Oleh Anis Hidayatie , Ketua Komunitas Menulis Buku Indonesia dan Pemred Jatim Satu News
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Menulis karya non fiksi bagi sebagian penulis bukan perkara mudah. Hal ini karena biasanya penulis terpola dengan mini set bahwa non fiksi adalah karya tulis yang berat. Berbeda dengan menulis fiksi yang berisi imajinasi penulis. Sehingga baginya akan kesulitan jika harus menulis non fiksi karena seperti ada ketentuan dilarang berimajinasi.
Padahal apabila sudah terdapat passion menulis itu, maka menulis apapun termasuk menulis non fiksi bukanlah persoalan besar, asal beberapa hal kita ketahui sebelum menulis non fiksi. Sehingga nantinya karya yang dihasilkan juga akan mengalir semudah menulis fiksi.
Akan halnya pembukuan karya tulis. Baik fiksi maupun non fiksi sama resensi. Yakni menulis hanya saja beberapa langkah memang perlu diketahui dan dilakukan penulis agar karya tersebut memenuhi standar yang ditentukan sebagai buku berkategori non fiksi.
Tentang hal tersebut pembahasan berikut akan memaparkan hal-hal yang perlu diketahu seorang penulis sebelum memulai proses kreatif menulis buku karya non fiksi.
Sebuah buku nonfiksi harus berdasarkan kondisi nyata di kehidupan masyarakat. Anda bisa memberi banyak manfaat kepada masyarakat ketika akhirnya bisa menulis buku nonfiksi ini.
Bagaimana jika Anda merasa punya kemampuan menulis yang mumpuni tapi tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa menulis buku nonfiksi pertama Anda?
Bagaimana jika Anda merasa diri sebagai penulis pemula yang tidak percaya diri menulis buku?
Menulis Buku Non Fiksi Bagi Pemula
Jangan khawatir, ada banyak penulis seperti Anda. Bagi pemula, Untuk bisa menulis buku nonfiksi pertama Anda, sebenarnya tidak terlalu sulit. Ikuti 10 langkah di bawah ini, maka buku nonfiksi pertama Anda akan segera menjadi kenyataan.
Pertama, Tentukan Tujuan Menulis Buku.
Apa tujuan Anda saat ingin menulis buku? Apakah ingin meningkatkan reputasi, mendukung peningkatan kompetensi anda dalam mengajar? Atau hanya ingin menginformasikan pengetahuan anda tentang sebuah keadaan atau tempat?
Anda sudah harus tahu sejak awal tujuan menulis buku tersebut. Tujuan ini akan mengarahkan Anda untuk menulis buku tentang apa.
Misalkan saja Anda adalah ahli dalam bidang metode tertentu di bidang pengajaran, maka bisa menulis buku soal metode tepat mengajarkan puisi yang menyenangkan.
Jaga terus tujuan Anda dalam menulis buku ini saat menurunkannya menjadi sebuah tema. Dengan memahami tujuan Anda menulis buku, maka Anda akan selalu berada di jalur yang benar untuk menyelesaikan rencana ini.
Kedua, Brainstorming Ide Buku
Langkah selanjutnya untuk bisa menulis buku nonfiksi pertama adalah melakukan brainstorming. Tulis semua ide buku yang muncul dalam pikiran Anda. Tapi pastikan semua ide tersebut memang sesuai dengan tujuan yang sudah Anda tetapkan.
Jika mengalami hambatan dalam memunculkan ide, coba jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
Apa bidang yang menjadi keahlian Anda?
Tantangan apa saja yang mampu Anda lalui?
Cerita atau pengalaman menarik apa yang ingin Anda bagi?
Apa yang menjadi passion (hasrat) terbesar yang Anda capai di masa lalu atau saat ini?
Setelah mendapatkan sejumlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, pilih 3 atau empat ide buku yang dirasa bisa mendukung tujuan Anda menulis buku nonfiksi ini.
Ingat, Anda akan lebih mudah menulis sebuah buku jika Anda menyukai topik tersebut atau memang tertarik mendalaminya.
Ketiga, Persempit Topik
Jika sudah mendapat 3 hingga 4 topik, pilih satu topik dan sempitkan menjadi tema yang spesifik. Cara ini akan membuat tema tersebut menjadi lebih dalam dan penuh detail. Karena pembaca akan lebih menyukai buku yang membahas tuntas satu tema.
