MALANG I JATIMSATUNEWS.COM: Menyusul aksi unjuk rasa yang dilakukan siswa SMAN I Turen beberapa waktu lalu, sebuah kenyataan mengungkap hal lain tentang kegiatan demo tersebut. Yakni bukan hanya dialami Kepala Sekolah Eny Retno Diwanti, Selasa /11/2022.
Menurut sumber dari pihak sekolah setempat yang enggan disebut namanya Kepala Sekolah Eny bukan satu-satunya yang pernah didemo. Akan tetapi sebelumnya, ada 2 Kepala Sekolah lagi yang pernah mengalami hal serupa.
"Didemo siswa karena kebijakannya dianggap kurang bijak, "ungkapnya tanpa menyebut kurang bijaknya secara spesifik.
Selanjutnya, berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan Jatim Satu News Kepala Sekolah pertama yang didemo adalah
Dra. Sri mulyani tahun 1996, disusul Drs. Fatheh pada tahun 2000 dan Eny Retno Diwati pada tahun 2022 ini.
Eny merupakan Kepala Sekolah yang ketiga setelah 22 tahun SMAN 1 Turen jeda dari demonstrasi. Sebuah rekor berbeda dari sekolah pada umumnya dimana mendemo Kepala Sekolah bukan hal populer di dunia pendidikan.
Diketahui aksi demo digelar ratusan siswa Senin padav17/10/2022 lalu. Mereka memprotes kepemimpinan kepala sekolah Eny Retno Diwati yang dinilai arogan. Mereka juga mendesak agar Eny dimutasi dan diganti kasek baru.
Dalam hal ini Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Anny Saulina
tidak serta merta menuruti. Menyebut kejadian tersebut murni akibat komunikasi yang kurang baik. Sehingga, demo itu merupakan bentuk dari komunikasi yang tidak terjalin baik antara siswa, guru, dan kepala sekolah.
“Memang setiap orang punya gaya kepemimpinan masing-masing. Bu Eny kan gaya memimpinnya tegas dan disiplin,” ujar Kacabdin Anny.
Berkaitan dengan demo yang dilakukan siswa, detik jatim menulis bahwa Staf Humas SMA Negeri 1 Turen Inta Elok menuturkan bahwa pada saat aksi demo para siswa itu sebelumnya tidak diketahui para guru. Menurutnya, saat saat itu para guru sedang mempersiapkan input data nilai ujian tengah semester.
"Tiba-tiba saja melihat anak-anak bergerombol di gazebo dengan membawa poster. Ternyata para siswa ini berdemo. Aksi ini inisiatif para siswa sendiri, guru tidak ada yang diberitahu," kata Elok terpisah.
Akan tetapi sebuah kejanggalan terlihat, dari sumber yang enggan disebut namanya menyebut beberapa hari sesudah demo usai, dia mengetahui telah beredar tanda-tangan guru-guru berjumlah 34 guru mengatas namakan 28 guru dan 6 karyawan SMAN 1 Turen pada hari yang sama saat demo menuntut hal yang mirip dengan tuntutan siswa dengan poin utama meminta Kepala Sekolah Diganti.
Pengakuan salah satu guru atas beredarnya tanda tangan tersebut yang sempat direkam video dia mengaku tiba-tiba diajak ke dapur untuk tanda tangan. Guru lain juga begitu, dia tidak di tempat, sedang cuti, akan tetapi nama dan tanda tangannya tertera,
yang lain mengaku tidak tahu untuk apa tanda tangan.
Ketika guru yang bersangkutan dikonfirmasi kenapa bisa begini dia mengatakan, "Saya belum bisa memberikan jawaban apapun. Maaf."
Mediasi antara Kepala Sekolah dengan perwakilan OSIS dan MPK telah dilakukan pada tgl 17 Okt 2022 lalu. Setelah mediasi di ruang waka , lanjut mediasi di graha Srikandi. Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan kelas dengan jumlah kurang lebih 120 siswa Kacabdin, Forkopimcam , LSM dan Media.
Menanggapi kasus tersebut Ketua Komnasdik Jatim Kunjung Wahyudi menyatakan siap turun tangan. Agar tidak ada satupun civitas pendidik yang harus tersangkut hukum karena kasus tersebut.
"Kepala Sekolah SMAN 1 Turen merupakan pribadi yg baik, tegas dan disiplin. Ketika Pendidikan Karakter diterapkan di internal sekolah maka seharusnya para Guru, para Temaga Kependidikan dan semua siswa berterima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah. Banyak program kerja dari Ibu Kepala Sekolah yg akan diterapkan di SMAN 1 Turen, tapi sayang di internal sekolah masih ada oknum guru yang kurang sejalan dengan program kerja dari Ibu Kepala Sekolah, sehingga terjadi provokasi ke para siswa dan guru-guru lain termasuk ke alumni," ungkap Kunjung kepada Jatim Satu News.
Selanjutnya ditekankan bahwa pihak Komnasdik akan mengawal kasus ini.
"Kami Komnas Pendidikan Jawa Timur akan terus membantu Ibu Kepala Sekolah dg berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan juga ibu Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Malang, agar masalah di SMAN 1 Turen bisa secepatnya diselesaikan dengan baik, damai dan kekeluargaan."
Menutup wawancara secara khusus Kunjung memberi pesan pada para pendidik agar tidak meracuni anak.
"Jangan racuni anak-anak generasi penerus bangsa yg saat ini sedang belajar di SMAN 1 Turen, mereka adalah calon pemimpin bangsa Indonesia. Mari kita berssma memberikan Dukungan dan Support buat anak-anak kita agar fokus belajar guna meraih cita-citanya."
Hingga berita ini diturunkan Kepala SMAN I Turen secara definitif masih dijabat Enny Retno Diwati. Kejaksaan telah melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan bukti apapun Enny melanggar pasal.