Tak Keberatan Mandi Berbaur Santri di Sungai, Kisah dari Haul KH Akhmad Mukhammad Khasan Winongan Pasuruan,

Admin JSN
31 Oktober 2022 | 04.24 WIB Last Updated 2022-10-30T21:24:34Z
Kisah Kenangan dari Haul KH Akhmad Mukhammad Khasan Winongan Pasuruan, Tak Keberatan Mandi Berbaur Santri di Sungai
PASURUAN I JATIMSATUNEWS.COM: Momen haul atau peringatan meninggalnya tokoh ulama, menjadi ajang menumpahkan kisah-kisah berkesan almarhum ketika masih hidup.  Begitupun yang berlangsung saat pelaksanaan acara Haul KH. Akhmad Mukhamad Khasan, 30/10/2022.

 Dihadiri para tokoh antara lain  Muspika dan Habaib serta alim ulama',  antara lain Pengurus Besar PB NU KH. Idris Andil Hamid, Ketua Suriah NU Kabupaten Pasuruan KH. Muzaki Birul Alim dan Direktur TV9 Ust. H. Misbakhul Munir dr kiri Direktor TV9 Kh. Misbakh Munir,  Habib Fauzi bin Hasyim Alhabsyi serta Habib Akhmad Alkhadad.

Acara haul juga menyebut nama besar tokoh lain untuk diperingati, yakni KH. Akhmad Jazuli Usman Ploso Kediri, KH. Akhmad Dahlan bin Bukhori Ploso Kediri serta KH. Akhmad Mukhamad Khasan bin Dakhlan sendiri dari Lebak Winongan Pasuruan.  

Berlangsung khusyuk acara haul di Pesantren Alfalah lebak Winongan asuhan KH. Muhammad Najib menampilkan sambutan dari alumni. Yakni disampaikan oleh KH. Sonhaji Abdussomad Sukorejo Pengurus PC. NU Kabupaten Pasuruan.

Diketahui, dari kisah yang beredar tentang sosok almarhum KH Akhmad Mukhammad Khasan banyak orang sepakat almarhum adalah waliyullah.  Tokoh yang tertutup,  tidak suka menunjukkan kapasitas keilmuannya. 

"Semasa hidup Kyau Akhmad setiap hari mengajar di Pesantren Alfalah asuhannya. Juga sering  menghadiri pengajian rutinan di wilayah Kecamatan Winongan, Grati, Gondang Wetan dan Rejoso. Bukan itu saja Kyai juga kerap datang bila diundang masyarakat apabila punya hajatan dan kematian," tutur salah seorang santri alumni. 

"Akhlak yang muliah dan tinggi juga menutupi keilmuannya, dimana beliau selalu andap asor dan boso jawa halus terhadap siapapun. Bahkan terhadap para santri.
Demekian juga kalau mandi, sering membawur di sungai dengan para santri. Kyau sosok yang dekat dengan santri,  sering ke bilik tempat perijinan santri yang pulang dan datang dari rumahnya untuk menegur sapa para santri," lanjut alumni santri tersebut. 

Kisah lain yang disampaikan  adalah, suatu ketika ada santri dari wilayah kecamatan Lekok yang  tidak mengerti bahasa jawa barusan datang dari ijin pulang rumah. Di tanya KH. Akhmad
"Kapan dugine sampean kang ?"

Di jawab santri madura itu, "Mbenjeng yai."

" Gitu ituloh yai juga tidak marah malah gunjeng oleh jawaban si santri madura asal Lekok tadi," imbuh santri lain memberikan tanggapan. 

Menurut alumni akhlak Kyau Akhmad sungguhlah mulia. Ketokohannya yang mengesankan,  patut menjadi teladan. 

Saksi mata acara haul menyebut yang hadir hampir 1000 an. 

" 1 kampung di pelataran dan jalan raya menuju Pemandian Umbulan macet padat dengan para pengunjung Haul," tutur salah seorang warga setempat.

SA/Ans
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tak Keberatan Mandi Berbaur Santri di Sungai, Kisah dari Haul KH Akhmad Mukhammad Khasan Winongan Pasuruan,

Trending Now