PASURUAN I
JATIMSATUNEWS.COM: Baru-baru ini beredar berita populer yang berasal dari keluarga korban kecelakaan kereta api di perlintasan tanpa palang Dusun Kasuran, Desa Rejoso Lor, Pasuruan. Tepatnya di sebelah utaranya Timbangan Rejoso.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun di lokasi, kecelakaan yang terjadi pada malam pergantian tahun tersebut memakan 5 nyawa. Terdiri dari pasangan suami istri dan juga 3 anaknya yang masih kecil.
Kelima korban malang itu merupakan warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Tepatnya di jalan K.H. Wahid Hasyim. Satu lagi yang merupakan keluarga dari korban adalah putra sulungnya yang tidak turut terlindas kereta api karena masih berada di pesantren.
Diketahui, Said (42) dikenal sebagai Pribadi yang baik dan agamis. Dia tidak pernah absen mengikuti kegiatan pengajian rutin seminggu lima kali di mushola kampung.
Tidak hanya hadir, Said juga tidak pernah segan untuk ikut berpartisipasi menyumbang konsumsi untuk acara yang diikutinya. Bahkan ketika peristiwa nahas itu terjadi pun, dia sedang menuju rumah saudaranya untuk menghadiri acara keagamaan yang tidak lain adalah tahlilan.
Said mendidik ke empat anaknya dengan pendidikan agama yang begitu kental. Terbukti anak pertamanya, Sholeh (14), dipondokkan di Bangil.
Sepulang dari mengantarkan jenazah keluarga di TPU Gadingrejo Kota, tampak Sholeh didampingi Habib Ali, pengasuhnya di pondok Nurul Habib, Bangil.
Ditelusuri lebih lanjut, silsilah Soleh dari ayahnya tembus kepada dua sosok penuh keramat, yaitu Mbah Gede dan Mbah Sayyid Hasan Sanusi. Secara berurutan bisa dipetakan sebagai berikut: Soleh (14) bin Said (42) bin Abdullah bin Abdul Karim bin Abdus Somad bin Arifin bin Mahdi bin Hamdani (Mbah Gede) bin as-Sayyid Hasan Sanusi Slagah.