Sebagai contoh, daripada Anda menulis buku penyelesaian masalah-masalah kesulitan membuat puisi, Anda mungkin lebih baik menulis buku dengan tema membuat puisi yang menyenangkan.
Pembaca akan lebih tertarik dengan tema yang lebih spesifik dan tindakan-tindakan yang terukur, bukan hanya memberikan sejumlah ide menarik tapi tak dibahas mendalam.
Lagipula, sebuah buku yang bisa dibaca dengan cepat akan memberi manfaat lebih besar kepada pembaca. Terutama bagi mereka yang tidak punya banyak waktu untuk menghabiskan satu buku yang berisi ratusan halaman.
Keempat, Lakukan Riset
Ini menjadi poin yang tidak bisa diabaikan untuk bisa menulis buku nonfiksi pertama Anda. Langkah pertama yang dilakukan dalam riset ini (sering juga disebut validasi ide buku) adalah mencari tahu seberapa besar keingintahuan orang lain terhadap tema yang akan Anda jadikan buku.
Anda tentu tidak mau menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menulis buku yang ternyata hanya menarik bagi beberapa orang saja, bukan?
Salah satu perangkat yang bisa Anda gunakan adalah Google Keyword Planner. Pastikan Anda memiliki akun Google sebelum menggunakan tool yang biasa digunakan blogger untuk riset kata kunci (keywords) tersebut. Lalu ketik tema yang sudah Anda tetapkan sebelumnya.
Selanjutnya akan muncul data jumlah orang yang mengetikkan kalimat yang sama melalui mesin pencari Google. Lihat apakah tema tersebut dicari oleh lebih dari 1.000 (1K) pencarian setiap bulannya atau tidak.
Jika kurang dari 1.000 pencarian dalam satu bulan, lebih baik Anda mencari tema lain yang banyak diminati orang. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini.
Kelima, Buat Kerangka Buku
Setelah mendapatkan tema yang kuat untuk diangkat sebagai buku, tahap selanjutnya adalah mulai membuat kerangka buku. Sedikit tips untuk membuat kerangka buku nonfiksi adalah mulai dari belakang.
Dengan memulai dari belakang maka Anda sudah menentukan apa yang ingin pembaca dapatkan setelah membaca buku Anda. Selanjutnya, susun bab demi bab yang akan mengarah pada akhir yang sudah ditetapkan.
Untuk sebuah buku nonfiksi, satu bab atau chapter bisa berdiri sendiri. Namun akan lebih baik jika punya benang merah yang menghubungkan setiap bab menuju akhir cerita yang Anda inginkan.
Keenam, Buat Judul yang Menarik
Dalam usaha menulis buku nonfiksi pertama Anda, membuat judul buku menjadi bagian yang sangat krusial. Poin utama dalam menulis judul adalah memasukkan tema dari buku tersebut. Kemudian buat lebih spesifik dengan menambahkan kata-kata yang mengundang rasa penasaran pembaca.
Anda bisa menulis judul buku ini di tahap awal, di tengah proses menulis, atau setelah selesai. Sebagai bahan pertimbangan, cari dan dapatkan judul buku yanng menarik sebelum Anda menulisnya. Sehingga Anda punya panduan yang lebih kuat.
Toh judul buku ini bisa Anda ubah kembali kemudian. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan judul yang sempurna untuk buku nonfiksi pertama Anda.
Ketujuh, Tulis Draf Pertama
Kini saatnya Anda untuk mulai menulis. Jangan pernah memeriksa atau mengedit tulisan dari draf pertama ini. Tumpahkan saja semua hal yang Anda ingin tulis dalam bab-bab yang sudah disusun.
Jangan pedulikan apakah kalimatnya tidak pas atau banyak kesalahan ketik. Karena untuk memeriksa dan memperbaiki tulisan ada di tahapan selanjutnya. Bukan di tahapan Anda untuk menulis.
Selalu memeriksa tulisan setiap kali selesai menulis hanya akan mengganggu konsistensi Anda dalam menyelesaikan bab demi bab.
Kedelapan, Edit Draf Pertama
Ketika sudah menyelesaikan seluruh isi buku dari mulai bab pertama hingga bab terakhir, kini saatnya untuk memeriksa ulang tulisan Anda.
