Gambar 1

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 2

Anis Hidayatie, Perempuan Desa Ngroto-Pujon yang Berangkat Umroh Gratisan Berkat Tulisan

Admin JSN
05 September 2022 | 07.42 WIB Last Updated 2022-09-05T13:18:43Z
Anis ketika berjualan, bersama FPK Forum Pembauran Kebangsaan Pasuruan dan buku Quotes Kebangsaan, Saat liputan sertifikasi dewan Hakim MTQ bersama JQH, Jamiatul Qurro' wal KHuffadz.  Sumber gambar. Anis.doc.pri
MALANG I
JATIMSATUNEWS.COM: Sekira 2 tahun lalu, seorang guru dari MTsN 2 Blitar Enik Rusmiyati meminta ijin pada perempuan warga desa Ngroto Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

Ijin yang disampaikan adalah niat untuk menulis kisah hidup perempuan itu agar mendapat hadiah umroh. Perempuan yang dia kenal lewat komunitas penulis buku, Komalku Raya, Komunitas Menulis Buku Malang Raya binaan Ning Evi Ghozali Gading Pesantren.

Merasa ini akan menjadi salah satu jalan meraih mimpi, perempuan bernama Anis Hidayatie itu mengizinkan. Maka dipersilahkan bu guru Enik mengamati kegiatannya sehari-hari. Tak keberatan meski ada sisi susah dalam kehidupannya yang sebenarnya ingin ditutupi untuk ditulis. 

"Gak papa mbak, siapa tahu menginspirasi orang lain untuk tak berhenti bermimpi. Bisa umroh meskipun nampaknya bukan sesuatu yang memungkinkan dari sisi keuangan," cetus bu guru Enik sebagaimana ditirukan Anis Hidayatie kepada JatimSatuNews.com Senin 5/9/2022.

Maka sejak itu Bu Guru Enik mulai mengamati Anis Hidayatie. Lewat postingan di FB, di status, juga di tulisan tulisannya yang kerap menceritakan keseharian di sebuah platform Kompasiana.

Bahan dikumpulkan, narasi dibuat, disertai foto yang dia minta akhirnya kisah hidup Anis Hidayatie dia tulis. Dikirim ke penyelenggara kompetisi Kumparan.com dengan sponsor asuransi Allianz. Judul tulisan berbunyi "Jemput Mimpi dengan Jualan Keliling Kampung". Tagarnya, awali dengan kebaikan.  Diposting di IG enikrusmiati99.

Respon luar biasa didapat, tak lama sesudah share like dan komen banjir ke IG bu guru Enik. Berasal dari mereka yang kenal keduanya. Tersaring di antara ribuan peserta dari seluruh Indonesia.  Anis masuk nominasi 50 besar, lalu diperas lagi hingga 25. Bu guru Enik berjuang, Anis pun. Puncaknya ada di peringkat 5 dari 25 orang yang mendapat sposnsor akan berangkat umroh.

Sejak itu jatah keberangkatan sudah di tangan. Maret 2020  mestinya Anis berangkat, namun gagal karena pandemi. Kini, jadwal sudah diberikan kepada, Selasa 6 September 2022. 

"Insya Allah akan berangkat, ke Juanda dulu lalu ke Jakarta baru perjalanan umroh esok harinya, tanggal 7 September. Travelnya Azkiya Tour Jakarta," papar  Anis yang kemudian menceritakan kisah hidup yang ditulis bu Guru Enik.

Diantara guru-guru SMP Islam 1 Pujon dan duta tahfidz sekolah
Diketahui, Anis adalah guru Agama dan Bahasa Arab di sekolah Swasta SMP Islam 1 Pujon. Kepergian suami ke pangkuan ilahi Rabbi medio Januari 2018 memaksanya banting tulang sendiri. Menghidupi 2 anak, sulung masih awal kuliah di UIN Maliki dan bungsu masih kelas 1 SMP di pesantren Al-Amin Prenduan Madura. Juga seorang mertua, wanita sepuh ibu almarhum suaminya. Anis bertahan di rumah mertua karena suaminya, Almarhum Abdul Rokhim yang semasa hidup adalah guru MI Mabruk Quran Mantung adalah anak tunggal.

Tak ada pilihan lain, Anis yang dibesarkan di Bangil oleh orang tua yang pernah menjadi Camat Bangil H Mustaim meskipun lahir di Blimbing Malang itu menetap di Pujon. 

Foto bersama Kades Ngroto di Balai desa yang terletak pas di depan rumah Anis
Selain sebagai guru, dia juga mempunyai kegiatan lain di sore hari. Yakni sebagai guru ngaji anak-anak tetangga di rumahnya, yang digunakan sebagai TPQ, Taman Pendidikan Al quran bernama Ar Rokhim. Kegiatan rutin yang telah dilakukan bertahun lalu ketika suaminya hidup. 

"Waktu ada suami, saya dulu sempat membuka bimbingan belajar sebagai sumber penghasilan lain, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Suami saya dulu bagian pelajaran eksak seperti Matematika atau IPA sementara saya bagian Bahasa Inggris atau non Eksakta. Tak ada suami saya merasa tidak mampu melakukan itu lagi, kasihan murid kalau tidak maksimal," cetus Anis menerawang, mengenang dengan sedikit genangan air di pelupuk matanya.

