ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SKKNI, JABATAN KERJA, KUALIFIKASI KERJA DAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SMK

Admin JSN
29 Desember 2022 | 11.47 WIB Last Updated 2022-12-30T01:09:48Z

Oleh: Arief Wahyu Purwito

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SKKNI, JABATAN KERJA, KUALIFIKASI KERJA DAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SMK
Email: arief.wahyu.p@gmail.com
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM 


Abstrak 

SMK Negeri 1 Bangil sebagai lembaga pendidikan islam fokus membina dan membekali siswa dengan keterampilan hidup (life skill) dan karakter bekerja yang baik juga dibekali dengan penguasaan tekhnologi. Untuk meningkatkan ketrampilan hidup (skill life) dan meningkatkan kompetensi para peserta didik perlu disiapkan uji kompetensi untuk membekali pada saat kerja di dunia kerja.  Pada Undang Undang Pendidikan No 20 th 2003 pasal 61 dijelaskan bahwa Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, dan penyelenggaaran sertitikasi oleh satuan pendidikan dan Lembaga sertifikasi. Hal ini juga sesuai dengan UU no 13 th 2003 dan Peraturan Pemerintah PP No 10 th 2018 tentang BNSP, Program ini dimaksudkan agar sekolah mampu menyiapkan lembaga sertifikasi profesi terlebih dahulu dan natinya bisa melakukan uji kompetensi terhadap para peserta didiknya. Permasalahan mitra diatasi dengan metode transfer teknologi melalui sosialisasi, pelatihan, simulasi, dan pendampingan. Kegiatan sosialisasi mampu meningkatkan pemahaman peserta pelatihan tentang pentingnya pelaksanaan ujikompetensi dan pendirian Lembaga sertifikasi Profesi di Lembaga Diklat (P1) Setelah kegiatan pelatihan, pengetahuan peserta terkait LSP dan Ujikom menjadi meningkatPada item pentingnya ujikom bagi peserta didik/siswa juga meningkat menjadi. Kegiatan sosialisasi penyusunan dokumen penting pendirian LSP P1 mampu meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan tentang pengetahuan dan ketrampilan penyusunan dokumen dan pelaksanaan asesmen serta pengtahuan dan implementasi Skill Of employ bility.  

Kata Kunci: Perisapan Uji Sertifikasi, Pembelajaran Praktik, jabatan kerja, Kualifiasi SKKNI, Uji Sertifkasi Kompetensi,  

IMPLEMENTATION OF SKKNI-BASED LEARNING, JOB POSITION, WORK QUALIFICATION AND COMPETENCE CERTIFICATION TEST IN INCREASING VOCATIONAL SCHOOL COMPETENCY 

Abstract 

SMK Negeri 1 Bangil as an Islamic educational institution focuses on fostering and equipping students with life skills and good work character as well as being equipped with mastery of technology. To improve life skills and improve the competence of students, it is necessary to prepare competency tests to equip them when working in the world of work. Article 61 of the Education Law No. 20 of 2003 explains that certificates are in the form of diplomas and competency certificates, and the implementation of certification by educational units and certification bodies. This is also in accordance with Law No. 13 of 2003 and Government Regulation PP No. 10 of 2018 concerning BNSP, this program is intended so that schools are able to prepare professional certification bodies first and later carry out competency tests on their students. Problems with partners are overcome by the technology transfer method through outreach, training, simulations, and mentoring. Socialization activities were able to increase the understanding of training participants about the importance of carrying out competency tests and the establishment of Professional Certification Institutions in Training Institutions (P1). After the training activities, participants' knowledge regarding LSP and Ujikom increased. The socialization activity for the preparation of important documents for the establishment of LSP P1 was able to increase the knowledge of the training participants regarding the knowledge and skills of document preparation and implementation of assessments as well as knowledge and implementation of skills of employability. 