Tapi, jangan langsung melakukan pengeditan ketika tulisan baru saja selesai. Biarkan tulisan Anda mengendap selama beberapa hari.
Ini dimaksud agar ada jarak dengan tulisan Anda. Sehingga, ketika Anda mulai mengedit, pikiran Anda sudah terbebas dari ide-ide yang sudah Anda tumpahkan sebelumnya.
Barulah kemudian Anda membaca dan menulis ulang (rewrite) hasil tulisan Anda. Perbaiki kesalahan kata, logika kalimat yang salah, atau menambahkan poin-poin yang mungkin masih tertinggal.
Lakukan pengeditan ini beberapa kali. Setidaknya sampai Anda merasa tulisan yang dibuat sudah sesuai keinginan.
Kesembilan, Buat Bagian Pendukung
Jangan lupakan juga untuk membuat bagian pendukung. Seperti kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka.
Untuk lebih meningkatkan nilai jual, ada baiknya Anda mencari penulis lain atau sosok yang lebih kompeten di bidang yang dijadikan tema buku Anda.
Minta mereka untuk membuat kata pengantar atau sekadar testimoni mengenai isi buku yang Anda tulis. Tentu saja, ini bisa Anda lakukan jika semua proses dalam membuat buku ini sudah final atau tinggal menunggu cetak.
Kesepuluh, Minta Bantuan Editor Profesional
Seorang editor profesional bahkan tetap dibutuhkan oleh seorang penulis berpengalaman sekalipun. Karena itu, untuk memastikan hasil tulisan Anda sudah layak cetak, carilah bantuan dari editor profesional.
Ini untuk mencegah buku Anda dipenuhi dengan kesalahan ketik atau kalimat-kalimat yang sulit dimengerti pembaca.
Editor ini akan memeriksa kebenaran data dan fakta yang ada di dalam tulisan. Kemudian memolesnya agar menjadi sebuah tulisan yang mudah dipahami. Dengan demikian, tujuan Anda dalam menulis buku ini bisa sampai ke pembaca dengan baik.
Memang, ada biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan jasa editor profesional ini. Tapi nilai yang dikeluarkan akan berbalik kepada Anda dengan sebuah buku yang berkualitas dan disukai banyak orang.
Siapa pun Anda, entah itu penulis pemula atau berpengalaman, bisa menulis buku nonfiksi pertama Anda. Salah satu kunci suksesnya adalah konsistensi dan komitmen Anda dalam menulis bab demi bab.
Jadi, Anda tidak harus menunggu mendapat mood atau motivasi baru bisa menulis. Lakukan proses penulisan setiap hari.
Tentukan waktu yang Anda habiskan dalam satu hari untuk menulis buku ini. Selanjutnya lakukan semua proses dengan komitmen yang besar. Percayalah, pelan namun pasti buku pertama Anda pun akan segera hadir.
Menulis Buku Non Fiksi Untuk Diterbitkan
Sesudah sukses memulai menulis buku fiksi maka hal berikut adalah meningkatkan kompetensi agar karya tulis itu bisa terbaca ke lebih banyak kalangan, goalnya adalah terbit buku. Sehingga perlu pula diketahui buku apa saja yang termasuk karya non fiksi dan bisa diterbitkan menjadi buku sesuai standar penerbit.
A. Ketahui Bentuk Karangan Buku Nonfiksi
Berikut adalah bentuk karangan buku nonfiksi yang sering kita temui
1. Riwayat hidup / Biografi
Riwayat hidup seseorang, merupakan tulisan yang berisi perjalanan hidup seseorang baik ditulis sendiri maupun ditulis oleh orang lain. Salah satu contohnya adalah buku KH Masduki Makhfudz Sebuah Biografi yang menceritakan mengenai kisah sosok Kyai Rois Syuriyah NU, Pemilik Pesantren Salafiyah Syafi iyah Nuru Huda Mergosono Malang Indonesia.
2. Esai
Esai merupakan sebuah karangan atau tulisan yang membahas suatu tema dari sudut pandang pribadi si penulis. Seperti contoh buku AL Qolam Kuliah Sak Ngajine, Sebuah Esay tentang Memilih Kampus Terbaik. Berisi kumpulan esai mahasiswa Al Qolam dalam Memilih Perguruan Tinggi. Goro-goro Menjerat Gus Dur, Esai kesaksian saat Gus Dur Dilengserkan.
