Kelompok pengajian ahad pagi bagi santunan untuk anak yatim dan dhuafa Masjid Awarul Muallafin senilai 10 juta rupiah
Santunan anak yatim dan duafa, senilai 10 juta, telah diberikan oleh kelompok pengajian Ahad pagi, di Masjid Anwarul Muallafin, Tlogo Kanigoro blitar, ahad, 16 oktober 2022
"Santunan yang hari ini dibagi 30 paket ini merupakan salah satu kegiatan rutin Masjid Anwarul Muallafin. Dalam satu tahun ada 3 kali santunan, bulan puasa, Maulid dan Rojab," jelas perempuan salah satu anggota kelompok pengajian.
Uang santunan di peroleh dari kotak amal yang diedarkan tiap pengajian ahad pagi selama 2 bulan sebelum kegiatan santunan.
"Sebagai bentuk pengamalan dari ilmu yang disampaikan kyai Muslim Muhyidin , pengasuh PP. Al Muslihun Tlogo. Mbah Kyai ini yg setiap ahad pagi memberi tausiyah tentang ilmu Hikam kepada para warga Tlogo," lanjutnya
Kelompok pengajian ini sudah berjalan sekitar 2 tahun, awalnya hanya yang sholat berjamaah subuh saja, sekitar 30 orang. Pengajian ini diberi nama ngopi bareng mbah kyai Muslim. Karena memang tiap pengajian seluruh jamaah disuguhi kopi panas biar lebih santai dalam menyerap ilmu agama.
Harapanya agar jamaah bisa ngangsuh kaweruh ilmu agama tanpa ada aturan formal spt di pondok pesantren. Warga bisa belajar agama dengan merokok, pakai kaos oblong. Karena memang di lingkungan sekitar masjid ini banyak orang-orang muallaf.
Di pengajian ini, ada sesi tanya jawab bebas seputar permasalah keluarga, seperti masalah jodoh, suami istri, anak, hutang, dan lain-lain. Pertanyaan diajukan dengan cara menulis disecarik kertas dan dimasukkan kotak pertanyaan, jadi warga tidak perlu malu utk bertanya seputar permasalahan keluarganya
Ternyata strategi ini menarik minat para warga, akhirnya jamaah secara sukarela menambah menu sarapan pagi sebagai teman ngopi di akhir pengajian.
Saat ini, jamaah ini mencapai 130 orang. Bahkan tidak hanya kopi dan makan pagi. Karena pemduduk sebagaian besar petani, bila ada yang panen banyak yang bawa sayuran untuk dibagi-bagikan kepada jamaan, seperti terong dan tomat.
Komentar ketua Takmir, "Sesuai dengan namanya, masjid ini dulu didirikan karena di sekitar masjid banyak warga yang muallaf, semoga dengan metode pengajian seperti bisa menjadi alat dakwah yang di ridhoi Allah," jelas Nur Fadli