Keywords: Preparation Certification Test, Practical Learning, work position, SKKNI Qualification, Competency Certification Test, 

PENDAHULUAN  

SMK Negeri 1 Bangil berdiri sejak tahun 1997, beralamatkan di Jalan Tongkol 3 Bangil Pasuruan Jawa Timur. Pada awal berdiri dikhususkan untuk pendidikan kejuruan bidang teknologi namun seiring dengan perkembanan jaman dan tuntutan dari lingkup sekitar kabupaten pasuruan maka kompetensi keahlian berkembang, bertambah pada bidang keahlian teknologi informatikan, bidang kehalian kesenian dan Pariwisata. Seiring dunia pendidikan yang terus berkembang, SMK Negeri 1 Bangil lahir dengan memberikan solusi pendidikan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masanya. Perpaduan antara ilmu umum sebagai basis dari perkembangan teknologi dan informasi dengan ilmu-ilmu agama sebagai instrument penting pembangunan akhlakul karimah serta karakter keberjaan dan bermasyarat yang baik. SMK Negeri 1 Bangil sebagai lembaga pendidikan islam fokus membina dan membekali siswa dengan pengembangan karakter dan keterampilan hidup (life skill) di samping dibekali dengan penguasaan tekhnologi yang terstandart dan terakui bersertifikasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh industri pengguna. Agar terjadi peningkatan pada ketrampilan hidup (skill life) dan terakuinya kompetensi siswa melalui sertifikat kompetensi baik yang diterbitkan oleh negara maupun company, perlu dibekali persiapan uji kompetensi agar terakui dan siap untuk bekerja. 

 Hal ini juga sesuai dengan UU no 13 2004, dan Peraturan Pemerintah No 10 th 2018 tentang BNSP, Peraturan Pemerintah No 31 2006 tentang sistem Pelatihan Kerja Nasional (Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, 2003; 2006; 2012; 2014; 2015, 2017;2018). Program ini dimaksudkan agar sekolah mampu mempersiapkan lembaga sertifikasi profesi terlebih dahulu dan nantinya dapat melakukan uji kompetensi terhadap siswanya.  

SMKN 1 Bangil Pasuruan kini telah mulai melaksanakan uji kompetensi sertifikasi bagi siswa kelas XII. 

Terdapat delapan skema sertifikasi Kualifikasi II dan satu skema sertifikasi Kualifikasi III, di setiap kompetensi keahlian. Dalam pelaksanaan Sertifikasi tersebut dilakukan persiapan persiapan agar siswa dapat melakukan kegiatan sertifkasi dengan baik dan dapat lulus.  

Gap Yang Terjadi Adalah. Kegiatan persiapan tersebut membutuhkan waktu tersendiri diluar dari pembelajaran yang di berikan kepada siswa, terkadang butuh waktu yang lama untuk benar benar membutuhkan tenaga ekstra tersendiri baik dari penyelengggara pelatihan maupun bagi siswa sendiri. Kenapa hal itu bisa terjadi?  

Hal tersebut dikarenakan apa yang diajarkan pada siswa terkadang berbeda dengan apa yang diujikan oleh lembaga Sertifikasi atau Penyelenggara ujian lainnya. Pembelajarna produktif dilakuakn dengan pembuktian teori teori dan praktikum dalam bekerja yang terpisah, terkdang materi dalam kompetensi dasar yang membutuhkan materi dasar lainnya untuk saling terkoneksi, diajarkan terpisaj dengan guru yang berbeda pula, sebagai contoh Teknik Digital dan keselamatan kerja dalam pembelajaran di teknik elektronika. Mata pelajarn ini diajarkan terpisah, dari pekerjaan yang ada di industri. Materi materi pemebalajrna tersebut adalah pembuaktian dari teorri untuk mendukun apada pembelajarn, tidak terintegrasi langsung dalam sebuah pekerjaan yang akan dilakukan di industri. 

