BANYUWANGI I
JATIMSATUNEWS.COM: Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Pasuruan mengadakan study tiru ke FPK Kabupaten Banyuwangi, Rabu (31/08/2022).
Pelaksanaan diadakan di Kampung Pancasila Desa Patoman Kabupaten Banyuwangi. Sebuah desa yang berdasar keterangan Kades Suwito merupakan pemekaran Desa Blimbingsari 2002 lalu.
FPK, Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Pasuruan disambut cukup meriah oleh FPK Kabupaten Banyuwangi sampai-sampai celetuk serasa DPR-RI dilontarkan oleh ketua FPK Kabupaten Pasuruan, Bayhaqi.
"Alhamdulillah, kami disambut sangat meriah, bahkan rasanya kami selevel Anggota DPR RI saja," cetus Gus Bayhaqi disambut tawa dan tepuk tangan kedua lembaga di bawah binaan Kesbangpol itu.
Membawa serta pengurus dan Kabid Poldagri Pantja Wisnoe Ismojo, FPK Pasuruan mengenalkan seluruh peserta yang berjumlah 14.
Tentang kedatangan yang dikawal oleh Kesbangpol Kabid Pantja mengatakan akan terus memfasilitasi FPK.
"Kesbangpol akan terus mendampingi dan memfasilitasi setiap kegiatan FPK,"cetusnya.
Dalam forum diskusi, kedua institusi antar etnis itu saling berbagi pengalaman dalam mensosialisasikan pembauran kebangsaan.
FPK Kabupaten Pasuruan diantaranya mengenalkan brand utama sebuah suku di Kabupaten Pasuruan yang cukup mendunia yakni Suku Tengger dengan seorang anggotanya Parji. Mengenalkan diri cukup kocak saat diminta mengawali tentang keberadaan suku Tengger di Bromo.
"Nama saya Parji, lahir bulan Sapar tanggal siji, asli putra Tengger Gunung Bromo,"jelas lelaki bernama Parji.
Dari pihak FPK Kabupaten Banyuwangi juga mengenalkan kekhasan suku yang dimiliki yakni Osing.
"Tentang Osing, saya orang Osing tapi tidak tahu dari etnis mana. Apakah Arab, Jepang, atau Belanda. Yang saya tahu kampung saya kopat, Komunitas Osing Pelestari Adat. Saya orang Indonesia. Sejarah dahulu Saridin berjalan dari Pati ke Tengger lalu ke Banyuwangi. Masa lalu ini menunjukkan kebesaran Blambangan," papar tokoh pendiri Kopat Sanusi Marhaemi.
Sementara itu Kabid Ideologi Nasrudin dalam sambutannya menyebut bahwa Kesbangpol Banyuwangi telah memiliki aplikasi Sidik Wangi, sebuah aplikasi informatif memudahkan seseorang mendapat referensi literasi keberadaan 83 suku atau etnis yang ada di Banyuwangi.
"Sistim informasi data dikumpulkan dan akan menjadi sebuah buku, Banyuwangi Daalam Bingkai Etnis dan Suku," papar lelaki berbaju putih dengan udeng khas Banyuwangi itu.
Sementara Ketua FPK Banyuwangi, Miskawi memaparkan di Desa Petoman berfungsi penerapan posko sila ke sila. Dari sila ke 1 sampai 5. Desa Patemon 2016 telah ditetapkan sebagai desa Kebangsaan, Kampung Pancasila dan menjadi juara 1 tingkat korem," cetusnya.
" Desa Patoman merupakan Kampung Pancasila yang Natural, tidak dipaksakan pembentukannya. Sudah ada sejak dulu, merupakan potret masyarakat Patoman yang welas asih, di Desa Patoman Pancasila bukan hanya pola pikir tapi sudah jadi pola sikap," sambungnya.
Penuh dengan informasi dan pengetahuan baru tentang masing-masing kekayaan suku,etnis dan budaya baik dari FPK Kabupaten Pasuruan dan Banyuwangi acara makin berwarna dengan pertunjukan tari oleh FPK Banyuwangi.
Kegiatan yang berlangsung di ruang Posko Sila ke 1 desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi, merupakan pertama diadakan kedua pihak. Kelanjutannya akan diagendakan kunjungan balasan.
Ramah tamah, foto bersama mengakhiri pertemuan sebelum rombongan FPK Kabupaten Pasuruan kembali ke kampung halaman menggunakan bus Duta Prima.
Ans