Gunakan Travel Arofah Mina, Ketua Komnasdik Jatim Lakukan Umroh

Anis Hidayatie
20 September 2022 | 17.07 WIB Last Updated 2022-09-20T10:11:35Z
Umroh 8 sept
Bagian pertama : 8-9 September 2022

ARTIKEL I JATIMSATUNEWS.COM: Pagi itu tepat pada pukul 8.30, Kami para jamaah umroh travel arofahmina berkumpul di terminal T2 Bandara Juanda untuk melaksanakan briefing keberangkatan. Setelah ditutup dengan doa dan perpisahan dengan keluarga/pengantar,  kami diarahkan check in kedalam ruangan tunggu untuk menanti pesawat yang akan membawa kami ke kota Madinah Munawarah di negara Saudi Arabia.
    Penerbangan kali ini menggunakan pesawat Batik air dengan nomor penerbangan 075 JT. Pesawat yang kami gunakan kali ini relatif lebih kecil dibandingkan pesawat yang biasa digunakan oleh jamaah Travel arofahmina yaitu pesawat Saudi Arabia Airlines. Akan tetapi hal itu tidak menyurutkan para jamaah untuk melaksanakan panggilan Allah ini.
       Setelah penerbangan lebih kurang 10 hingga 11 jam kami tiba di airport Muhammad bin Abdul Aziz Madinah Munawarah. Setelah menyelesaikan proses ke imigrasi an kami langsung keluar Bandara dan sudah ditunggu oleh muthowif/ pemandu umroh  yang bernama Ustaz Jaswardi yang berasal dari Lombok. Beliau memiliki pengalaman yang cukup lama di bidang muthowif yaitu selama  8 tahun untuk melayani para jamaah umroh.
     Jam menunjukkan pukul 8.30 malam ketika kami tiba  di hotel  Golden Hayat yang bertepatan dengan pintu 320 arah Masjid Nabawi. Jarak antara hotel dan Masjid Nabawi Sekitar 500 meter. Kemudian dilanjutkan dengan makan dan salat Maghrib  yang dijama' dengan Isya dan  sambung dengan istirahat. 
Pukul 2.30 pagi, kami sudah berkumpul di lobby. Kemudian bersama-sama berjalan ke masjid Nabawi untuk melaksanakan salat sunnah Tahajud berjamaah. Diselingi dengan tausiyah dan arahan dari pembimbing atau TL. Untuk tausiah kali ini pembimbing menjelaskan tentang keutamaan salat di Masjid Nabawi, yang mana sesuai dengan hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, salat di masjid tersebut pahalanya 1000 kali lipat dibanding salat di masjid yang lain. Tak lama berselang alunan panggilan adzan  Subuh pun berkumandang. Terasa salat yang kami laksanakan subuh itu begitu syahdu. 
        Setelah melaksanakan salat subuh kami kumpul kembali di halaman masjid Nabawi, kami dipimpin muthawif dan tour leader berziarah ke tempat-tempat bersejarah di sekitar Masjid Nabawi. Yang pertama tentunya kami sebagai tamu harus sowan, atau minta izin kepada shohibul bait atau tuan rumah. Yaitu beliau Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dikarenakan paska pandemi semua aturan berubah maka pada kali ini kami tidak bisa dengan mudah ber jalan menyusur menuju samping makam Rasulullah melalui Babussalam atau pintu salam seperti masa sebelum sebelumnya. apalagi kami beserta rombongan ibu-ibu atau para wanita, sehingga kami hanya mampu mengucapkan salam dari luar masjid  ke arah kubah hijau yang dibawahnya terletak makam Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Sungguh suatu perasaan sesak, Haru dan sebak di dada. Kerinduan kami kepada Baginda dan harapan kami untuk menjadi umatnya yang berbaris bersama beliau pada hari kebangkitan kelak. Hanya untaian salam dan sholawat yang kami panjatkan pada pagi yang indah itu. Kemudian dilanjutkan kami mengirimkan salam kepada sahabat Baginda yaitu khalifah pertama Abu Bakar As Siddiq dan juga kepada khalifah kedua yaitu Umar Bin khotob yang berada satu ruangan yang sama dengan Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. 
