MALANG I JATIMSATUNEWS.COM: Sebuah upaya memantik literasi di SMP Ar Rohmah Boarding School Dau Kabupaten Malang mendapat pujian istimewa dari Pemimpin Redaksi Jatim Satu News sekaligus ketua Komalku, Komunitas Menulis Buku Indonesia Anis Hidayatie. Dia mensinyalir kegiatan membukukan karya novel, cerpen atau komik siswa akan sukses membuat ortu (orang tua) terharu, Kamis 29/12/2012.
"Kegiatan mendorong siswa menulis ini sangat istimewa, sebuah persembahan yang saya yakin akan sukses mengharukan orang tua saat anaknya lulus nanti, apalagi jika di halaman depan tertulis "Buku ini saya persembahkan untuk Ayah Bunda yang telah menjadikanku Santri di Ar Rohmah, " cetus Anis di hadapan ratusan siswa yang 100 persen berjenis kelamin laki-laki.
Bertajuk Program Literasi, Workshop dan Coaching, Penulisan dan Penyusunan , Stringing Words Shaking The World acara berlangsung di Aula besar Arrohmah. Pembicara tunggal hanya Anis ditemani moderator Ustadz Adi. Menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh penulis pemula untuk menghasilkan karya tulis pertama berbentuk buku.
"Satu langkah penting sebelum memulai menulis adalah menemukan ide, lalu menuangkan dalam tulisan, sesudah itu membuat kerangka atau outline agar tidak salah jalur atau buntu ketika sedang menuangkan kisah, " tutur Anis memulai penjelasan sesudah berkenalan dan menyapa siswa dengan bahasa Inggris dan Arab karena dia tahu sekolah ini Bilingual.
Disimak seksama oleh peserta, selanjutnya Anis menjelaskan teknik-teknik menulis hingga perlunya tulisan tersebut bisa dibukukan.
"Jangan sia siakan tulisan yang telah dibuat, apalagi sekedar menjadi tumpukan. Bukukan, ada banyak manfaat di sana. Misalnya buku anda novel atau cerpen atau bahkan komik ini. Kalau ditulis atas nama Allah, Bismillah, lalu orang yang membaca terpantik melakukan kebaikan setelah membaca buku anda atau sekedar dia mempunyai pemikiran dan perasaan kebaikan maka di situlah amal baik. Jariyah yang kita sangat membutuhkannya kelak di akhirat," jelas Anis panjang.
Membukukan tulisan menjadi saran dari Anis untuk seluruh karya tulis yang akan dibuat siswa, ber ISBN agar keterbacaan mendunia. Sebuah upaya serius yang akan memberi pelajaran dan pengalaman pada peserta didik menjejakkan kaki di dunia penulisan.
Diketahui, sebagaimana ditulis oleh isbn. perpusnas.go id, ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifatD unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain.
ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Nasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit.
Gayung bersambut, ternyata kepala sekolah memang bertujuan demikian, sebuah langkah akan ditempuh setelah melakukan gerakan menulis bagi siswa SMP Ar Rohmah. Menerbitkan buku dengan ISBN.
"Saya berharap hasil karya siswa kelas 9 ini nanti dibukukan, bisa diserahkan ke orang tua kalau siswa lulus. Jadi silakan mengikuti acara ini, simak baik-baik sehingga bisa menghasilkan buku sesuai yang ditugaskan guru Bahasa Indonesia," cetus Kepala Sekolah yang biasa dipanggil Ustadz Syarif Hidayatullah saat memberi sambutan.
Senada, Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum Ustadz Zaki menyebut siap menerbitkan buku dengan ISBN. Naskah sudah ada, tinggal menerbitkan.
"Ini karya-karya siswa tahun lalu. Ada lebih dari 6 judul buku Insha Allah siap terbit ISBN," cetus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum M.Zaki Hidayat.
Sebuah kenyataan yang membuat Anis lebih bersemangat mendampingi para siswa. Satu persatu dia hampiri, ditanya judul karya, jenis karya, juga isi karya. Menemukan sedikat datar jawaban dari para siswa yang rerata akan menulis dunia santri maka Anis menyampaikan bahwa perlu memberi sentuhan konflik agar pembaca lebih tertarik.
"Beri konflik atau permasalahan dalam sebuah tulisan. Nantinya akan ada alur penyelesaian. Misal tentang kawan yang suka marah, tidak sesua hadist Laa Taghdhob Faroddada Miroron, maka gambarkan adegan dan tulis dialog sedang marahnya dia. Lalu ceritakan pula bagaimana akhirnya kawan tersebut menjadi lebih tenang, lebih sabar dan tidak suka marah-marah lagi," ungkap Anis saat dialog denga salah satu siswa yang akan membuat komik berdasarkan hadist.
Berlangsung hingga jelang adzan dzuhur acara yang dimulai pukul 08.30 itu riuh dengan beragam pertanyaan siswa. Mulai cara membuat judul hingga bagaimana melanjutkan tulisan yang terhenti di tengah jalan.
"Bikin judul itu yang singkat saja, jangan lebih dari 12 kata, pilih diksi yang menarik sehingga orang penasaran," cetus Anis.
Sedangkan untuk terhentinya sebuah tulisan Anis langsung memberi jalan keluar dengan mengajukan kalimat sebagai lanjutan.
"Kalau Bab 1 sudah menceritakan paksaan orang tua untuk masuk pesantren, bab 2 ceritakan alasanmu menolak waktu itu. Dipaksa masuk pesantren membuat perasaanku sedih, bayangan jauh dari ayah ibu, tidak lagi bisa bermain hape, sulitnya hidup tanpa keluarga hadir makin nampak. Aku takut itu semua," cetus Anis seraya meminta penanya mencatat ucapannya lalu melanjutkan dalam buku tulis.
Hampir berakhir acara Anis memberikan kenang-kenangan buku novel pertamanya Salikah, tentang cinta dan ruang sunyi pada moderator, menceritakan latar belakang penulisan novel itu yang didasari pengalaman pribadi. Memberi contoh pada peserta bahwa apapun bisa ditulis menjadi karya.
"Menulislah terus dengan menyebut nama Allah, jangan risaukan hasilnya. Biarkan Allah yang menentukan takdirnya, " cetus Anis disambut tepuk tangan membahana.
Sebuah closing statemen diberikan untuk siswa SMP Ar Rohmah Putra, sebuah motivasi untuk tak berhenti menulis, karena mereka adalah pejuang kata-kata.
"Santri Siswa SMP Boarding School Ar Rohmah, Berjuang Untuk Bangsa Lewat Kata-kata," tutur Anis.
Foto bersama dengan masing-masing kelas menjadi penutup acara. (Ans)