MALANG I JATIMSATUNEWS.COM: Dimulai Selasa, tanggal 23 sampai 30 Agustus 2022, tim survey program ‘sekolah moderasi’ bidang Pais Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur melakukan kunjungan ke beberapa SMA dan SMK di Jawa Timur. Khususnyav di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lamongan yang masuk nominasi dalam rangka program pemilihan Sekolah Moderasi yang baru dirintis tahun 2022 ini.
Menurut Juhedi, Kepala bidang Pais PAIS Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, Program pemilihan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan sekolah moderasi.
" Kegiatan ini kami laksanakan dalam rangka mewujudkan sekolah yang berkualitas yang memiliki keunggulan, khususnya dalam mengembangkan sekolah yang islami, moderat, ramah, damai dan dapat menjadi salah satu sekolah yang mencerminkan terwujudkan komunitas belajar yang baik, baik bagi siswa maupun juga bagi guru bahkan masyarakat sehingga selalu menjadi sumber inspirasi dalam pembangunan sumber daya manusia, dari lingkungan sekolah, suasana belajar, suasana interaksi dengan seluruh warga sekolah dan masyarakat sehingga dapat menjadi protipe sekolah yang ideal", ungkap Juhedi.
Lomba ini dilakukan dari proses pengajuan kepala sekolah dengan cara mengirim profil sekolah berupa tulisan yang menarasikan keadaan sekolah atau budaya sekolah baik berupa data fisik maupun non fisik. Termasuk gambaran masa depan sekolah yang ditulis secara naratif sehingga bisa menjadi bacaan novel sekolah moderasi. Dari tulisan profile sekolah kemudian dilakukan penilaian dan survey untuk mendapatkan penilaian dan arahan sehingga nantinya karya profil sekolah moderasi tersebut dapat diterbitkan sebagai buku buku novel.
Manurut Maimon hari ini, sebagai ketua tim survey; hasilnya luar biasa.
"Setelah dilakukan kunjungan ke beberapa sekolah, hasilnya sangat menarik, bahkan program ini kelak akan dapat menjadi program unggulan untuk mewujudkan satuan pendidikan yang dapat memberi semangat pada pengelolanya bahkan juga pada masyarakat untuk memilih sekolah. Bagi guru juga akan menjadi spirit untuk mengajar secara berkualitas. Sebab seluruh komponen, seluruh aktifitas, sarana-prasarana yang ada akan dikaji dan rancang sebagai sebuah media pembelajaran yang tidak hanya untuk efektifitas pembelajaran namun menjadi sarana untuk menguatan karakter (akhlakul karimah)", tutur Maimoen.
Melalui program ini para kepala sekolah dituntut untuk menarasikan terhadap apa yang dilakukannya di sekolah sehingga segala keputusan yang ditetapkannya benar-benar dapat bermuara pada penguatan karakter siswa. Misalnya saja terkait penetapan sarana parkir sekolah. Apa kira-kira karakter yang ingin dikuatkan dari penataan parkir tersebut. Ruang osis apa kira-kira karakter yang dikuatkan di dalamnya. Siswa yang beraneka latar belakang agama, budaya maupun suku dan lainnya. Apa kira-kira nilai karakter yang akan dikuatkannya. Dan lain sebagainya.
"Setelah penilaian ini selesai maka seluruh naskah akan difasilitasi untuk diterbitkan sebagai buku yang nantinya akan menjadi referensi atau buku bacaan bagi masyarakat yang menarik dan menginpirasi dalam dunia Pendidikan," tutup Maimon.
Refan Purba