Lagi, Juara Umum Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia. Gubernur Khofifah: Tanamkan Karakter Ilmiah Sejak Siswa Untuk Tumbuhkan Berpikir Kreatif dan Inovatif
SURABAYA I JATIMSATUNEWS.COM: Kejar prestasi, begitulah yang menggambarkan semangat siswa-siswa di Jawa Timur dalam mengukir prestasi di tingkat nasional. Kali ini, melalui Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2022 yang digelar Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud Ristek pada 14-20 November 2022 Jatim menjadi Juara Umum dengan perolehan 8 Medali, 1/12/2022.
Rinciannya, 3 Emas, 2 Perak, dan 3 Perunggu. Posisi kedua Jawa Barat dengan 3 Medali diantaranya 2 Emas dan 1 Perak, dan peringkat ke-3 Provinsi Bali dengan perolehan 5 Medali yakni 1 Emas, 2 Perak, dan 2 Perunggu.
Prestasi Juara Umum OPSI ini juga diraih Jatim pada tahun 2021 dengan perolehan 7 Emas, 2 Perak, dan 2 Penghargaan Khusus.
Atas raihan ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih atas semangat yang diberikan siswa untuk berkompetisi dalam mengasah kreatifitas dan inovasinya.
Dikatakan Khofifah, ajang bergengsi OPSI ini berfokus pada karakter ilmiah yang ditumbuhkan melalui kegiatan kompetisi dalam mengembangkan kemerdekaan berpikir siswa untuk terus meneliti.
"Dari kompetisi ini kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar, termasuk menggali potensi sumber daya lokal yang memiliki dampak global yang akan terus ditumbuhkan," ujarnya di Gedung Negara Grahadi Kamis (1/12).
Lebih lanjut, Khofifah menyebut OPSI menjadi wadah bagi siswa SMA/MA untuk mengaktualisasi bakat, minat dan kemampuan dalam meneliti dan berinovasi serta menanamkan budaya meneliti di kalangan siswa.
"Dari yang saya ketahui, kegiatan ini jadi seleksi karya penelitian unggul untuk diikutsertakan dalam berbagai kompetisi penelitian, forum ilmiah, serta publikasi nasional dan internasional," terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi menambahkan sebanyak tiga bidang lomba yang diikuti siswa, yaitu :
1. Lomba Matematika, Sains dan Teknologi (MST);
2. Fisika Terapan dan Rekayasa;
3. Ilmu Sosial dan Humaniora.
Kompetisi ini, kata Wahid diharapkan menjadi motivasi bagi siswa untuk menjalin komunikasi antar siswa peneliti dari berbagai daerah melalui temu karya penelitian. Di samping itu, menanamkan budaya meneliti di kalangan siswa.
"Aktif mengikuti berbagai bidang kompetisi di bidang penelitian akan membangun integritas dan sikap bertanggung jawab, kepedulian yang tinggi, kemampuan berpikir logis dan analitis, kemampuan bekerja sama dalam kelompok,
kemandirian, kepercayaan diri, serta keterampilan menyajikan gagasan ilmiah baik secara lisan melalui presentasi maupun tulis melalui karya ilmiah dalam diri siswa," tegasnya. (Ans)