Jujur, Ikut Workshop Menulis untuk Kenaikan Pangkat

Anis Hidayatie
10 Desember 2022 | 19.27 WIB Last Updated 2022-12-10T12:45:01Z
Workshop Menulis Buku Fiksi dan Nonfiksi Untuk 
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Terpacu ingin bisa menulis saya ikut Workshop Buku Fiksi dan non fiksi yang diselenggarakan MGMP Bahasa Indonesia 9 Desember kemarin. Sebuah kegiatan yang penting saya ikuti demi sebuah tujuan,  yakni memenuhi syarat kenaikan pangkat. 

Jujur? Iya saya jujur. Sebab membuat buku itu tuntutan utama padahal saya tidak bisa menulis, apalagi jadi buku,  jauh panggang dari api,  tidak mungkin terjadi.  Kalau tidak ada tuntutan kenaikan pangkat mungkin Workshop ini tidak akan pernah saya ikuti. 

Sehingga,  sejak hari Senin  tanggal  5 Desember 2022 saya sudah mendaftar untuk mengikuti Worshop Menulis buku fiksi dan Nonfiksi di SMKN 1 Sukorejo. Berharap segera tiba hari yang ditentukan. 

Kenyataan berbicara lain, pelaksanaan workshop yang pada awalnya  akan dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2022 terpaksa ditunda karena seorang pemateri, Dr.H.Imron Rosidi,M.Pd ada kegiatan mendadak ke jakarta. Akhirnya diundur pada hari jumat tanggal 9 Desember 2022.

Dengan semangat '45 saya berangkat Ke tempat workshop. Mendadak, Kepala Sekolah memberi informasi adanya  pertemuan guru SD segugus V di kecamatan Sukorejo.  Akhirnya, saya berkonsultasi dengan Panitia workshop Bu Alfina dari SMKN 1 Gempol. Sebuah jawaban melegakan dari beliau saya peroleh, masih boleh datang meskipun setelah jam 12 siang.

Usai sholat jumat, saya langsung menuju ke SMKN 1 Sukorejo dan menemui panitia untuk menyelesaikan administrasi pendaftaran. Bergegas menuju ke Aula workshop,  suasana masih sepi, telihat hanya para ibu guru yang ada di ruangan aula tersebut. 

Saya masuk dengan perasaan sedikit khwatir karena yang mengikuti workshop adalah guru-guru SMA atau SMK dengan sebuah prasangka pasti mereka mempunyai pengalaman yang luas tentang menulis buku berbeda dengan saya yang hanya guru kelas SD di kelas 3 dan tidak memiliki pengalaman menulis sama sekali. 

Jam menunjukkan 12.55 ada narasumber bernama Anis Hidayatie. Beliau memperkenalkan diri dan menceritakan prestasi-prestasinya. Sebuah poin terakhir yang dia sebutkan bahwa berkat tulisan dia bisa memenang dengan hadiah umroh membuat saya memberi penilaian. 

Di dalam pikiran saya Bu anis adalah penulis hebat, dengan banyak kegiatan masih bisa mempunyai buku. Membuat sebuah keinginan muncul.

"Kira-kira kapan ya saya bisa membuat buku. Mungkin hanya mimpi bisa menulis dan membuat buku."

Bu Anis menjelaskan tentang Hal-hal yang Perlu Diketahui dalam Proses Kreatif Membukukan Karya Tulis Non Fiksi. Disini saya sedikit takjub, ternyata bisa ya menjelaskan materi workshop dengan media online. Kanalnya Jatim Satu News memang memiliki kategori Artikel untuk pemuatan karya tulis. Sehingga mudah baginya upload artikel di sana. 

 "Ini  ide yang luar biasa," gumam hati ini. 