3. KTI adalah hasil karya yang diperoleh dari kegiatan menulis dengan menerapkan konvensi ilmiah contohnya seperti skripsi, tesis, makalah, jurnal, artikel hasil penelitian dan kertas kerja.
Anda dapat mempelajari teknik serta konsepsi penyusunan dokumen secara terstruktur dalam membuat karya tulis ilmiah. Contohnya buku Eksotis Semare, Sebuah Jembatan, Berisi hasil penelitian tentang keadaan desa Semare Sebelum dan sesudah Menjadi Desa Wisata dengan CLS, Cafe Laut Semare. Hematologi Ikan Gambusia, berisi hasil penelitian pencemaran air terhadap kelangsungan ekosistem sungai dengan menggunakan ikan Gambusia sebagai obyek penelitian.
4. Catatan Dokumenter
Cerita sejarah merupakan tulisan yang bercerita tentang masa lalu suatu objek. Salah satu contohnya adalah buku Surabaya Rek, berisi sejarah Kota Surabaya sebelum kemerdekaan hingga beberapa tahun sesudahnya.
B. Jenis-jenis Karya Tulis Nonfiksi
Berdasarkan contoh-contoh yang disebutkan, jenis cerita nonfiksi dibagi menjadi dua yakni nonfiksi murni dan nonfiksi kreatif. Adapun penjelasannya dibawah ini:
1. Non fiksi murni
Penulisannya dirangkai atau dibuat dengan penggambaran yang benar-benar asli. Penulis ketika mengembangkan pembuatan cerita non fiksi murni terdapat bukti berupa data-data yang orisinal dapat dipertanggung jawabkan. Contohnya tulisan yang bersifat ilmiah seperti skripsi, jurnal, makalah, riwayat hidup seseorang
2. Non fiksi kreatif
Non fiksi kreatif juga menyertakan bukti berupa data-data orisinal yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan imajinatif. Contohnya berupa tulisan yang ada pada jurnalisme sastra seperti artikel dan berita.
Struktur nonfiksi tak sama dengan cerita fiksi. Struktur nonfiksi menyinggung:
Orientasi, merupakan bagian yang berisi tentang pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita dan penjelasan dari teks isi cerita.
Rangkaian peristiwa secara urut, berisi urutan peristiwa yang terjadi dalam cerita mulai dari awal hingga akhir permasalahan yang biasanya memakai alur maju.
Reorientasi, merupakan akhir cerita yang berisi kesimpulan suatu cerita dan penutup yang berisi saran dan pesan moral yang dapat diambil sisi positif dari teks karya tulis nonfiksi.
Unsur-unsur yang ada di dalam karya tulis nonfiksi, yakni:
C. Unsur Buku Non Fiksi
Di bawah ini merupakan unsur-unsur karya buku nonfiksi yang mesti ada dalam sebuah karya tulis.
1. Judul
Judul buku adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku, biasanya diletakkan pada sampul buku.Judul buku non fiksi memakai bahasa baku.
2. Nama Penulis
Terdapat nama pengarang di dalam sebuah karya tulis nonfiksi yang menyampaikan karangannya.
3. Nama Penerbit
Penerbit adalah perusahaan/instansi yang mencetak buku dari mulai mengedit, layout, desain cover dan lain sebagainya sampai buku tersebut dicetak dan siap diedarkan.
4. Tebal Halaman / jumlah bab
Jumlah halaman dan jumlah bab yang dibahas dalam buku.
5. Isi buku
Isi adalah topik yang akan dibahas
6. Penutup
Penutup adalah kesimpulan dari buku yang merupakan pernyataan terakhir dari penulis atas bukunya terkadang terdapat pula saran dari penulisnya.
Bagi Anda yang mencoba menulis karya yang bersifat nonfiksi perlu tahu tahap-tahapnya supaya tidak ada yang terlewat.
D. Cara Membuat Karangan Cerita Nonfiksi.
Langkah-langkah membuat karangan nonfiksi adalah.
