ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM
Grit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kualitas seseorang yang memiliki kemampuan untuk terus berusaha dan berkomitmen untuk mencapai tujuannya, meskipun menghadapi kesulitan atau kegagalan. Istilah ini pertama kali digunakan oleh psikolog Angela Duckworth, yang mengembangkan teori bahwa Grit adalah faktor penting yang memprediksi kesuksesan seseorang, bersama dengan faktor lain seperti kecerdasan dan kemampuan akademik. Lebih lanjut Angela Duckworth menerangkan bahwa individu yang mempunyai banyak talenta, bisa saja tidak menunjukkan performa yang memuaskan, sementara individu yang biasa saja bisa menunjukkan performa yang maksimal apabila memiliki Grit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Angela Duckworth, dapat disimpulkan suatu persamaan yang memperlihatkan hubungan antara bakat dan usaha. Persamaan tersebut adalah:
1. Talent (bakat) x Effort (usaha) = Skill (kemampuan)
2. Skill (kemampuan) x Effort (usaha) = Achievement (pencapaian)
Persamaan diatas jika dibaca maka seperti ini, suatu bakat dibutuhkan untuk memperoleh kemampuan. Lalu jika bakat dikombinasikan dengan usaha, maka hasilnya adalah kemampuan. Di sisi lain, dalam dunia kerja individu tentunya dituntut untuk mencapai kinerja yang maksimal. Yang mana menurut Sumbodo (2010) kinerja menjadi penentu tingkat daya saing individu, perusahaan, hingga negara. Sementara itu, dalam meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan dituntut untuk memperhatikan kualitas hidup karyawan atau yang biasa disebut Quality of Work Life (QWL).
Quality of Work Life (QWL) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi atau situasi kerja yang memberikan kualitas hidup yang baik bagi para pekerja. Kualitas hidup yang baik dalam hal ini tidak hanya dilihat dari segi materi, melainkan juga dari aspek mental, sosial, dan emosional para pekerja. QWL dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator, seperti tingkat kepuasan kerja, kesejahteraan emosional, dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. QWL juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi kerja yang aman dan nyaman, sistem pengelolaan yang efektif, dan kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan keterampilan.
Peningkatan QWL dipercaya dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan, serta mengurangi tingkat turnover dan absenteeisme di kalangan pekerja. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang berusaha meningkatkan QWL bagi para pekerjanya dengan menyediakan fasilitas dan program yang mendukung kualitas hidup yang baik bagi para pekerja. Tidak ada penelitian yang secara khusus menunjukkan pengaruh Grit terhadap Quality of Work Life (QWL). Namun, dapat dibayangkan bahwa seseorang yang memiliki Grit yang tinggi akan lebih mampu menghadapi kesulitan dan kegagalan di tempat kerja, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya di tempat kerja.
Seseorang yang memiliki Grit yang tinggi akan lebih mampu mengatasi tekanan dan kesulitan di tempat kerja, sehingga dapat meningkatkan tingkat kepuasan kerja dan kesejahteraan emosional. Selain itu, seseorang yang memiliki Grit yang tinggi juga akan lebih mampu berkomitmen untuk mencapai tujuan kerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja.
Namun, perlu diingat bahwa Grit bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi QWL. Faktor lain seperti kondisi kerja yang aman dan nyaman, sistem pengelolaan yang efektif, dan kesempatan untuk berkembang juga sangat penting untuk meningkatkan QWL. Oleh karena itu, perlu adanya kombinasi dari berbagai faktor untuk meningkatkan QWL bagi para pekerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Min Young Kim dan Hyo Joo Lee pada 2021 menunjukkan bahwa girt memberikan efek positif pada QWL.
Pada studi ini menjelaskan bahwa Grit dapat menunjang kinerja pekerjaan dan mengurangi stres kerja, yang mana Grit memainkan peran penting dalam organisasi dengan mendorong karyawan untuk menunjukkan tingkat kinerja pekerjaan yang tinggi dan tingkat stres kerja yang rendah. Hasil ini selanjutnya didukung oleh teori fokus regulasi, yang menunjukkan bahwa Grit individu dalam suatu organisasi sangat penting. Dengan demikian, jika organisasi membutuhkan karyawan dengan tingkat kinerja pekerjaan yang tinggi serta kurang stres, mereka harus memprioritaskan upaya untuk membangun Grit, seperti dengan mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia (HRD) yang disesuaikan yang menumbuhkan Grit, yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja yang hebat dan peningkatan kebahagiaan di tempat kerja.
Peranan dari Grit dan kualitas kehidupan kerja terhadap keterikatan kerja di kalangan millennial dalam industri. Hal ini berarti semakin tinggi Grit seseorang maka semakin tinggi keterikatan kerja yang dimilikinya dan semakin tinggi kualitas kehidupan kerja seseorang maka semakin tinggi juga keterikatan kerjanya. Disisi lain, semakin rendah Grit maka semakin rendah keterikatan kerja seseorang dan semakin rendah kualitas kehidupan kerja seseorang maka semakin tinggi keterikatan kerjanya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Grit dan kualitas kehidupan kerja memiliki peran terhadap komitmen kerja.
Aldilla Pandu Muntaha
Alifu Dzikri Rabbani
Abu Amar Nashih Bilqisth