ads H Makhrus

 

Pasang iklan disini

 


Kuliah Sak Ngajine di IAI AL Qalam, Pilihan Terbaik Masa Depan

Admin JSN
18 November 2022 | 06.03 WIB Last Updated 2024-02-28T08:28:48Z
Kuliah Sak Ngajine di  IAI AL Qalam, Pilihan Terbaik Masa Depan
ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Memilih lanjutan lepas jenjang menengah atas bukan perkara mudah.  Sederet kampus terkenal dengan nama besar memampang, aku tergiur tentu saja ingin berada di antaranya. Menjadi mahasiswa kampus negeri bergengsi siapa yang tak suka, pasti akan terlihat mewah bila mengenalkan diri.

"Hai An,  kuliah di mana kau sekarang?"
"Di PTN dong,  Kota Malang."

Sebuah bayangan pertanyaan seseorang memampang,  sepertinya membanggakan,, menyenangkan. Itu yang terjadi padaku saat hampir lulus Aliyah dahulu. 

Pilihan melanjutkan kudapatkan dari brosur-brosur mereka ketika sosialisasi kampus di sekolahku.  Terlihat, gedungnya bagus-bagus, mahasiswanya pun cantik dan cakep dengan penampilan keren-keren. Ann terpesona tentu saja. 

Mengajukannya pada Umik, beliau hanya manggut-manggut. Naga-naga kurang suka merona di wajahnya. Dia pegang brosur juga gawai berisi informasi kampus yang kusebutkan. 

"Nduk,  kamu mau kuliah apa mau penampilan? "

"Eh,  ummi kok tanya begitu."

"Itu dari tadi yang kudengar pemaparanmu hanya pada gedungnya dan mahasiswa-mahasiswanya, tidak kudengar ada ilmu apa yang akan kau dapat di sana."

Sejurus kalimat yang membuat Ann terpaku,  betul yang dia ucapkan tadi?  

Dia hanya terpesona pada kemegahan dan ketenaran kampus bukan pada pilihan jurusan yang akan dia dapat jika kuliah di sana. Padahal saat ini An merupakan siswa Aliyah di sebuah pesantren dengan kebiasaan mengaji dahulu sebelum dan sesudah pulang sekolah. 

"Kuliah itu mencari ilmu.  Dimanapun tempatnya, tujuannya tetaplah mencari ilmu. Ummik mau kau tak kehilangan ilmu membaca kitab,  ilmu yang telah kau peroleh dari nyantri sesudah kuliah nanti.  Soal nanti sesudah kuliah jadi apa terserah. Dan,  menurutku hanya kampus yang terdapat pesantren di sana yang bisa menjadi  tempat melanjutkan terbaik.  Nyantri sambil kuliah. Kuliah sak ngajine."

Panjang lebar ibunda yang biasa dipanggil Ummi oleh Ann berkata, pada perbincangan saat Ann libur maulud  pesantren. 

Kuliah sak ngajine.  Sebuah jargon yang dia akrab sangat. Sering dikatakan ustadz-ustadznya ketika memberi materi kitab.  Juga guru-gurunya ketika mengajar.  Akan tetapi Ann lupa kampus apa itu namanya.

Menganggukan kepala dengan jawaban," nggih," menjadi akhir cengkerama. Lalu browsing di gawai soal jargon kuliah sak ngajine dia lakukan,  saat sendiri di kamar. 

Al QOLAM,  sebuah gedung megah dominan biru muncul di gawai Ann begitu menulis kata AL - Qolam. Wikipedia menyebut Institut Agama Islam Al-Qolam adalah Perguruan Tinggi Islam Swasta yang berdiri sejak tahun 1997 di Kabupaten Malang, Jawa Timur. IAI Al-Qolam adalah perguruan tinggi riset yang berbasis pesantren.

Dia kuliti segala hal tentang Al Qolam. Beberapa program studi bisa dijadikan referensi untuknya menimba ilmu. Prodi Pendidikan  Anak Usia Dini menarik hati. Ann  mulai mencari tahu,  sehingga dia dapatkan informasi yang diinginkan. 

Prodi PAUD akan menjadi pilihan tersebab dirinya suka dengan anak kecil.  Ditambah lagi sang Ummi juga mengajar di lembaga PAUD di yayasan pesantren dekat rumahnya. Ann sering ikut mengajar bila luang,  itu menumbuhkan kecintaan untuk terus bergaul dengan anak-anak. 

Sebuah keinginan bisa terwujud apabila dia menjadi guru PAUD. Ann merasakan,  kata-kata Ummi benar,  kuliah untuk mencari ilmu bukan bermewah, bermegah sekedar dianggap keren. 

 Mencari ilmu yang bisa diterapkan usai kuliah bakal bisa didapat dengan Ann kuliah di Al-Qolam. Cita-cita tertanam,  Ann mulai menancapkan harapan pada institut Agama Islam Al-Qolam yang terletak di Gondang Legi Malang.  Sebuah kampus dengan jargon  "Kuliah Sak Ngajine." 

Mencari ilmu di Al-Qolam, menjadi mahasiswa di sana hingga lulus dan kelak bisa mendampingi sang Ummi mengajar di PAUD. Kuliah sesuai jurusan yang dicita-citakan adalah langkah awal menata masa depan.  Ann mantab kuliah di Al-qolam.  
***
Sebagai calon mahasiswa, saya sepakat dengan pilihan Ann. Dia memilih sebab ada prodi yang sesuai dengan pilihannya. Keilmuan yang akan diperoleh akan bisa diterapkan jika dia lulus nanti. Sebuah rancangan awal yang baik untuk dilakukan. 

