PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Mestinya, hari itu pemimpin redaksi Jatim Satu News hanya ingin mengenalkan buku karya tulisnya ke siswa MTsN 5 Pasuruan. Akan tetapi ujung rencana berubah arah, bukan hanya kepada siswa, ternyata guru-guru juga meminati kegiatan literasi terutama menulis, sehingga sejenak mengadakan sharing kepenulisan dengan para guru, 7/12/2022.
Berawal tatap muka dengan para siswa di Masjid sekolah, anis menjelaskan buku yang dibawa, kemudian terjadi dialog dengan siswa yang ternyata juga mempunyai naskah karya, cerpen dan puisi.
"Saya punya banyak karya puisi, " tutur salah satu siswa perempuan bernama Iin Maulidia. Lalu dia membacakan karyanya berjudul Aku Tak Membenci Hujan.
Siswa lain Jada mengaku telah membuat Cerpen berjudul Rainbow dengan latar negara Spanyol.
"Saya menulis cerpen berjudul Rainbow dengan kisah Perempuan yang hidup di Spanyol lalu ke Indonesia, " tutur Jada.
Mengetahui hal ini, Kepala Sekolah Ivan Wahyudi memberikan apresiasi, akan support membina sehingga karya siswanya bisa ikut lomba atau terbit buku.
"Kami akan membina anak-anak yang mempunyai minat menulis. Baik untuk lomba atau terbit buku," ungkap Kepala MTsN 5 Pasuruan Ivan Wahyudi di hadapan Siswa.
Membawa hasil karya yang telah terbit buku ke para siswa Kepala Madrasah menyatakan akan menyumbangkan buku tersebut ke perpustakaan untuk dibaca siswa.
"Buku ini akan saya sumbangkan ke perpustakaan untuk bisa kalian baca," cetus Kepala Madrasah Ivan disambut sorak riang siswa yang mengerumuni.
Usai acara di masjid dengan siswa Anis pindah ke ruang guru, di sana dia memberikan suntikan literasi pula agar guru mau menulis di samping membaca.
"Saya mengapresiasi kegiatan sekolah ini yang menganjurkan siswa menyumbang buku, akan tetapi saya mengajukan wacana agar guru juga menulis, siswa menulis, sehingga koleksi perpustakaan juga berisi buku siswa dan guru," cetus Anis menanggapi kegiatannya.
Berlangsung di salah satu ruang kelas para guru mendengarkan pemaparan bagaimana proses pembukuan dilakukan. Mulai pembuatan naskah hingga biaya menerbitkan buku indie atau mandiri.
"Tulis saja apa yang anda minati dan kuasai, misal olah raga, buat saja judul Mengajarkan Atletik yang menyenangkan siswa isinya apa apa yang njenengan lakukan. Tinggal menbahkan referensi tentang materi atletik yang anda ajarkan. Tidak sulit bisa chat dengan saya, dan akan saya bantu menyusun kalimatnya hingga jadi buku, " ungkap Anis menjelaskan mudahnya membukukan ide atau pikiran yang ingin dispampaikan dalam bentuk tulisan.
Mendapatkan respon hangat, guru-guru yang mengaku sudah menerbitkan buku berupa antologi itu banyak menanyakan soal penerbitan.
"Saya punya file, karya siswa. Apa bisa dibukukan?" tanya salah satu guru perempuan.
"Bisa, anda ikut menulis pula, maka itu akan pula menjadi karya anda. DKK," cetus Anis.
Guru lain ternyata mengaku karyanya pernah dimuat di koran Radar Bromo akan tetapi saat ini malah kurang punya semangat menulis lagi.
"Saya dulu pernah menerbitkan majalah, pernah pula mengirim ke koran, dimuat Radar. Tapi sekarang kok kurang bersaemangat lagi menulis, padahal perlu juga untuk kenaikan pangkat," cetus Diana, salah satu guru peserta sharing.
Mengetahui hal ini Anis langsung mengajukan ide membuat majalah sekolah.
"Biayanya itu bu."
"Ya komite, saya yakin orang tua tidak keberatan. Apalagi kalau di dalam sana ada wajah anak-anaknya," tukas Anis.
Menjadi wacana langkah ke depan Anis mengkhiri kegiatan di sekolah tersebut dengan foto bersama. Beberapa buku yang dia bawa dengan bandrol diskon hanya 25 per buku juga ada yang dibeli peserta. (Ans)