Cerita Perempuan di Pelataran Kakbah Yang Punya Cita-cita Mati di Mekah

Admin JSN
24 September 2022 | 05.30 WIB Last Updated 2022-09-23T23:06:56Z
Artikel
JATIMSATUNEWS.COM: Menjejakkan kaki di kota suci Mekkah adalah impian. Bahkan, saking inginnya kupatrikan keinginan untuk mati di kota itu, saat menjalankan ibadah, entah umroh atau haji agar jasadku ada di antara orang-orang beriman pilihan Allah. Rasululullah, sahabatnya, juga syuhada' yang gugur membela Islam dengan jaminan syahid, surga.

Lalu, ketika impian itu terwujud maka aku mengingat kembali tentang cita-cita itu. Untuk dijemput mau di hadapan Ka'bah dengan sebuah kisah yang membuat merinding. Aku tidak dijemput maut akan tetapi rasanya sudah dekat dengan akhir dunia di pelataran kakbah itu.
Inilah kisahku ketika berada di Mekkah. Di hadapan kabah. Semua benar adanya dan nyata.
 
Dulu, sebelum pergi ke kota Mekah saya sering berbicara bahwa kalau saya pergi ke kota itu biarin saya meninggal di sana. Pikir saya, "Lah, itu cuman omongan biasa."

Akan tetapi subhanalloh, jangan salah ya teman, sahabat. Omongan itu doa. Dan apa yang saya rasakan benar adanya. Saya yang merasa kan itu. 

Ketika saya mau pulang dari salam perisahan muterin ka'bah 7 kali atau Towaf Wada' kata Pak Ustadz Suardin, ketika sedang berdoa di hadapan ka'bah ya Allah saya merasa sudah mau meninggal. Leher rasanya terekik, susah bernapas sampai mongkek-mongkek. Keringet dingin bercucuran, napas tersengal, susah sekali mengeluarkan atau menghirup udara. 

Seluruh badan rasanya dingin, sudah gak jelas yang rasakan. Terus saya teringat dengan omongan saya waktu itu. Segera saya mohon ampunan dan beristighfar, terus menerus membaca Astaghfirulloh. Meminta maaf pada Allah yang maha kuasa.
 
"Ya allah tolong saya maafkan saya Ya Allah. Anak-anak masih butuh saya, ampuni dosa saya dan maafkan atas apa yang telah saya ucapkan ya Allah," tutur saya memohon.

Teryata, Allah Maha Kuasa, Ahamdullilah nafas saya kembali perlahan. Berangsur normal. Sampei detik ini, hingga 7 hari sesudah sampai di rumah, di Jakarta Indonesia saya masih bisa bernafas.

Cerita ini benar - benar saya alami. Untuk saya pesen jangan berkata sembarangan. sekate-kate kata orang Betawi mah.

Mudah-mudahan cerita ini bisa jadi contoh buat orang-orang agar kalau punya mulut itu dijaga. Ini pesan buat saya sendiri dan juga teman atau sahabat yang akan pergi ke tanah suci. Jangan meminta mati, biar takdir yang menentukan, Allah tahu yang terbaik buat hambanya, termasuk saya. 

Seperti dituturkan Elis pada Anis Hidayatie
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Cerita Perempuan di Pelataran Kakbah Yang Punya Cita-cita Mati di Mekah

Trending Now