Sehingga selalu ada persiapan untuk pelaksanaan uji sertifikasi. Diharapakan tanpa persiapan khusus uji sertfikasi dapat ditempuh oleh siswa dengan keyakinan yang tinggi. 

Kegiatan testkom dilakukan di Lembaga Sertifikasi Profesi P1 di sekolah lain mengingat saat ini pembelajaran di SMK N 1 Bangil masih berbasis pengetahuan dan keterampilan secara umum, belum berbasis pekerjaan dan jabatan di dunia kerja. Dan sebagian materi pembelajarannya berdasarkan Standar 

Kerja Nasional Indonesia sehingga jika diimplementasikan dalam uji sertifikasi dapat tercapai dengan baik. Sehubungan dengan itu, guna menunjang persiapan SMKN 1 Bangil Pasuruan dalam pelaksanaan ujian, maka sangat tepat diadakan pelatihan 

penyusunan dokumen pendirian LSP P1 SMKN 1 Bangil. Diharapkan pelatihan ini mampu membekali para guru atau yang berkompeten dalam menyusun penilaian terhadap lembaga sertifikasi profesi di sekolah ini dan mengembangkan pembelajaran berbasis pekerjaan dan jabatan berdasarkan SKKNI. Program ini difokuskan pada penyusunan modul pembelajaran dan pembelajaran berdasarkan jabatan kerja atau standar dan kualifikasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. 

Setiap pekerjaan dalam bidang apapun di era teknologi saat ini, para pekerja dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya secara efektif, efisien dan akuntabel. Tenaga kerja yang profesional dan kompeten di bidangnya sangat dibutuhkan saat ini. Tenaga kerja yang kompeten juga dapat menjadi langkah menuju tercapainya kualitas dan produktivitas yang diharapkan serta daya saing tenaga kerja. Menurut (Adhawiyah, Kumaladewi, & CaturUtami, 2017) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas, yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan, serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan itu. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut Salah satunya dengan melakukan sertifikasi kompetensi agar diperoleh data yang valid secara otentik sebagai acuan apakah tenaga kerja tersebut kompeten atau tidak pada bidangnya masing-masing. 

Menurut (Jatnika, 2016) sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi yang diberikan melalui uji kompetensi sesuai standar nasional. Dengan adanya uji kompetensi dalam hal ini sertifikasi profesi, banyak manfaat yang diperoleh kedua belah pihak, baik bagi pemberi kerja maupun bagi calon tenaga kerja itu sendiri. Peserta uji kompetensi yang dinyatakan lulus berhak mendapatkan sertifikat dari penyelenggara uji kompetensi, dimana sertifikat tersebut merupakan bukti tertulis bahwa peserta uji kompetensi telah diakui kompeten di bidangnya. Banyak lembaga yang menyelenggarakan uji kompetensi di berbagai bidang tanpa terkecuali di bidang pertanian organik, baik dari perusahaan negeri maupun swasta dengan tujuan yang sama, salah satunya Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian SMKN 1 Bangil LSP SMKN 1 Bangil merupakan lembaga yang memiliki mendapat izin BNSP yang tugasnya mensertifikasi siswa SMKN 1 Bangil dan jaringannya serta bertanggung jawab untuk menjaga ketidakberpihakan dalam pelaksanaan uji sertifikasi kompetensi, 

Menurut (Adhawiyah, 2017) sistem adalah kumpulan komponen yang bekerja sama untuk tujuan bersama. Misalnya, bidang keuangan organisasi, operasi, dan pemasaran memiliki tujuan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Menurut (Andalia & Setiawan, 2015) sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Pembelajaran di SMKN 1 Bangil belum terintegrasi dengan sistem sertifikasi sehinggia perlu dimasukkan standart kompetensi kerja dealam materi pembelajaran. Sstandart tersebut di gunakan sebagai acuan pembelajaran sehingga apa yang dikerjakan sesuai dengan SOP yang ada dinndustri. Dengan standart kompetensi kerja yang diajarkan di lembaga diklat maka persiapan uji sertifikasi dapat dilakukan tanpa adanya persiapan persiapan khusus, karena sudah disiapkan pada mata pelajaran yang berdasarkan kualiafikasi dan jabatan kerja 

