PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP PERILAKU NARSISME DALAM PENGGUNA MEDIA SOSIAL

Admin JSN
17 Desember 2022 | 09.09 WIB Last Updated 2022-12-17T02:21:18Z

Pengaruh Self Esteem terhadap perilaku Narsisme dalam pengguna Media sosial

Penulis: Siti Lulu'ul Khobir dan Saniatur Rizqiyah
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM
Pada zaman sekarang perkembangan teknologi terutama internet berkembang dengan pesat, dimana semua orang menggunakan internet terutama sosial media untuk mencari segala informasi baik informasi dalam negeri hingga luar negeri. Dengan adanya sosial media tidak hanya memudahkan individu berkenalan dan berkomunikasi akan tetapi dengan adanya sosial media melahirkan budaya baru yaitu dengan adanya perilaku narsis. Perilaku narsis ini seperti melakukan selfie dan mengupload atau mengunggahnya ke sosial media miliknya sendiri. Dan adanya kegiatan komen dan like juga yang membuat individu terdorong untuk mengunggah atau mengupload kejadian apa saja yang ia lakukan sehari-hari, seperti ketika ia sedang makan, kumpul-kumpul dengan teman dan jalan-jalan (Hardika dkk., 2019). Perilaku narsisme merupakan perilaku yang mencintai dirinya secara berlebihan, memfokuskan kepada dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain, egois, menganggap dirinya sangatlah istimewa dibandingkan orang lain dan ingin diakui keberadaanya oleh orang lain. Fenomena perilaku narsisme yang kerap dilakukan seperti halnya melakukan foto selfie, dengan pose atau spot terbaik, mengunggah video aktifitas sehari-hari, dan menunjukkan gaya hidup seperti jalan-jalan, membeli barang-barang branded, dan lainnya.

Orang dengan tingkat narsistik tinggi yakin bahwa dirinya memiliki kelebihan tersendiri. Kelebihan ini ini meliputi kekuasaan dan keberhasilan dalam melakukan sesuatu, dan kepintaran dalam bidang tertentu. Dalam hal ini Individu dapat dikatakan memiliki perilaku narsisme ketika individu melakukan hal- hal tersebut secara terus menerus dalam kurun waktu yang panjang dan tanpa adanya sebuah kepentingan yang jelas seperti tanpa adanya unsur sebuah pekerjaan. Di samping itu, individu memiliki perilaku narsisme ia akan mengupload foto ataupun video ke dalam akun miliknya dengan memberikan sebuah caption yang lebih cenderung menekankan dan membanggakan dirinya sendiri. Disisi lain individu yang memiliki perilaku narsisme ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan sebuah spot foto ataupun video yang dapat menarik perhatian dan mendapatkan sebuah pengakuan dan apresiasi dari teman-teman sosial media mereka seperti berfoto diatas gedung apartemen, dan diatas tebing air terjun Ketika seseorang mempunyai self esteem yang baik maka ia akan lebih memprivasi informasi pribadinya terhadap sosial media, karena individu yang mempunyai self esteem yang baik ia ingin dipandang beriwabawa dan terhormat dengan cara menjaga self esteem mereka dalam menggunakan sosial media lainnya. (Christofide dkk., 2009 dalam Nurbaeti, 2019). Perilaku narsisme yakni Exhibitionism yang mana ambisi individu untuk membuktikan kekuatan yang ia miliki dan menjadi sorotan banyak orang. Dalam hal ini individu sangat senang ketika memamerkan segala kelebihannya dengan orang lain baik penampilan fisiknya, status sosial, dan harta benda yang dimilikinya secara terus-menerus dalam kurun waktu yang panjang. Hal tersebut dapat dengan mudah dipamerkannya dengan mengunggah sebuah foto atau video di media sosialnya tanpa ada unsur sebuah pekerjaan. 

Self esteem merupakan sebuah hasil evaluasi diri baik secara positif maupun secara negatif. Self esteem berperan sebagai sebuah penilaian atau suatu pandangan bagaimana seseorang memandang berharga dirinya untuk mendapatkan kepercayaan diri, rasa layak bahagia, dan keterampilan untuk dapat mengatasi masalahnya, serta sikap pengakuan dan penerimaan orang lain terhadapnya yang ditunjukkan dalam sikapnya.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi self esteem dalam individu, seperti yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam, Chadijah 2013) yaitu orang tua, kelas sosial, konformitas, jenis kelamin dan faktor usia. Dalam hal ini, kelas sosial memberikan sebuah kontribusi pada diri individu dengan menganggap bahwa hanya dirinya yang sangat berarti dibandingkan dengan orang lain karena adanya sebuah penghasilan ataupun pekerjaan yang lebih tinggi dan memiliki kehidupan yang mewah yang akan terlihat sukses di masyarakat. 

Disisi lain harga diri yang rendah tidak akan selalu merujuk kepada perilaku narsisme, karena individu yang memposting segala sesuatu diakun sosial media mereka tidak menuntut untuk mendapatkan sebuah pujian dan apresiasi dari orang lain. Mungkin saja tujuan individu memposting foto atau video di akun sosial medianya hanya sekedar kesenangan semata saja Maka dari itu individu yang dapat memahami hal-hal positif yang ada pada dirinya maka akan menyukai atau menerima diri sendiri dan menganggap dirinya sangat berharga. Rasa berharga tidak untuk dirinya saja akan tetapi pandangan orang lain juga dan secara keutuhan individu merasa bangga, merasa puas dan bersyukur atas dirinya. maka dalam hal ini mengangumi diri sendiri termasuk perilaku yang diperbolehkan akan tetapi masih dalam batas yang wajar. Self esteem dapat mempengaruhi perilaku narsisme dalam penggunaan sosial media. Ketika individu memiliki perilaku narsisme ia akan menganggap dirinya paling hebat dibandingkan dengan orang lain dan ia akan memakai pesona (topeng) untuk menyembunyikan self esteemnya yang rendah dan individu yang memiliki self esteem yang rendah ia akan cenderung mencari sebuah apresisasi dan perhatian dari orang lain dalam penampilan, kesuksesan dan keberhargaan yang ia miliki agar kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya dapat tertutup sebagaimana mestinya dan tidak terlihat oleh orang lain. 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP PERILAKU NARSISME DALAM PENGGUNA MEDIA SOSIAL

Trending Now