Selanjutnya  kami berdoa ke arah makam Baqi, makam Baqi adalah pemakaman umum dimana para sahabat nabi dan istri-istri nabi serta anak-anak nabi dimakamkan di tempat tersebut. Saat berziarah sedang berlangsung, Fajar pun terbit. manakala secara otomatis payung-payung raksasa yang kuncup di halaman masjid Nabawi mulai terbuka bak ibarat bunga-bunga yang bermekaran. Payung-payung ini mempunyai fungsi untuk melindungi atau menahan terik panas matahari yang menyengat di bulan September ini.
Sembari berjalan pulang, kami menziarahi masjid-masjid di sekitar Masjid Nabawi diantaranya ada yang disebut dengan masjid Ghumamah yang mana pada sejarahnya masjid ini digunakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pertama kalinya  salat idul fitri selepas beliau berhijrah dari Mekah ke Madinah. Kemudian masjid ini mempunyai arti naungan awan yang mana pada kisahnya Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ketika salat di masjid ini dinaungi oleh awan salam rangka sholat meminta hujan. Masjid ghumamah pada saat ini tidak lagi digunakan sebagai tempat salat akan tetapi lebih sebagai semacam museum atau tempat nampak tilas, kemudian ada juga masjid yang tidak jauh dari masjid ghumamah yaitu Masjid yang dinamakan  Masjid Abu Bakar. dalam riwayatnya masjid tersebut dibangun oleh Khalifah Abu Bakar As Siddiq Akan tetapi sekarang  tidak digunakan, bahkan hanya dijadikan sebagai monumen.
      Setelah itu pun kami melanjutkan perjalanan ke suatu taman yang berada di sebelah Masjid Nabawi  Taman tersebut dinamakan dengan saqifah Bani Saadah, yaitu tempat dimana Khalifah Abu Bakar As  mengambil sumpahnya menjadi khalifah sepeninggal  wafatnya Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Lalu kami pun kembali ke hotel untuk sarapan dan istirahat.
       Hari itu kami melaksanakan salat lima waktu di Masjid Nabawi, Kami juga mendapatkan giliran sesuai  yang ditetapkan kerajaan Saudi Arabia melalui Kementerian Haji dan umrah  untuk masuk dan salat di roudhoh. Roudhoh adalah  suatu  yang tempat yang berada diantara kamar dan mimbar Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam  yang mana disebutkan dalam salah satu  hadist bahwa tempat tersebut adalah  tempat yang berasal dari tanah surga yang diturunkan ke bumi dan memiliki kelebihan mustajabnya doa yang di panjat di tempat tersebut. sehingga tidak heran  kaum Muslimin  yang datang ke Madinah  pasti akan  berusaha agar dapat salat di dalam roudhoh. Setelah melalui proses antrian yang panjang akhirnya jamaah arofahmina dapat masuk dan  salat di dalam raudhoh di  mana pada momen itu dada kita begitu  terguncang, jiwa kita begitu Terpukul   Penyesalan akan kehilafan kehilafan selama ini semua ditumpahkan di tempat  tsb dan  juga doa doa   Harapan dan keinginan keinginan agar di ijabah oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Sungguh inilah suatu momen dimana ego kita runtuh, kesombongan kita lebur, kita hanya merasa bagaikan Butiran Debu dan tak ada daya dan upaya  kecuali milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala
       Puas bermunajat di Raudhoh.  Kami  diarahkan atau lebih tepatnya  di perintahkan oleh para tentara atau yang biasa disebut dengan Askar bergantian meninggalkan Raudhoh  agar antrian berikutnya dapat masuk ke tempat tersebut, kami pun berjalan melalui pintu  yang mana  terletak makam Baginda Nabi Sallallahu Alaihi  yang begitu dekqt dengan tempat kita berjalan sekali lagi  mau tidak mau memaksa air mata  tumpah ruah dikarenakan rasa Haru, Rindu, dan tak percaya karena tempat kita berdiri saat ini begitu dekat dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

Penulis: Ustadz Hudy Hidayat Arofah Mina
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Gunakan Travel Arofah Mina, Ketua Komnasdik Jatim Lakukan Umroh

Trending Now