1. Mencari Ide Kreatif
Mau menemukan ide apa menulis buku nonfiksi, kamu bisa membuat coretan didalam notes terkait bidang apa yang dikuasai atau kesenangan yang paling sering dilakukan sambil browsing juga Ketika ide itu sudah terbentuk dalam satu konsep, maka yang perlu disiapkan tentang sasaran kepada siapa kita akan membuatnya dan tulisan itu cocok untuk di usia berapa aja
2. Mengumpulkan referensi
Setelah menemukan ide, maka kegiatan selanjutnya ada mengumpulkan data terkait isi tulisan yang akan dituangkan. Sangat Perlu melakukan riset, observasi dari buku, koran maupun jurnal yang dapat dijadikan referensi tulisan kita.
3. Membuat Konsep yang akan ditulis.
Setelah data terkumpul, buatlah konsep untuk buku memulai dari menyusun bab, menyusun sub bab ataupun membuat pertanyaan-pertanyaan yang melengkapi isi tulisan.Tentukan tema buku nonfiksi apa yang akan dibuat, misalnya sejarah, motivasi atau karangan ilmiah
4. Gaya Bahasa
Konsepnya sudah dibuat, selanjutnya pakailah gaya bahasa tulisan dengan tema maupun jenis yang ditulis. Penting memerhatikan penulisan dengan gaya bahasa yang disesuaikan dengan puebi karena pada bagian ini karya anda akan dinilai oleh calon penerbit yang akan mendistribusikan karya anda layak atau tidaknya. Setelah lolos dari penerbit, maka pembaca akan menilai karyamu, apakah informatif, bahasanya mudah dipahami atau terlalu sulit untuk dipahami.
5. Data Pendukung
Beberapa buku nonfiksi biasanya memerlukan data pendukung. Data pendukung bisa berupa contoh kejadian, contoh aplikasi, foto, gambar, dan sebagainya.
6. Masukkan bagian-bagian buku dengan lengkap
Jangan lupa untuk menuliskan daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, pendahuluan, isi, daftar pustaka, indeks, dan profil kita sebagai penulis di dalam buku. Beserta daftar gambar dan daftar yang dicantumkan pada isi buku bila ada istilah-istilah ilmiah di dalam karangan buat indeks untuk memudahkan pembaca apa maksud dari istilah yang anda pakai. Semua kelengkapan naskah itu bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi buku kita.
7. Memilih Judul yang Tepat
Judul selalu menjadi hal pertama yang dilihat sebelum pembaca memutuskan atau tertarik membacanya ketika di perpustakaan dan membeli sebuah buku.Pilihlah judul dan diksi yang mewakili isi naskah, eye catching, mengundang rasa penasaran calon pembaca misalnya: Filosofi Teras.
8. Mengecek Ulang Tulisan
Setelah proses menulis buku nonfiksi selesai, sebaiknya proses terakhir yang diperlukan supaya bisa meyakini diri sendiri adalah membaca ulang naskah yang dibuat, cek kembali apa masih ada data yang kurang atau rangkaian kata yang berpotensi membingungkan pembaca, harus dihapus dan diganti kata yang friendly
9. Menyerahkan ke Penerbit
Nah, setelah naskah sudah selesai melalui tahapan self-editing, sudah yakin dengan semuanya maka langkah terakhir yang anda lakukan ialah kirimkanlah hasil karya kepada penerbit dan jangan lupa cek kembali sebelum dikirim pastikan semua kelengkapannya.
Kita bisa mengirimkan naskah kepada penerbit mayor untuk diterbitkan, menawarkan pada agen naskah, atau menerbitkannya secara indie. Pilihlah penerbit yang memiliki persamaan visi dan misi dengan naskah kita agar peluang untuk diterbitkan lebih besar.
Dalam hal ini untuk kondisi kekinian penerbit mayor sudah tidak sama dengan sebelum era digital, dimana mereka berburu penulis dan berani membayar untuk sebuah judul buku yang diperkirakan laris di Pasaran.
Kondisi berkurangnya pasar buku membuat mereka menentukan aturan pula agar penulis juga ikut memasarkan buku. Minimal 1000 baru mereka akan cetak 2000.
Untuk itu, bagi saya penerbitan mayor maupun indie bagi saya tidak menjadi tolok ukur kualitas buku. Meskipun Indie kalau hasil karyanya bagus pasti diburu orang.
Jadi tidak ada masalah dengan penerbitan. Yang penting adalah berkarya dan menerbitkan buku.
Anis Hidayatie untuk Workshop Menulis Buku Fiksi dan Non Fiksi
Sumber: gramedia dan dutamedia