Bocah Korban KDRT membangun Karakter mulia. Anak -anak korban KDRT membangun karakter diri melalui mengaji Sorogan dan muraja’ah di Pesantren Albisri pada Surabaya 10 Oktober 2022. Bisa hafal qur’an sembari sekolah full day. (foto: Makkinun)
LENSA I JATIMSATUNEWS.COM: Penguatan akhlak dan pengetahuan yang baik bagi anak, menjadi salah satu cita-cita semua orang tua. Namun sulit rasanya apabila di antara kedua orang tuanya sedang KDRT, diantara kedua orangtuanya telah meniggal dunia, bahkan karena finansial yang melemah, anak menjadi korban penganiayaan dan pelantaran.
Lembaga kesejahteraan sosial sangat terbuka bagi generasi muda yang unik-unik seperti hal tersebut. Lembaga kesejahteraan sosial ( LKS ) hanya sangat sedikit memperhatikan dengan telaten untuk penguatan akhlak dan pengetahuan yang baik. Menjadi sekaligus sebagai LKS dan pondok pesantren yang menerapkan kurikulum merdeka belajar bagi anak didik santri. Pesantren albisri turut membantu penguatan akhlak dan pengetahuan yang baik bagi anak dengan membantu di bidang Pendidikan di sekolah umum dan bisa hafal minimal 1 jus al-qur’an.
Praktek pengajaran yang di terapkan di pesantren Albisri, di tengah kesibukan santri di sekolah yang saat ini full day, memberikan motivasi semangat dan minat Sorogan dan muraja’ah usai pulang dari sekolah.
Di perkirakan sekolah pulang pukul 14.30. serentak Bersama-sama pulang ke pesantren, beristrahat dan makan. Sambil menunggu adzan asar santri beristirahat di dalam kamar, adzan asar serentak beriringan dan di ikuti oleh adzan santri untuk melakasanakan sholat berjamaah. Santri tidak bergegas beranjak, melainkan muraja’ah Bersama teman yang terpilih untuk berlatih Bersama. Hingga menjelang satu jam sholat maghrib, santri di istirahatkan untuk mempersiapkan sholat dan bersih diri, di lanjut jam berikutnya belajar tentang Pendidikan agama dan belajar secara kelompok untuk Pendidikan umum di sekolahnya. Konsistensi yang dilatih oleh pengajar selalu setia menemani adek-adek santri yang berkebutuhan khusus karena permasalahan keluarganya. Menjadi sebuah cita-cita pengajarnya agar santri tersebut lolos tes tahfidz alquran, mendapatkan pengajaran akhlak dan kehidupan sunah rosul dan sukses berkarir untuk masa depannya.
Jika dilihat dari faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia adalah pada masa kanak-kanak, dan ini baik sekali untuk daya ingatan, sehingga pada anak usia sekolah dasar, kemampuan memori sangatlah penting untuk dikembangkan dengan sebaik mungkin sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh individu dalam kehidupannya, nanti. Teori Abu Ahmadi (dalam Mustian, 2015)