Salah satu cara agar kita memiliki ilmu dan keterampilan adalah lewat pendidikan formal. Kelebihan dari pendidikan formal adalah ada legalitas berupa ijazah bahwa kita ahli dalam ilmu tersebut atau minimal pernah belajar bidang tersebut.

Ilmu yang spesifik itu terdapat di bangku kuliah. Jurusan atau program studi kuliah sudah sangat spesifik dan siap menjadikan kita tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan perusahaan atau siapa pun di luar sana. Termasuk menjadi guru PAUD. 

Menyambungkan dengan pendidikan yang telah diperoleh di pesantren,  maka kesempatan tetap menjadi santri saat kuliah adalah pilihan tepat.  

Selain tidak akan kehilangan ilmu membaca kitab saat nyantri Manfaat lain yang bisa didapat ketika mahasiswa juga berstatus santri antara lain: 

1. Melatih diri untuk mengatur waktu, karena ketika kita kuliah sambil mondok maka jadwal sehari-hari yang kita miliki pun akan padat. 
Hal tersebut berguna untuk menjadikan kita sibuk bermanfaat,  sibuk untuk kegiatan yang tidak sia-sia. Dengan kebiasaan ini mahasiswa sekaligus mahasantri akan menghargai waktu. Pandai memanajemen waktu sehingga karakter disiplin akan menjadi kebiasaan yang melekat.  Sebab sekali dia berani tidak disiplin maka jadwal keteteran akan menjadi risiko yang akan dia tuai.  

2. Memilik banyak teman dari berbagai kalangan. Di kampus mahasiswa yang bersangkutan akan bertemu dengan santri dari berbagai pesantren pula. Ini akan menambah wawasan keilmuan juga berbagi pengalaman dengan mereka.  Ada tukar informasi, pengalaman juga ilmu pengetahuan baru yang berguna sebagai referensi wawasan pengetahuan.

3. Tak Kehilangan Ilmu Islam Klasik. 
Bila latar belakang pesantren sudah dimiliki mahasiswa, maka tetap berada di lingkungan pesantren adalah pilihan tepat.  Kegiatan mengaji,  menambah ilmu dari kitab-kitab klasik yang sudah dia pelajari tetap akan berlangsung ketika dia menjadi santri.

4. Terbiasa menjadikan kitab atau kajian keilmuan yang dipelajari sebagai rujukan berpikir. 

Satu hal yang menjadi keunggulan seorang santri yang mahasiswa adalah kemampuan menghafal dan mengkaji kitab.  Ketika dia menjadi mahasiswa maka sederet tugas yang memerkukan pemikiran untuk menyelesaikan sebuah kajian menanti.  Referensi literasi menjadi hal penting dalam hal ini.  

Pada kasus Ann di atas yang memantapkan hati memilih IAI AL Qolam maka dia berada pada pilihan yang tepat. Mahasiswa yang santri atau santri yang mahasiswa di Al Qolam akan membuatnya mengusahakan mengamalkan dan mempertahankan amaliyah-amaliyah serta menjunjung tinggi ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah dalam kehidupan sehari-hari kapan pun dan dimana pun dia berada.

Mahasiswa yang santri akan terbiasa melakukan kajian pustaka berbasis ajaran kitab yang dia peroleh di pesantren. Secara otomastis muncul ketika dia sedang memecahkan masalan. Potensi berharga yang akan menghasilkan karya tulis ilmiah berkualitas. Ruh ilmu pesantren akan bersinergi dengan ilmu di kampus.

Mahasiswa dengan status santri ini sangat penting untuk bekal calon penerus bangsa. Karena pendidikan agama akan memupuk jati diri seseorang. Jika suatu hari nanti seseorang yang memiliki bekal pendidikan agama menjadi seorang pemimpin, maka ia akan menjadi pemimpin yang amanah.

Pada santri yang mahasiswa, Penguasaan dimensi profane yang terwakili dengan penguasaan iptek, dan dimensi sakral yang diwakili iman dan taqwa adalah suatu tindakan yang tidak bisa ditawar lagi. Oleh karena itu, keberadaan pesantren menjadi partner yang ideal  untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan sebagai basis pelaksanaan transformasi social melalui penyediaan sumber daya manusia yang qualified dan berakhlakul karimah yang menekankan nilai-nilai religious moderat yang mencerminkan nilai Islam Rahmatal Lil Alamin.

Menyitir dawuh KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah yang selalu diutarakan dalam berbagai kegiatan yakni: “Jadilah kalian santri yang intelektual dan intelektual yang santri, berfikir modernis dan berhati sufistik.” 

Menjadi pelajar, menjadi cendekiawan, menjadi ilmuwan, konsultan, guru, dokter yang ala santri, dll. Setiap kegiatan diorentasikan untuk mewujudkan mahasiswa yang beretika ala santri supaya bisa menjadi key person agar mempunyai keberagaman inklusif dan penyejuk dunia, rahmatan lil alamin.

Menjadi mahasiswa di Institut Al Qolam sekaligus santri menjadi sebuah harapan bisa menjadi key person tersebut.  Penyejuk dunia,  rahmatan lil alamin.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kuliah Sak Ngajine di IAI AL Qalam, Pilihan Terbaik Masa Depan

Trending Now