Saya menyimak penjelasan beliau. Ternyata tidak terlalu sulit untuk menulis buku nonfiksi bagi pemulabasal mengikuti 10 langkah seperti yang bu Anis paparkan, 

1. Mentukan Tujuan Menulis Buku.
2. Brainstorming Ide Buku
3. Mempersempit topik
4. Melkukan Riset
5. Membuat Kerangka Buku
6. Membuat judul yang Menarik
7. Menulis Draft Pertama
8. Mengedit Draf Pertama
9. Membuat Bagian Pendukung
10.Meminta Bantuan Editor Profesional

Pada penjelasan langkah  ketujuh, saya mendengar penjelasan dari Bu Anis begini: 

"Untuk lebih mudah memulai menulis,  buat saja setiap paragraf terdiri dari Subjek, predikat, objek dan keterangan di kalimat pertama. Maksimal hanya ada 6 kalimat dalam satu paragraf. Di dalam satu kalimat hanya ada 6 kata. Dan, satu paragraf hanya ada 1 pokok pikiran," ujar Bu Anis. 

Saya mencoba mengingat dan menulis di hp saya supaya bisa mengingatnya nanti. Sampai di sini pikiran saya mempunyai pertanyaan. Kira-kira aplikasi apa ya yang digunakan oleh bu Anis ketika beliau menulis . Sebab dia hanya menggunakan HP saja. 

"Dengan hape menulis bisa kapan saja dan dimana saja, waktu perjalanan atau waktu bersantai," katanya. 

Akhirnya saya meberanikan bertanya kepadanya.  Memperoleh jawaban kalau Bu Anis hanya menggunakan aplikasi bawaan,  yang folder catatan di hand phonenya. 

Membuat saya takjub. Sesederhana itu ternyata,  penjelasannya bahwa langsung menulis di hape begitu ada ide membuat saya bersemangat. Apalagi dia juga menjelaskan bahwa menulis buku itu tidak rumit.  Tulis saja yang kita alami, terutama saat mengajar jika itu untuk kenaikan pangkat.  Bisa fiksi bisa non fiksi.

"Yang penting itu konsisten. Jika sudah membuat outline atau rancangan menulis lanjutkan hingga selesai," jelasnya.

Contoh-contoh materi tulisan yang mempermudah keluarnya ide juga dia berikan. Pada peserta yang guru Bahasa Indonesia dia sarankan menulis bareng anak didik.  Misal memberi tugas membuat  cerpen ikut saja pula membuat cerpen nanti bukunya akan jadi kumpulan cerpen guru dan siswa. 

Begitu pula pada guru Kimia,  dia sarankan menulis Mengatasi Galau Ala Guru Kimia, pada guru  Bahasa Inggris dia juga anjurkan menulis puisi berbahasa Inggris. Ada saja ide tema atau judul yang dia temukan untuk menulis buku, membuat peserta berpacu mengacungkan tangan konsultasi. Intinya tidak ada yang tidak bisa dibukukan. 

Seorang guru perempuan di depan saya,  bu Ilya guru SMKN 1 Sukorejo bahkan mengaku jika sudah punya rancangan judul buku begitu mendengar paparan bu Anis. 

"Awalnya saya merasa tidak bisa menulis,  tidak mungkin saya bisa membuat buku. Tapi sesudah penjelasan saya punya 2 judul buku sudah, tentang Ecoprint dan pendidikan karakter, saya rasa saya akan bisa menulis, " jelas bu Ilya saat bu Anis mendekat wawancara ke peserta. 

Kesan sesudah mengikuti Workshop adalah saya merasa bahwa meskipun saya terlambat namun mendapatkan manfaat dari penjelasannya tentang cara langkah menulis buku fiksi dan non fiksi yang sepertinya sangat mudah. Hanya konsisten modalnya. 

Sebuah pernyataan yang membuat saya merasa diingatkan, jika mau menulis buku harus dijaga konsistensinya dalam menulis. Agar segera bisa tercapai memiliki buku karya sendiri. 

Jadi,  selanjutnya saya telah membuat komiten pada diri saya sendiri untuk terus konsisten menulis. Kapanpun dan dimanapun tanpa melihat alasan hambatan,  menggunakan handphone yang saya miliki, seperti yang dilakukan bu Anis.  Apalagi bu Anis juga mengatakan bersedia mendampingi,  membuat saya bersemangat segera memiliki buku. Agar kenaikan pangkat tercapai April 2024 nanti.

M. Junaedi



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jujur, Ikut Workshop Menulis untuk Kenaikan Pangkat

Trending Now