MALANG I
JATIMSATUNEWS.COM: Acara reoni akbar yang digelar oleh STIT Ibnu Sina Malang yang dirangkai dengan seminar Nasional dengan tema “Pendidikan Humanis di Era Digital” ini telah dibanjiri oleh ratusan alumni dari berbagai daerah.
Acara yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 4 September ini telah dihadiri oleh anggota DPR RI yakni Bapak H. Hasanuddin Wahid, M.Hum, selain itu juga nampak anggota DPRD Jawa Timur yang sekaligus ketua muslimat Kabupaten Malang Dra. Hj. Khofidah.
Telah hadir pula Rois Syuriah NU Kabupaten Malang, KH. Zainul Arifin, di samping itu beberapa tokoh NU Kabupaten Malang termasuk KH. Abdullah Syam, dari Pesantren Rakyat yang saat ini juga telah menjadi keluarga besar STIT Ibnu Sina Malang.
Dalam acara tersebut ketua STIT Ibnu Sina Malang, Dr. H. Noer Rohmah, M.PdI, dalam sambutannya mengatakan pentingnya peran strategis para alumni dalam mengembangkan almamater tercinta yakni STIT Ibnu Sina Malang.
Tujuan diselenggarakannya acara reuni akbar ini selain sebagai wadah silahturahmi, temu kangen antar sesama alumni STIT Ibnu Sina, juga menjadi wadah untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi antara STIT Ibnu Sina dengan para alumni yang saat ini telah banyak berkiprah di masyarakat,
" Ada yang sudah mengisi beberapa jabatan penting dan strategis, serta menyamakan persepsi untuk membangun STIT Ibnu Sina ke depan," katanya
Reoni kali ini sengaja mengambil tema “ Pendidikan Humanis di Era digital” karena saat ini, nilai-nilai humanis semakin tergerus, sebagai dampak dari penggunaan teknologi.
" Dalam proses pendidikan, Interaksi secara langsung di kelas, Ikatan emosional antara guru dan siswa, penanaman karakter tidak pernah bisa tergantikan oleh teknologi," tutur beliau dengan nada menggebu-nggebu.
Beliau juga menambahkan bahwa " Salah satu cara “Merawat Nusantara” yang Bhineka ini adalah dengan “Pendidikan yang Humanis” agar tetap kokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diidamkan," lanjutnya
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak H. Hasanuddin Wahid,M.Hum selaku anggota DPR RI, bahwa penggunaan teknologi yang semakin pesat saat ini adalah suatu keniscayaan, di samping berdampak positif ( memudahkan manusia dalam berinteraksi dan memenuhi kebutuhan karena memiliki nilai efisiensi) telah berdampak negatif yakni makin menurunnya nilai-nilai humanis yang ada pada manusia itu sendiri.
" Hal ini cocok sekali dengan konsep pendidikan di Era Society 5.0, Suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang tahun 2019," ujarnya
Lebih lanjut ia mengatakan " Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia dan dikhawatirkan dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan selama ini," tutur beliau.
Penyataan di atas juga ditambahkan oleh Bapak Prof. Mujamil Qomar ( Guru besar dan dosen STIT Ibnu Sina Malang) bahwa manusia jangan pernah dikendalikan oleh teknologi,
"Justru ke depan manusialah yang harus berperan untuk mengendalikan teknologi agar nilai-nilai humanis bisa tetap dipertahankan dan salah satu tujuan pendidikan untuk memanusiakan manusia, membentuk manusia yang memiliki kepribadian unggul bisa tercapai," pesan Prof. Mujamil
Beliau juga menambahkan bahwa pemerintah seyogyanya harus lebih adil dalam memperlakukan lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Indonesia ini terutama yang swasta,
"Bagaimana lembaga yang masih tumbuh disupport baik dari segi bantuan dan lainnya agar menjadi lebih baik dan bisa berkembang," tambahnya
Acara reoni tersebut juga dilanjut dengan membentuk organisasi alumni dengan nama” Ikatan Alumni Ibnu Sina” yang disingkat dengan “IKANUSA” dan pemilihan pengurus alumni. Sebagai ketua terpilih adalah saudara Hanif yang saat ini menjadi Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Kepanjen. ( Fach/Ida )