METODE 

Pemilihan mitra Mitra kegiatan ini adalah guru atau peserta yang ditunjuk oleh sekolah SMK Negeri 1 Bangil. Peserta yang menjadi asesor di lembaga sertifikasi ini adalah para guru yang memiliki respon tinggi terhadap rencana pelaksanaan ujian dan dinilai kompeten menyusun sistem sertifikasi yang kredibel di LSP P1 SMK N Bangil. guru yang menjadi asesor nantinya membawa dan menyusun materi pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan menyusun pembelajaran pada jabatan/jabatan kerja dan Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia 

Pelaksanaan Pembelajaran Terhadap Standar Dan Uji Sertifikasi 

Masalah yang dihadapi mitra saat ini adalah kurangnya bekal sejak dini mempersiapkan lembaga sertifikasi profesi, tidak hanya dari pengetahuan, tetapi juga konsep, keterampilan. khususnya dalam mengembangkan kompetensi mahasiswa, dalam mengasah potensi diri agar menjadi mahasiswa yang kompeten di bidang yang ditekuninya. Permasalahan dengan mitra diatasi dengan metode transfer teknologi melalui sosialisasi, pelatihan, simulasi, dan pendampingan. Metode pelaksanaan program berupa ceramah, diskusi dan praktek penyusunan dokumen. Pelaksanaan program dilakukan dengan menggunakan beberapa model.sebagai media transfer teknologi yang bersifat interaktif dan berlangsung dua arah.Peningkatan nilai pengetahuan dilakukan melalui pretest sebelum mengikuti pelatihan dan posttest setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Peningkatan pengetahuan diperoleh dengan membandingkan hasil kedua tes tersebut. Pelaksanaan program dilanjutkan dengan peningkatan kemampuan peserta melalui kegiatan pelatihan langsung dalam menyusun dokumen dengan melibatkan seluruh peserta secara aktif.

Dari gambar diatas dijelaskan Standar Kompetensi, bertujuan untuk membuat pekerjaan terlihat layak dengan menggambarkan bagaimana Kompetensi adalah teknologi pilihan untuk mengklasifikasikan kinerja pekerjaan (Laurie Grealish, 2013). Tilley menyimpulkan bahwa kurangnya definisi kompetensi yang jelas telah menghambat kemajuan menuju penilaian praktik yang efektif,dan selanjutnya mengidentifikasi aspek-aspek penting yang meliputi (Donna D. Scott Tilley, 2008): Kompetensi difokuskan pada deskripsi tindakan atau perilaku, sedangkan Kompetensi difokuskan pada perilaku individu yang mendasari kinerja yang kompeten.Akibatnya, kompetensi dan kompetensi dapat dipertukarkan, meskipun kompetensi lebih sering digunakan untuk menggambarkan kemampuan umum seseorang, sedangkan kompetensi lebih sering digunakan untuk menggambarkan kemampuan seseorang dalam melakukan tugas tertentu.

Standar Kompetensi. 

Standar kompetensi adalah seperangkat tolok ukur yang menentukan keterampilan, pengetahuan, dan atribut yang dibutuhkan orang untuk melakukan peran kerja. Standar kompetensi dikembangkan melalui konsultasi dengan industri, untuk memastikan standar tersebut mencerminkan kebutuhan tempat kerja. Standar kompetensi membentuk dasar di mana pelatihan dan penilaian dapat diterapkan pada standar industri yang diakui dan dipercaya. Standar kompetensi terutama digunakan untuk mengembangkan dan mengadakan pelatihan, menilai hasil pelatihan, dan menilai tingkat keterampilan dan kompetensi seseorang saat ini (Kantor Regional ILO untuk Program Keterampilan Asia & Pasifik & Regional, 2015).

