup, dapat lebih memilih diksi yang merepresentasikan kisah tersebut karena penyair tersebut pernah mengalaminya secara langsung. Begitu pula puisi dengan tema lainnya.

 
2. Unsur Sosial
Unsur sosial adalah unsur yang sangat erat kaitannya dengan kondisi masyarakat ketika puisi tersebut dibuat. Misalnya, sebuah puisi dibuat ketika akhir masa orde baru, maka puisi tersebut akan menggambarkan kondisi masyarakat yang sedang sangat kacau, menggambarkan keadaan pemerintahan yang sangat carut-marut, atau mengandung sindiran-sindiran terhadap pemerintah.

3. Unsur Nilai
Unsur nilai adalah unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan sebagainya. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri, sehingga dapat memengaruhi baik buruknya sebuah puisi.

D. Cara membuat puisi Religi, 
Sebenarnya tidaklah sulit untuk membuat sebuah puisi baik tema Religi, islami atau yang lainnya. Anda tinggal memikirkan poin apa yang ingin disampaikan kemudian merangkai kata-kata dan membuatnya sedikit lebih dramatis. 

Namun, jika lebih menyukai sesuatu yang simpel juga akan lebih mudah untuk dicerna para pembaca. Sehingga puisi anda juga bisa menginspirasi orang lain atau bahkan mengingatkan akan sesuatu yang mungkin sedikit dilupakan selama ini. Dengan begitu karya yang dibuat akan juga bermanfaat bagi orang lain tidak hanya menjadi sebuah karya tanpa arti.

Berbagai tema termasuk tema islami bisa digambarkan dalam bentuk puisi bahkan juga isi hati kita, sehingga melalui pusi kita bisa berkespresi dalam berbagai macam hal. 

Puisi menjadi salah satu media yang sangat memberikan kebebasan kita untuk mengungkapkan berbagai hal dengan berbagai gaya bahasa. Puisi religi banyak diminati untuk dijadikan sebagai renungan diri dan memperbaiki dalam perjalanan kehidupan ke depan.

Misal puisi dalam buku Klunthing yang telah kita hasilkan. Ruh syukur setelah melalui perjuangan termaktub di dalam puisi karya Sugiati ini.


Lelahmu Berkahmu

Mata yang nanar memandang
Tangan yang kadang gemetar
Punggung yang pegal
Semua sendi terasa kaku
Kepala pening tak karuan

Tapi diri tetap tenang
Terpatri dengan pasti
Di atas setumpuk asa dan harapan
GPAI kab Malang
Demi sebuah senyuman
Para penyambung lidah kebenaran


Detak jam pukul delapan
Ya 
Hari sudah malam
Jadwal dinas kadang terabaikan
Lebih berjam jam 
Tak pernah terhiraukan
Demi sebuah senyuman para pejuang ilmu dan masa depan

Asa dan harapan 
Yang selalu diperjuangkan
Dg proses panjang melelahkan
Tim PAIS tetap terus berjuang
Lelah  selalu terabaikan
Kantuk tak pernah dirasakan
Kadang sampai tengah malam
Berjuang
Demi kami
Para GPAI
Pejuang masa depan para generasi

Trimakasih tim PAIS ku
Tanpamu data kami terbengakalai  tak pasti tanpa kejelasan
Semoga lelahmu menjadi lillahmu
Lelahmu menjadi ibadahmu
Lelahmu menjadi Berkahmu

(Sugiati, Kepanjen 23 Desember 2022)


E.  Praktik Membuat Puisi Religi

Setelah membahas tentang puisi,  ciri,  jenis serta unsurnya maka tibalah saatnya kita mulai membuat puisi tersebut.

Langkah yang pertama perlu dilakukan adalah menentukan jenis puisi.  Apa yang akan kita buat,  Puisi lama atau baru dengan segala aturan yang menyertai. Kedua, memasukkan unsur intrinsik puisi.  Paling penting adalah tema menyusul rasa, nada dan amanat dari puasi tersebut. Harus menyirat dan menyuratkan pesan religius dalam lariknya. Ketiga adalah memasukkan unsur eksrinsik yang terdiri dari lima unsur, yakni diksi, rima, tipografi, imaji, kata konkret, dan gaya bahasa.

Sesudah itu susun larik-larik yang berkelindan menjadi sebuah puisi. Misal tema tentang bersyukur,  maka tulis diksi yang akan digunakan, kalau perlu dengan majas.  Lalu urutkan.  Sama dengan teknik  penulisan lain, menulis puisi juga ada pembuka, konflik, badan pembahasan,  penyelesaian,  baru ending yang mengesankan.

Nah,  sekarang cobalah. Cari sisi paling bersyukur anda yang mendorong anda untuk membuat puisi. (Ans)  






Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Membuat Puisi Religi

Trending Now