Menjadi guru ngaji tetap dipertahankan sebagai bagian amal jariyah yang dia harap sampai pula pahalanya pada suami.

Rumah suami Anis kini jadi taman baca dan TPQ.
"Ini rumah suami saya, tempat mengaji itu saya bangun dari uang sertifikasi dan donatur, di sana suami saya pernah dimandikan sebelum berangkat ke rumah terakhirnya, makam. Semoga pahala anak-anak mengaji sampai pada suami saya," lanjut Anis dengan suara terbata.

Tak lagi menjadi guru bimbingan belajar, Anis mencari uang dengan cara lain. Tanpa malu dia menjadi penjual susu kedelai dan kue basah keliling. Dilakukan setiap pagi hari sebelum mengajar. Rute yang ditempuh hanya sekitar rumahnya ke arah pesantren Nurul Kharomain asuhan KH Ikhyak Ulumuddin.

"Terima kasih tak terhingga pada Abi yang tidak melarang saya berjualan di lingkungan pesantren, meski hanya sebentar karena sayapun harus mengajar di samping menghargai waktu belajar santri di sana. Saya jualan sebelum mereka pelajaran," papar Anis dengan nada takdzim ketika menyebut nama pengasuh pesantren Nurul Kharomain, KH Ikhyak Ulumuddin.

"Sekitar setengah 6 saya berangkat jualan. Nanti setengah 7 saya usahakan sudah di sekolah. Bersiap mengajar. Alhamdulillah saya diberi ijin pula berjualan di Sekolah ketika istirahat. Sehingga ketika jam pulang sudah bisa membawa uang untuk yang di rumah," imbuh Anis.

Terus dilakukan hingga saat ini, Anis juga mulai melakukan sesuatu yang lain yang tak pernah dilakukan ketika suaminya hidup, yakni menulis.

Sebuah hobbi dan profesi yang lama dilupakan sejak dia menikah. Dulu, Anis muda, saat sekolah di PGAN Malang Jalan Bandung adalah penulis free lance di beberapa media. Pernah menghiasi surat kabar cetak waktu itu, semisal Jawa Pos, Surya atau Karya Darma. Menginjak bangku kuliah dia meneruskan hobbinya di bidang Jurnalistik. Terakhir sebelum lulus dan menikah dia adalah reporter di Tabloid Solidaritas Surabaya dan Pemimpin Redaksi Majalah Kampus IAIN Sunan Ampel Malang INOVASI periode 1992 hingga 1995.

Anis menulis lagi, lewat dorongan kawan Rodhiyah Mahbubah semasa nyantri di Pesantren Nurul Huda Mergosono Malang dahulu. Menjadi buku cetak atau karya tulis dikirim online. Fiksi, non fiksi, juga menekuni lagi profesi sebagai penulis berita atau wartawan. Dari dunia menulis itu dia juga mendapat  penghasilan meskipun katanya tak menentu.

"Menulis itu passion, saya mendapatkan energi lewat menulis. Apapun, esai, cerpen, novel, karya ilmiah, bahkan berita. Saya bahagia dengan menulis, meskipun sering tak mendapat uang," paparnya.

Makin hari namanya makin dikenal, karya bukunya antara lain Salikah Tentang Cinta dan Ruang Sunyi, Pujon Kidul Desa Wisata Penuh Pesona, Eksotisme Semare, dan yang terkini adalah Jejak Satu Tahun FPK Kabupaten Pasuruan.

Disamping menulis solo dia juga terlibat menjadi narasumber kepenulisan untuk kemudian dibukukan. 

"Baru saja saya menulis bareng guru guru TK untuk buku berjudul 51 Cerita Dongeng Anak-anak Himpaudi Wonorejo, disamping menyelesaikan novel duet berjudul The Perfect Husband di Innovel," paparnya.

Menjadi editor, menjadi narsum bahkan menjadi relawan untuk wisata desa, umkm hingga bank sampah kini dia lakukan.

"Muaranya semua itu ke dunia menulis. Apapun yang saya lihat, saya dengar, saya rasakan, saya ingin lakukan saya tulis, supaya orang tahu kegiatan saya dan tergerak mau melakukannya juga," papar Anis beralasan tentang keterlibatannya one man show jadi relawan.

Esok hari akan menjadi sejarah baginya, mimpi yang dia akui menjadi paling ingin diwujudkan. Ke tanah suci, beribadah di sana, menggapai kemuliaan 2 tanah yang paling dia rindukan, Makkah Madinah.

"Saya ingin menjalankan ibadah di sana, meraih keutamaan, berdoa sepenuh jiwa, bertaubat, serta mengumrohkan suami saya," tukas Anis dengan suara tercekat.

Sebelum menutup percakapan dia sampaikan pesan kepada siapapun yang mengenalnya.

"Pada siapapun yang mengenal, salam mohon maaf untuk seluruh salah yang pernah saya perbuat mohon doa agar umroh saya lancar, sehat dan selamat," paparnya lebih lanjut.

Bumi Ngroto Pujon yang asri dengan udara sejuk akan dia tinggalkan esok hari bakda subuh, menuju perjalanan umroh. Ke Makkah dan Madinah. (Ans/Fach)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anis Hidayatie, Perempuan Desa Ngroto-Pujon yang Berangkat Umroh Gratisan Berkat Tulisan

Trending Now