Standard Operating Procedure (SOP)  

SOP adalah seperangkat instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan kegiatan rutin atau berulang yang diikuti oleh suatu organisasi. Pengembangan dan penggunaan SOP merupakan bagian integral dari sistem penjaminan mutu yang sukses karena memberikan informasi kepada individu untuk melakukan pekerjaan dengan benar, dan memfasilitasi konsistensi dalam kualitas dan integritas produk atau hasil akhir.SOP juga menjelaskan elemen operasional terprogram teknis dan mendasar dari suatu organisasi untuk dikelola di bawah rencana kerja atau Rencana Proyek Penjaminan Mutu (QA).

Daftar Kurikulum/Pembelajaran Fred C. Lunenburg (Fred C. Lunenburg, 2011), mengidentifikasi kurikulum menjadi tiga komponen utama: tujuan, isi atau materi pelajaran, dan pengalaman belajar. Hal ini diilustrasikan lebih lanjut dengan jargon: Pikirkan tujuan sebagai peta jalan ("ke mana" kita akan pergi), konten sebagai "apa" dari kurikulum, dan pengalaman belajar sebagai "bagaimana".

Sementara Susan K. Lee1 dan Pamela Willson (Lee & Willson, 2018) mempromosikan Kurikulum Berbasis Konsep (CBC) sebagai metode pengajaran yang meningkatkan pembelajaran dengan menghilangkan informasi dan hafalan yang berlebihan; memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dengan menghubungkan. Pendekatan kurikuler berbasis konsep ditemukan untuk mempromosikan tingkat pemikiran yang lebih tinggi, seperti mengevaluasi, menganalisis, dan memproses; dan untuk meningkatkan pemikiran kritis dan penilaian klinis saat siswa menerapkan pengetahuan baru dalam kerangka kerja konseptual dan menganalisis pengetahuan informasi yang diperoleh dalam pengaturan didaktik atau dari pengalaman sebelumnya untuk diterapkan pada praktik klinis.

Penilaian Berbasis Kompetensi Competency Based Assessment (CBA) merupakan pengukuran kompetensi siswa terhadap standar kinerja. Ini adalah proses pengumpulan bukti untuk menganalisis kemajuan dan prestasi siswa. CBA juga diidentifikasi sebagai strategi untuk menilai kompetensi peserta pelatihan atau pekerja, atau suatu proses di mana asesor bekerja dengan peserta pelatihan untuk mengumpulkan bukti kompetensi, dengan menggunakan tolok ukur yang disediakan oleh unit standar yang terdiri dari kualifikasi nasional. Ini bukan tentang lulus atau gagalnya seorang kandidat dan mengumpulkan bukti lebih dari sekadar ujian (Handbook of ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals, 2018).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pembelajaran Standar kompetensi dikembangkan berdasarkan konsensus/konvensi prosedur operasi standar industri di suatu sektor. Proses perumusan ini bahkan sudah dimulai sejak terbentuknya focus group ahli Appointment. Orangorang dalam kelompok ini, yang seharusnya mewakili semua aspek industri, memiliki pengetahuan tentang industri tersebut dan memiliki kredibilitas di seluruh industri. Kelompok harus dipandu oleh fasilitator yang berpengalaman. (Organisasi Perburuhan Internasional, 2016). Setiap standar kompetensi terdiri dari beberapa komponen, yaitu: judul unit, deskripsi, elemen kompetensi, kriteria kinerja, panduan bukti, aspek kritis dan pengetahuan penting, dan berbagai pernyataan. Setiap komponen standar kompetensi memiliki tujuan yang berbeda, dan kesemuanya dibutuhkan saat merancang standar (Organisasi Perburuhan Internasional, 2016). Industri pada umumnya berharap agar standar kompetensi dapat segera dikembangkan dan dapat mewadahi lulusan program Diklat untuk segera bekerja melaksanakan tugas-tugas proses manajemen dunia kerja yang dituangkan dalam SOP-nya. Sehingga dari komponen SOP dan komponen standar kompetensi berdasarkan RMCS (Regional Model Competency Standard) terlihat hubungan link and match. Sehingga pembelajaran berdasarkan standar kompetensi kerja dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan Kompetensi Dasar industri. Oleh karena itu, kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Sedangkan Kompetensi Inti merupakan unsur pengorganisasian Kompetensi Dasar, dimana seluruh Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang terkandung dalam Kompetensi Inti. Sehingga dapat diketahui bahwa Kompetensi Dasar merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti dan terdiri dari: Kompetensi Dasar sikap spiritual; Kompetensi Dasar Sikap Sosial; Kompetensi Pengetahuan Dasar; dan Kompetensi Dasar keterampilan. Jadi kompetensi dasar dapat dilihat sebagai pengetahuan dan keterampilan penting yang diperoleh siswa dalam kaitannya dengan target dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum untuk setiap tahapan kunci. Sehingga sistem pembelajaran apa bila di persiapkan untuk pelaksanaan uji sertifikasi dan persiapan pendekatan pada SOP pekerjaan di industri, maka sebaiknay menggunakan standar pekerjaan yang ada diINdustri untu diimpelmantasikan di pembelajaran, baik dalam berupa perangkat pembelajaran maupun dalam desain mata pelajarannya.

KESIMPULAN

Perbandingan dan perbandingan antara SOP industri, standar kompetensi, desain dan penilaian pengembangan kurikulum dapat diidentifikasi untuk ketertelusuran ke masing-masing komponen dan struktur/format pengembangannya, sehingga link and match antara SOP industri, standar kompetensi, desain dan pengembangan kurikulum penilaian dapat dipastikan baik secara teknis maupun kebijakan.

Diharapkan rancangan pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia karena SKKNI bersumber dari SOP perusahaan yang disusun. Dan siap diuji bersertifikat

Sehingga sistem pembelajaran apa bila di persiapkan untuk pelaksanaan uji sertifikasi dan persiapan pendekatan pada SOP pekerjaan di industri, maka sebaiknay menggunakan standar pekerjaan yang ada diIndustri untu diimpelmantasikan di pembelajaran, baik dalam berupa perangkat pembelajaran maupun dalam desain mata pelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA

A.     Adhawiyah, Yunita, Nia Kumaladewi, and Meinarini Caturutami. 2017. “Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian Kinerja Pegawai Menggunakan Metode Psycological Appraisal.” 10(2): 119– 26.

B.  Andalia, F., Budi Setiawan, E., Raya Lubuk Begalung, J., Kunci, K., Informasi, S., Kerja, P., & Sosial dan Tenaga Kerja, D. (2015). Pengembangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pencari Kerja Pada Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Padang. Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika (KOMPUTA), 93(2), 2089–9033.

C.  Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 

D.     Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan.

E.      Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, 2018, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

F.      Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, 2012, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

G.     ILO Regional Office for Asia & the Pacific, & Regional Skills Programme. (2015). Regional Model Competency Standards: Core competencies. ILO

H.     Jatmika, Perancangan Sistem Informasi Peserta Sertifikasi, 2019

I.        Laurie Grealish. (2013). How competency standards became the preferred national technology for classifying nursing performance in Australia. AUSTRALIAN JOURNAL OF ADVANCED NURSING, Volume 30 Number 2, 20–31.

J.        Surono, Zulfiati Syahrial, Basuki Wibawa 2020, Model Of Interface Between Curriculum, Competence Standard, And Standards Operational Procedure To Ensure Their Link And Match.

K.     International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 4s, (2020), pp. 1703-1714.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS SKKNI, JABATAN KERJA, KUALIFIKASI KERJA DAN UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SMK

Trending Now